Senin, 18 Juli 2011

Ulang Tahun = Anamnesa +Diagnosa+Prognosa+Terapi




Dini hari, 24 tahun yang lalu saya yakin seorang wanita nomor satu dalam hidup saya sedang berjuang antara hidup dan mati, sedang bertarung dengan sebuah rasa sakit maha dahsyat, perih tak terkira.
Sedang di luar ruangan sana dengan keyakinan yang sama pula, seorang laki-laki paruh baya saya pastikan sedang duduk termenung ditemani secangkir kopi dan sebatang rokok, kombinasi yang  merupakan istri kedua bagi sebagian para suami di dunia,  sebagai teman kerja, sahabat di malam hari sekaligus obat anti stres paling mujarab.
Namun detik itu tegukan kopinya tak akan senikmat malam-malam sebelumnya, kepulan asap rokoknya pun seakan lebih tebal dari biasanya, tampak jelas kegelisahan dan kecemasan sedang menjajah hampir seluruh raut wajahnya.
Hanya karena satu hal, menunggu sebuah tangisan, tangisan dari seorang bayi, anak pertama mereka.
Tangisan yang akhirnya memecah kesenduan shubuh hari, entah setelah teriakan rasa sakit yang keberapa dari wanita itu, entah setelah cangkir kopi ke berapa dan entah setelah puntung rokok yang ke berapa dari laki-laki paruh baya itu, yang pasti saya lahir sesaat sebelum adzan shubuh kata bu bidan yang merupakan seorang ibu kandung kedua bagi saya.

Huuuuuffftt....24 tahun sudah..tak terasa..namun sampai saat ini rasa sakit dan rasa gelisah di shubuh hari itu belum sedikitpun terbayar oleh saya..belum..bahkan secuilpun pun tidak..
Maafkan saya, anak laki-lakimu ini tak ubahnya masih seperti sampah, tak berdaya guna sama sekali..bahkan sampah yang bau dan menjijikkan itu masih lebih terhormat karena masih punya kesempatan untuk dimanfaatkan dengan daur ulang.
Tapi jauh di kedalaman palung hati ini, masih berkibar kobaran api harapan untuk membayar lunas semua "utang-utang" itu. Yah anakmu ini akan berjuang untuk semuanya..saya berjanji..hidup adalah perjuangan, Insya Allah akan saya menangkan..

Tidak ada masa paling khidmat untuk menggali kembali kenangan masa lalu, membuka kembali album sejarah hidup lembar demi lembar selain di malam saat peringatan hari kelahiran kita.
Saat saya memejamkan mata, satu demi satu dokumentasi hidup yang tersimpan di memory ini berbaris rapi dan menunggu giliran tayang.

Ananto Suarbhakti,
Dengan nama itulah saya terlahir. Nama yang selalu membuat kerutan di jidat guru-guru setiap kali mengabsen, sepanjang karir saya di dunia pendidikan. Namun saya menikmatinya, menganggapnya sebagai anugerah karena bukanlah nama pasaran yang jamak kita temukan di pasar-pasar tradisional, setidaknya saya tidak terlahir dengan nama -udin di belakang sebab sampai matipun saya tidak akan rela nama saya dicatut dan dijadikan lagu oleh orang lain atas alasan komersil.
Lalu pertanyaan lanjutan yang paling sering muncul tentang nama saya, darimana nama RiO itu?
saya pernah menjelaskan tentang hubungan tidak lazim antara nama panjang dan nama panggilan saya ini  pada seorang asisten biokimia yang cantik rupawan baik hati bijak bestari waktu zaman kuliah dulu. Saya tulislah nama saya dengan besar-besar huruf kapital semua di sebuah kertas ANANTO SUAR BHAKTI kemudian saya lingkari huruf R dari akhir frase SUAR, I dari frase akhir BHAKTI serta O dari akhir frase ANANTO. Setelah berpikir sesaat, dia pun tersenyum manis..manis sekali.."kalau begitu mulai sekarang saya panggil kamu ORI nah" !! saya : #gubrak...untung saja kakak cantik ini tidak cadel, hampirmi sedikit lagi jadi bahan pelumas namaku..
Sejatinya, nama Rio berasal dari nama kapal motor (KM) Ariyo yang ditumpangi oleh bapak dari Kendari beberapa jam sebelum kelahiran saya.

Dari penuturan mereka yang mengasuh ketika kecil, saya adalah bayi dan balita yang kuat makan dan minum susu, sejak mengetahui hal itu saya tak pernah lagi bertanya dalam hati mengapa kalau makan indomie bisa sampai 4 bungkus plus 2 telur rebus, tak lagi heran mengapa kalau minum air es standar minimalnya adalah 2 gelas penuh, dan tak lagi bingung mengapa KMS saya waktu bayi grafiknya seperti pendakian jembatan beli hingga melewati garis tertingginya. Sebuah piagam 20 besar lomba foto bayi sehat itupun jadi sertifikasi yang membenarkan fakta ini, memang nafsu makan saya tinggi sejak kecil tapi tolong dibedakan yah, sekali lagi hanya nafsu makan yang tinggi bukan rakus..mmmm...sedikit ji..haha..
Tapi untuk kesekian kalinya saya anggap ini sebagai anugerah, badan saya jadi tumbuh subur, jarang sakit dan alhamdulillah selalu segar. Ingat pepatah Yunani Kuno..Men sana in corpore sano..yang kurang lebih artinya "Di dalam badan yang besar ada otak dan hati yang besar pula" ... hehe

Saya ingat semasa TK, punya hobi yang tidak wajar untuk ukuran anak berumur 4 tahun. suka menjodoh-jodohkan sesama anak tinggal di rumah atau om-om saya yang masih bujang dengan tante-tante saya yang masih lajang. Sampai mereka sangat sering bilang begini "Heh.. la ryo ini tanda-tanda orang cepat kawin nanti" (syukur alhamdulillah saat itu tidak ada malaikat yang sedang lewat, makanya ucapan mereka tak jadi kenyataan). Saya sebenarnya benci mengatakan ini, namun memang benar kodrat laki-laki adalah memiliki naluri petualang dalam hal cinta sedang wanita mau tidak mau menjadi objek petualangan tersebut.   Maka tak perlu heran dengan adagium " Seorang lelaki semakin kaya semakin nakal sedang sebaliknya seorang wanita semakin nakal semakin kaya ."
Hukum alam tertulis seperti itu, laki-laki memilih atau mencari sedang wanita dipilih dan dicari.
Ironisnya kenyataan hari ini sebagian kaum wanita salah mengartikan spirit emansipasi dan kesetaraan gender dari paham eksistensialis feminisme hingga timbul ketimpangan-ketimpangan tentang kodrat kewanitaannya terutama dalam hal tanggung jawabnya sebagai seorang ibu dan istri. Begitupula sebaliknya dari golongan Adam banyak pula yang terbuai oleh sebuah "imajinasi sosial" turun temurun yang bias gender. Bahwa wanita adalah seorang laki-laki yang tidak lengkap, wanita dalam segala hal terbelakang, tidak memiliki kesanggupan untuk berpikir dan berefleksi..posisinya ada diantara laki-laki dewasa yang merupakan manusia sesungguhnya dan anak-anak hingga pada akhirnya wanita diciptakan sebagai mesin pencetak keturunan. Pendapat-pendapat ini sejak zaman dahulu kala sukses mencetak biru persepsi laki-laki terhadap wanita, ditambah lagi dengan penyalahartian tentang dogma agama bahwa laki-laki adalah seorang pemimpin keluarga maka sempurnalah hegemoni kaum adam atas kaum hawa bahwa mereka unggul segala-galanya dan  memiliki kekuasaan absolut otoriter terhadap wanita. Hingga terkesan para lelaki cenderung membatasi ruang gerak wanita dalam pergerakan roda zaman sampai akhirnya mereka termaginalkan dalam peradaban.

Padahal pada kenyataannya wanita adalah mahluk yang begitu dimuliakan oleh Allah SWT sebagai perhiasan dunia. Anda salah besar bila menganggap wanita adalah sosok yang lemah karena sesungguhnya dia adalah mahluk yang kuat..sangat kuat malah, namun kekuatan mahadahsyat itu seringkali terselimuti oleh tembok tinggi ego dan perasaannya. Wanita dan pria adalah mahluk yang saling melengkapi, saling membutuhkan satu sama lain, dan murni memiliki hubungan simbiosis mutualisme. Demokrasi dan HAM tak akan sempurna berjalan bila infeksi bias gender ini terus merajalela. Keywordnya adalah pemahaman tentang makna keadilan dalam gender yang diusung oleh Kartini sang maestro emansipasi. Bahwa keadilan tidak mesti sama, adil menurut konteks dan porsinya adalah keadilan yang hakiki.
Wah saking berapi-apinya saya lupa kalau sedang menulis tentang ultah bukan tentang gender.

Sebenarnya lebih karena saya adalah penentang keras dari KDRT, terutama kekerasan pada kaum wanita.
Sebab sejak kecil saya paling tidak suka disentuh oleh yang namanya kekerasan terkecuali oleh kedua orang tua saya karena mereka memang memiliki hak otonom penuh atas itu tapi saya tahu itu adalah bagian dari proses pendidikan sama sekali jauh dari KDRT.
Saya ingat bila berbuat sebuah kesalahan yang membuat sebagian rambut mama berdiri (ini adalah secret plus emergency code agar saya harus lari karena yang bersangkutan sedang diamuk amarah level tertinggi), maka bapak akan memanggil nama saya dengan pelan namun tegas dan penuh wibawa, kemudian sesaat saya didudukkan di pangkuannya, rambut saya dibelai dan dia akan berkata "coba ambil kayu-kayu kecil dulu di luar". Maka dengan gagah berani bak seorang pahlawan walaupun masih berceceran air mata dan warna merah di pangkal paha hasil prakarya kesenian tangan (baca ; mencubit) dari mama yang masih begitu menyilaukan mata, saya tetap berjalan ringkih disertai sesenggukan mencari kayu terbesar yang ada di halaman, ini adalah ide brilian yang telah mengalami riset penelitian dan telah disimulasikan berpuluh-puluh kali dengan tingkat akurasi 100%.  Sebab dengan kayu besar maka beliau hanya akan tega memukul sekali itupun tidak keras hanya sekenanya saja sedang bila dengan kayu kecil pukulannya bisa sampai 10 kali dengan ayunan sekuat tenaga menyaingi smash 1000watt Haryanto Arbi.  Ahh..sulit percaya seumur itu saya sudah punya bakat licik yang cerdas luar biasa kawan.

Oh iya hampir lupa, tersangka utama yang sering membuat saya dipukuli dengan kayu ini tak lain dan tak bukan adalah "tidur siang". Yah dialah pekerjaan paling membetekan di seluruh dunia buat saya pada masa itu, dialah musuh terbesar dalam hidupku saat itu, perampas nafsu bermainku sekaligus perampok naluri hiperaktif masa kanak-kanakku..Maap maap saya terbawa emosi..#nafas memburu mata melotot kedua tangan mengepal (lha mengetiknya pake apa??)

Mungkin masih terlalu banyak kisah masa kecil saya yang unik dan menarik dari sejarah hidup ini namun saya sudah sangat mengantuk, hari yang lumayan berat buat saya. Di lain waktu saya akan menceritakan sisanya.


Bicara ulang tahun maka kita bicara tentang hal kelahiran dan kematian sekaligus bak dua sisi mata uang yang berlawanan namun selalu berdekatan. Hakekat ulang tahun adalah tentang peringatan simbolik hari kelahiran namun juga sekaligus pesan tersirat akan pentingnya mengingat kematian. Hari peringatan di mana pertama kali kita melihat indah dan nikmatnya dunia fana ini, hari dimana kita mengingat apa saja yang telah diperbuat sejak satu tahun yang lalu pada peringatan di tanggal yang sama  serta hari dimana kesadaran nurani terdalam kita tersentuh bahwa umur kita di dunia telah bertambah sekaligus berkurang. Sebab sungguh kematian mengajarkan makna bersyukur yang menurut saya jauh melebihi kelahiran itu sendiri.
Maka nilai moral dari ulang tahun itu sendiri adalah memaknai perjalanan waktu, perjalanan hidup, mensyukuri segala nikmat dan refleksi serta resolusi diri.

Seperti menaiki tangga, setiap anak tangga yang dipijak, mungkin kita perlu menoleh ke bawah melihat sudah setinggi apa kita bergerak naik sembari mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menapaki anak tangga yang selanjutnya. Dan ingat pada prosesnya, ketika akan menapakkan kaki jangan terlalu lama memandang ke bawah dan janganlah pula terlalu lama memandang ke atas atau dengan kata lain jangan terlalu mengkhawatirkan akan setinggi apa ujung dari tangga ini karena kedua hal itu hanya akan membuat konsentrasi anda terganggu hingga akhirnya anda bisa terjatuh tanpa sadar. Tataplah anak tangga yang sekarang, lakukan pijakan yang terbaik. Artinya lakukan segalanya hari ini dengan sebaik-baiknya, jangan terlalu menyesali masa lalu dan jangan pula terlalu mengkhawatirkan masa depan kawan bila kalian tidak ingin kehilangan masa kini dan anda tidak hidup di masa lalu karena anda hidup di masa kini serta untuk masa depan...masa depan itu untuk direncanakan bukan dikhawatirkan dan masa lalu untuk dipelajari bukan untuk disesali.
Bahwa masa depan bukanlah hanya ketika kita berkarier, sukses dan menjadi tua namun jauh hingga masa setelah itu, setelah meninggal dan kemudian hidup di alam lain, semuanya adalah masa depan kita. 

Saat ini adalah saat paling monumental bagi saya pribadi untuk memanjatkan syukur kepada Tuhanku Allah SWT yang telah meridhoi umurku hingga sejauh ini atas segala nikmatnya yang bak mata air tiada henti derasnya mengalir.  
FABIAYYI' ALA IROBBHIKUMA TUKADZIBAN...  
"Dan nikmat Allah yang manakah yang engkau dustakan"

Singkatnya saya ingin berterima kasih yang sebesar-besanya kepada seluruh orang-orang terdekat dalam kehidupan saya terkhusus kedua orang tua saya yang selalu punya gaya khas dalam mendidik dan membesarkan saya. Saya banyak belajar dari kalian semoga saya dapat berjalan di belakang kalian mengikuti jejak-jejak kesuksesan itu..suatu saat nanti...

Kepada para sahabat-sahabat terbaikku, saya ada untuk kalian. Ingat kita adalah laskar pembunuh malam, dan tolong kalian rajin-rajinlah latihan main PS yang lebih giat lagi, terus update ilmu kalian,  saya ingin suatu saat nanti ada yang bisa meneruskan tongkat estafet raja PS ini, jujur terkadang saya bosan selalu berada di tahta teratas. saya sering jengah dipanggil Big Boss hanya gara-gara tak ada yang pernah mengalahkanku, mencetak gol pun sulit. haha.. #lebay
Di relung hati yang terdalam nama-nama kalian adalah gugusan bintang yang selalu mengelilingiku dan membagi sinar terangnya bahkan di saat aku nyaris padam tak bercahaya. Darah dan gen kita mungkin berbeda-beda namun ikatan emosional ini lebih dari sebuah keluarga. Untuk selamanya...dalam suka..dalam duka...kita tetap bersaudara..


Untuk orang-orang terkasih yang pernah menjamah hati ini, terima kasih telah mendampingi hari-hariku, mewarnainya dengan beragarm warna, corak dan motif, tak bisa dipungkiri kedewasaanku tumbuh bersama kalian, taman cinta pernah begitu semerbak mekar di hati masing-masing dari kita, cinta yang kutahu sangat besar bahkan jauh melebihi usiaku saat ini. Mungkin saya bukanlah laki-laki terbaik buat kalian namun saya yakin ketika anda mendengar kata CINTA diucapkan di suatu tempat di lain waktu dan oleh orang lain maka nama yang pertama kali akan kalian ingat yaitu "RYO" .
Hidup di antara cinta kalian adalah anugerah terindah yang membuat hidup lebih hidup, ketakutan menjadi kekuatan, keraguan menjadi keyakinan dan impian menjadi kenyataan. Seperti sore yang menutup tirai siang, menyambut datangnya malam, seperti pagi yang menyibak tirai malam menyambut hari baru yang datang, seperti itulah dinamisasi roda cinta bergerak, mengubah, memenuhi dan memperbaiki segalanya.
Love makes me stronger..
Aku berani mencintai dan mencintai dengan berani . ("2")

Dari sudut pandang saya sebagai lelaki pada umumnya wajar bila saya menganggap segala hal dalam hidup adalah tentang kalah dan menang. Sekali lagi hidup adalah perjuangan..maka berjuanglah..dan saya adalah seorang pembenci kekalahan..
Namunpun tak semua hal dalam hidup saya ini berjalan sesuai keinginan saya, tapi saya tak pernah menganggap diri kalah karena saya yakin semua ini bukanlah hasil akhir. Perang ini bahkan baru saja dimulai Jenderal..!!!
Hanya laki-laki pecundang sejati yang berharap hidupnya sempurna sesuai keinginannya..Karena hidup ini adalah juga sebuah peperangan maka menangkanlah .. !!!

Pada prinsipnya momentum ulang tahun adalah ajang meng-anamnesa diri sendiri, mendiagnosa dan membuat prognosis hidup serta self therapy. Tehnik anamnesa yang baik dan benar adalah mendetail serta merunut flash back ke belakang berdasarkan alur waktu inilah yang disebut sebagai me-refleksi diri, setelah itu men-diagnosa adalah tentang menentukan level atau tahapan yang telah tercapai hari ini, lalu membuat prognosis dengan menganalisa segala kemungkinan untuk kemudian  terakhir, menyusun rencana terapi yang merupakan proposal tahunan perbaikan masa depan yang akan kembali diajukan ke langit sebagai sebuah resolusi hidup.

Makassar 19 Juli 2011
Dini hari

Malam ini engkau telah mencuri kedamaian malamku dengan caramu
Senyumanmu menjajah hatiku begitu hebatnya
Hingga menutup keran inspirasiku
Lihatlah alur dari tulisan ini yang kacau balau
Tanda pikiranku berlarian kesana kemari karenamu
Engkau bertanggung jawab penuh atas semua ini
Engkau pantas dihukum atas kejahatan berencana ini
Engkau harus dijebloskan ke penjara...
Tak ada tawar menawar..
Palu hakim telah memvonismu..

Disanalah tempatmu sepantasnya menghabiskan sisa hidupmu..
Di kamar VIP hotel prodeo hatiku ini..
Aku akan menawanmu dalam jeruji cintaku..
Seumur hidup..

Sungguh aku menyayangimu
Tanpa batas
Tanpa harap balas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar