Kamis, 07 Juli 2011

The Ryo's Way..Keep Writing


Sabar dulu, sebaiknya ratakan kembali kerutan di jidat anda tersebut setelah membaca judul di atas. Ini sama sekali tak ada hubungannya dengan acara MT The Golden Way itu yang kalimat-kalimatnya saking supernya bisa merontokkan beberapa jaras syaraf di otak bagi mereka yang otaknya jarang diasah dan kurang pelumas. Baiklah demi mengurangi rasa penasaran anda ada baiknya kita lanjut ke paragraf berikutnya saja.

The Ryo's Way ..
Adalah sebuah kaidah penulisan cerita, postingan atau notes yang tidak sesuai dengan EYD karena ini adalah murni hasil perenungan dan pengkajian saya setelah mendalami ilmu bahasa Indonesia selama 12 tahun di bangku sekolah dan setelah membaca beberapa buku yang begitu menghidupkan gelora sastra di relung jiwa terdalam seperti Tetralogi Laskar Pelangi, 5 cm, Robert Langdon series (Da Vinci Code, dll), Kho Ping Hoo, dan Trilogi Negeri 5 Menara dll . Cara ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan buku-buku omong kosong tentang kiat menulis yang bertebaran di Gramedia seperti "1001 Tips dan Trik Cara Menjadi Penulis Terkenal Walau Tanpa Bakat" atau " Bunga Serampai Mengasah Bakat Menulis Hanya dalam 115 Detik" dan lain-lain sebagainya.
The Ryo's Way adalah sebuah inovasi milenium baru di dunia per-tulisan-an yang akan menggebrak cara-cara kuno dalam hal menulis. Tidak ada aturan sistematika penulisan,  tidak ada jeruji EYD disini, tidak ada kerangka penulisan, tidak ada ide pokok, tidak ada paragraf penjelas, singkatnya cara menulis ini mendobrak tembok-tembok kekakuan mahzab kontemporer gaya menulis yang sudah ketinggalan zaman. The Ryo's Way sudah dianjurkan oleh beberapa pakar ahli lingua dan jurnalistik modern, walaupun belum ada satupun penelitian yang bersedia meniliti dan mengkaji karena memang metode tersebut baru kali ini dipublikasikan oleh pengarangnya sendiri melalui note ini.

Menurut saya menulis adalah sebuah proses transformasi bandang imajinasi ke dalam kata per kata. Jadi ruh dari menulis adalah murni inspirasi atau imajinasi. Kata-kata tersebut hanyalah perwakilan dari ide, konsep, gagasan, pesan dan solusi yang beterbangan bebas dalam alam imajinasi seorang penulis.

Secara psikologis, menulis pada intinya adalah mengekspresikan diri, saluran aktualisasi diri, media katarsis. Banyak orang mengatakan menulis juga bisa menjadi terapi kesehatan mental, memicu gairah berprestasi, mengasah kemampuan bernalar, dan menambah gairah dan makna hidup. Dan pada tingkat tertentu, menulis juga bisa menjadi ladang finansial.

Akan tetapi, menulis sama dengan belajar sepada. Tidak ada kehebatan luar biasa datang tiba-tiba. Segalanya berproses. Penulis handal kebut semalam hanya ada dalam cerita komik dan lampu aladin. Ada banyak peluru yang dibidikkan ketika seorang hendak menjadi penulis yang piawai. Ada kemampuan mengolah kata. Ada ketangkasan dalam argumentasi. Ada kepekaan dalam pemilihan diksi. Ada sentuhan psikologis. Ada trik kontradiksi. Ada trik konflik kreatif. Ada hypno writing. Ada branding. Dan entah apa apalagi. Semuanya bak satu mesin raksasa yang tak bisa diraba dalam diri. Halus, abstrak. Tapi meluas dalam cakrawala kesadaran

Pelajaran pertama dalam The Ryo's Way ini adalah temukan mood dan situasi yang paling nyaman bagi anda untuk menulis. Mengenai hal ini tentu saja sangat relatif dan subyektif bagi setiap individu, saya  pribadi lebih senang mood ceria dan situasi hening. Kombinasi mood dan situasi seperti itu entah kenapa bisa membuat speedometer libido menulis saya melonjak drastis hingga ke titik maksimalnya. Lalu bagaimana ketika anda sedang tidak mood menulis misalnya karena sedih? yah tetap saja anda lebih baik menulis, tumpahkan semua rasa sedih itu, kekesalan itu, air mata itu lewat kata, lewat kalimat, lewat paragraf. Buat para pembaca merasakan setiap ratapan tangis pilu yang anda alami, setiap tetesan air mata yang mengalir dan sesenggukan yang ada di setiap jedanya. Bila anda sedang marah tumpahkan kemarahan itu tanpa ampun, buat tulisan anda menyala dengan hebatnya membakar setiap lekuk imajinasi pembaca tentang tulisan anda. Kesimpulannya anda harus tetap menulis jika ingin menulis, apapun itu mood anda ikuti suara dan suasana hati anda jangan biarkan mood menyumbat saluran mata air inspirasi anda !!!

Poin kedua adalah tentukan tema dan desain awal judul tulisan. Mengapa saya katakan "desain awal' karena saya mempunyai sebuah kebiasaan aneh yakni gemar mengubah konsep judul setelah menyelesaikan sebuah tulisan. Sebab saya selalu ingin menampilkan judul yang lebih menggigit, lebih menarik, dan lebih aneh. Saya suka judul yang bermakna ganda (ambigu) dan lucu selama tidak keluar dari rel pakem tema pembahasan. Tapi sekali lagi itu adalah kesukaan saya bukan anda. Persoalan tema, saya sarankan untuk menambah ilmu dan wawasan sesuai bidang kesukaan anda. Melalui apa? Baca buku, baca tulisan orang lain yang bermutu, diskusi yang saling mengasah otak, lihat kenyataan secara kritis, renungkan pahami lalu kocok dengan sudut pandang anda. Usahakan tdak menulis pandangan klise yang sudah bertebaran seperti gunung sampah di dunia maya. Tulislah sesuatu yang unik berdasarkan cara pandang anda sendiri. Ingat, bukankah anda sendiri juga lebih tertarik pada sesuatu yang unik, pada sesuatu yang berbeda dan lain dari pada yang lain? Tapi ingat juga jangan sampai asal berbeda karena mengada-ada. Tapi memang karena cara berpikir dan cara pandang anda berbeda.

Saran saya lagi hindari kebiasaan untuk menulis berita yang hanya berisi data-data dan fakta kejadian yang dibajak dari berbagai situs informasi. Menulis berita adalah menulis kejadian. Menulis fakta apa adanya. Ini mirip dengan prilaku sebuah kamera. Anda hanya perlu menjulurkan kamera kearah yang ingin anda rekam. Tekan tombol: Preet! Selesai. Satu foto siap untuk dilihat. Sebuah replika alam apa adanya. Tapi ditangan seorang pelukis, wajah alam tidak lagi perawan. Dia mendaur ulang. Menambah, mengurangi, membumbui, memparodi, bahkan menjungkirbalikan, mengaduk-aduk detail alam dengan imasjinasinya. Maka lahirlah sebuah lukisan. Meski sumbernya sebuah kejadian, sebuah fakta alam, tapi hasilnya adalah otentik sebagai karya kreatifnya. Janganlah meniru gaya tulisan orang lain, kecuali mencuri spirit kreatif tulisan orang lain. Siapapun boleh menyanyikan lagu orang lain tapi dimulut penyanyi berkarakter dia akan tetap menjadi dia, walau lagu siapapun yang dia nyanyikan. Sungguh otentitas/orisinalitas dan kreativitas adalah tirai yang membedakan antara seorang "tukang" dan "seniman" sastra.

Lalu bagaimana bila kehabisan ide untuk menemukan sebuah tema?Sejatinya setiap saat setiap waktu jutaan pikiran, gagasan dan ide berlalu lalang dalam memori saya maupun anda bahkan dalam tidur pun aliran ide juga tak berhenti, muncul dalam mimpi karena tersimpan di alam bawah sadar. Anda hanya perlu menemukan kunci untuk membuka pintu inspirasi itu agar semua tabungan ide dan deposito gagasan tersebut dapat meluber keluar menjadi sebuah karya. Kunci itu bernama kreativitas yang merupakan bahan bakar setiap seorang penulis untuk meningkatkan laju adrenalin menulisnya.

Pasal ketiga dari The Ryo's Way adalah bukalah tulisan anda dengan sebuah paragraf pertama yang menyihir dan membuat pembaca anda tertarik pada gurihnya makanan pembuka yang anda sajikan. Kalau saya sih gemar membuka dengan romantis penuh akan kata-kata puitis atau mengawali dengan kalimat-kalimat yang mengundang tanda tanya. Sebaiknya tinggalkan cara membuka paragraf awal tulisan seperti ini : Misalnya anda ingin menulis tentang " Cara Menulis yang Baik dan Benar "  lalu anda terbang ke wikipedia ataupun tante Google kemudian meng-copas untuk membuat paragraf pembuka seperti ini " Menurut Wikipedia , menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara bla bla bla....." .  Arrggghhh...saya harap dengan sangat janganlah sekali-kali melakukan trik paragraf pembuka yang kuno dan lugu seperti itu kawan. Coba bandingkan suasana hati anda ketika membaca pengertian menulis ala saya dan dari wikipedia di atas??

Poin selanjutnya adalah silahkan anda bertualang dan mengembara bersama ide-ide anda, fakta yang anda temukan ataupun opini-opini singkat anda. Dalam petualangan tersebut jangan lupa untuk menyisipkan sinonim-sinonim kata, makna-makna kiasan, majas-majas/metafor-metafor karena permainan kata-kata tersebut dapat menimbulkan gravitasi makna dari tulisan anda. Namun ingat janganlah mau diperbudak oleh kata, posisikan diri anda sebagai seorang raja yang mempermainkan kata-kata tersebut atau bahkan menari-nari riang di atas setiap hurufnya. Karena menulis bukan hanya tentang merangkai kata-kata biasa, tanpa ada getaran rasa yang disisipkan maka sebuah tulisan tidak lebih dari susunan kata atau kalimat mati yang pucat pasi tanpa darah tanpa gairah. Anda tak perlu menggunakan terlalu banyak istilah-istilah ilmiah tingkat tinggi karena itu hanya akan menambah kerutan dahi dan picingan mata dari pembaca bahkan bisa merontokkan beberapa helai serabut saraf mereka sebab anda tidak sedang menulis disertasi ilmiah ataupun sebuah tulisan jurnalistik. Dan hakekat menulis memang adalah untuk berkomunikasi sementara hakikat komunikasi adalah untuk dimengerti jadi janganlah membuat tulisan anda dikucilkan oleh zaman.

Namun setelah anda lelah dalam petualangan jangan lupa kembalilah ke jalur tema, bersiaplah untuk menutupnya dengan memberi solusi serta pesan baik tersirat maupun tersurat yang ingin anda sampaikan secara telepatis kepada para pembaca. Buat tulisan anda lezat dalam artian asyik/nikmat dibaca serta bergizi dalam hal sarat makna dan pesan moril. Puncak ekstasenya adalah saat inspirasi anda dalam tulisan dapat menginspirasi pembaca ke arah positif sehingga tercipta jejaring inspirasi antara anda dan para pembaca.
Karena dengan menulis anda sebenarnya sedang berjihad di jalur kreativitas lewat untaian aksara sarat makna...
Its My Rules..My Way..My Style..Keep Writing...

26 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar