
Dulu, saat aku dekat dengan dia, aku merasa dialah yg anugerah terindah dan terbaik Tuhan buatku. Detik demi detik hanya terukir namanya di hati dan pikiranku. Aku selalu ingin tahu dia dimana, sedang apa, bersama siapa, semalam berbuat apa (aach jadi mirip lagunya kangen band yang ironis itu). Aku selalu juga ingin tahu apakah dia juga selalu memikirkanku, sebagaimana aku selalu memikirkannya. Aku selalu punya ruang lapang dalam hatiku tuk mengerti setiap kekurangannya. Nda usahlah dia minta maaf atas sikap dan pikirannya yang membuatku nda nyaman. Sebab aku selalu siap memberinya toleransi atas ketidaknyamanan yang diciptakannya. Aku bahkan selalu merasa nda akan bisa hidup bahagia tanpanya karena duniaku memang sedang berputar di lintas orbitnya saat itu.
Lalu, saat aku berhenti mencintainya, kemudian aku bertemu dengan sosok yg lain, aku pun mempersembahkan gelar anugerah terindah Tuhan padanya yang baru. Sama sebagaimana yang dulu, aku pun selalu ingin tahu apa yang sedang dilakukannya, dimana, bersama siapa, serta tak lupa memberikan ruang lapang toleransi atas segala ketidaknyamanan yang diciptakannya, karena kumerasa nda akan bisa hidup bahagia bila tanpanya...juga tak ketinggalan duniaku juga berpindah lintas orbit ke sistem tata suryanya, galaksi yang baru lagi.
Dan, waktu terus beringsut, lalu hadirlah orang lain menggantikannya. Demikian terus terjadi, silih berganti, dengan orang yang beda, namun tetap dengan perasaan yang sama...
Bahwa rasa itu memang pernah ada dan akan selalu ada walaupun dengan subyek yang berbeda karena rasa itu selalu bereinkarnasi dalam siklus keabadian..
Tapi satu hal yang kutahu sepenuh jiwa bahwa tak pernah ada satupun yang bisa digantikan oleh satu yang lain. Sebab ternyata setiap kehadiran mereka satu persatu dalam lintasan hidupku menyisakan warna dan sejarah yang berbeda meski dalam lakon yang sama..
Tak ada satu orangpun yang sama dalam torehan sejarahnya pada bentangan lembaran hidupku. Tak ada yg bisa menuliskan cerita yang sama dalam hatiku, sebab setiap kisah yang sama yang dimainkan aktor yang beda, selalu menciptakan rasa yang tak sama.
Torehan kisah tentangnya takkan pernah mampu diulangi secara sama olehmu, sebagaimana catatan kenangan tentangmu di hatiku takkan pernah bisa diisi olehnya.. Sungguh setiap lembar catatan cinta mereka berada di bingkai album sejarahnya masing-masing di kedalaman hatiku..
Sebab...
Sebuah nama untuk sebuah cerita...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar