
Kau datang ketika aku tersesat dalam bimbang..
Tersaruk dalam torsi dilematis berjuntai pilihan..
Yang mana akan kulabuhi saat semua membuka gerbangnya..
Yang mana harus kuseberangi jika semua memijarkan cahayanya..
Yang mana mesti kudaki bila semua melandaikan jalurnya..
Akhirnya..
Kau menjadi jawab di ujung do'a..
Di saat hati dan usia mulai rapuh..
Keindahan paras dan keelokan budi itu memungut serpihan-serpihan hati yang telah lama berserakan..
Tawa riang dan canda itu merangkainya dalam sebangun konstruksi hati yang baru..
Perhatian dan kasih sayang itu lalu menyempurnakannya dalam sebingkai harapan..
Seiring nyanyian waktu engkaupun menjadi candu bagiku..
Aku membutuhkanmu sepantas manusia membutuhkan jantungnya..
Seperti jantung membutuhkan detaknya..
Seperti detak yang membutuhkan kontraksinya.
Seperti kontraksi yang membutuhkan energinya..
Karena kau adalah sumber energi baru itu..
Energi suci yang menjadi wadah inspirasi nan meluap-luap..
Aku adalah aku yang selalu ada untukmu..
Yang menghapus kata sibuk dari kamusmu..
Yang memecahkan rekor-rekor pilar keegoanmu yang telah lama membeku..
Yang akan mengasihimu seutuh taburan bintang dalam jagad raya..
Yang akan menyayangimu bersama hujan yang meredakan rintik waktu..
Yang akan mencintaimu setulus fajar yang menguapkan embun-embun kegundahanmu..
Dan..
Shubuh masih sekhidmat kemarin..
Pagi juga masih secerah dahulu..
Malam pun tetap bertahta di setiap ujung mimpiku..
Namun hati ini telah kehilangan episentrumnya..
Merindu rintihan "uu'uu" yang kau ucap..
Menanti senandung "jaaadii" yang menjadi riasan bibir mungilmu..
Mengharap selorohan kata "sayang" yang selalu manja di simpul senyummu..
Dalam roda waktu dan hening malam..
Aku diam menanggung nestapa..
Bukan karena menyerah, mundur apalagi jadi pengecut..
Tetapi ingin membiarkanmu tenang menerjemahkan suara hatimu..
Berharap kesabaran ini mengikis ragu dan prasangkamu..
Hanya tak ingin menambah bebanmu..
Padahal disini ada sebongkah rindu yang membuncah..
Menggelora mengusik setiap kedamaian malamku..
Menyesakkan setiap napas yang berhembus..
Namun aku mencoba tetap tenang dalam kegalauan..
Sebab aku telah menitipkanmu pada Tuhanku..
Untuk menjagamu dengan Guardian Angel terbaik-Nya...
Sungguh aku bukanlah pengecut..
Disini aku bertarung melawan malam untukmu..
Untukmu yang menyembuhkan luka ini..
Mengusap semua perihku..
Mendekap hari-hariku dengan hangat sentuhanmu..
Engkau yang menghadirkan sebentuk rasa yang asing..
Yang menjadi selimutku hingga aku siap untuk membunuh malam..
Tak perduli engkau bertekstur pizza atau spaghetti...
Sesegar es buah atau es teler..
Semanis coklat atau keju...
Karena rasa itu pernah ada..
Aku akan tetap disini...mencintaimu dalam diam..
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar