
" Aksi = Reaksi", kurang lebih seperti itulah paham yang dianut oleh seorang Ariel (yang didakwa sebagai sang pornografi-wan) dan entah disengaja atau tidak sekaligus merupakan penerapan dari Hukum III Newton (sang fisika-wan) yang berbunyi :
"Jika benda pertama memberikan gaya pada benda kedua maka benda kedua akan memberikan gaya yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan".
Hukum alam dalam Fisika secara umum muaranya adalah pada teori keseimbangan maka menjadi sangat tidak relevan jika mengaplikasikan hipotesa seperti ini dalam kehidupan sehari-hari yang sangat dinamis dan penuh deviasi. Buktinya dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai kasus yang menjadi pengejawantahan dari Hukum III Newton ini, bahwa apapun aksi yang memicu apakah itu berupa perbuatan buruk ataupun baik pada seseorang bisa menimbulkan "reaksi" yang berlebihan bahkan sebaliknya dapat pula" reaksi" yang ditimbulkan justru lebih rendah baik secara kualitas maupun kuantitas dari "aksi" pemicu, contoh konkritnya misalnya :
" Seorang remaja berumur 17 tahun yang dimutilasi oleh kakaknya karena tanpa sengaja memecahkan celengan kesayangan sang kakak (belakangan diketahui ternyata celengan tersebut oleh sang adik dipecahkan di kepala kakaknya dengan menggunakan sebuah palu martil)".
Penjelasan :
Aksi = Memecahkan celengan kesayangan
Reaksi = Mutilasi
Kesimpulan :
Terbukti bahwa " Aksi (tidak=) Reaksi"
Pesan moralnya :
" Menabung di bank memang jauh lebih aman dibanding memakai jasa celengan"...
Itu contoh perbuatan buruk, saya punya contoh lain bila "aksi" adalah perbuatan baik :
" Seorang remaja umur 17 tahun (ini bukan remaja yang sama, karena remaja yang tadi sudah dimutilasi dan yang tersisa tinggal kuku jari kelingking sebelah kirinya) ketika setelah selesai shalat Jum'at di mesjid memberi sedekah berupa uang Rp.5000 pada salah seorang pengemis di pelataran mesjid dan keesokan harinya ketika seperti biasa hendak bersiap-siap ke sekolah tiba-tiba mendapati sebuah sepeda motor Kawasaki Ninja 250 cc parkir di pelataran rumahnya lengkap dengan kunci dan surat-surat atas nama dirinya sebagai pemilik kenderaan tersebut. (Setelah ditelusuri ternyata hari itu adalah hari ultah sang remaja dan sepeda motor itu adalah kado dari orang tuanya yang kebetulan adalah pemegang saham terbesar di perusahaan Bakrie Group).
Penjelasan :
Aksi : Bersedekah Rp. 5000
Reaksi : Hadiah sepeda motor Kawasaki Ninja 250 cc ( berharga sekitar Rp.45jt)
Kesimpulannya lagi-lagi "Aksi (tidak=) Reaksi", sedang
Kesimpulan tambahannya bahwa "Bila ingin mendapatkan sepeda motor baru maka rajin-rajinlah bersedekah"
Lebih jauh lagi pada aksi yang berbentuk perbuatan baik ini bila dibumbui dengan "ikhlas" maka sang Khalik yang Maha mencintai ciptaanNya tidak saja menjanjikan 100 balasan bahkan 1000 kali balasan atau mungkin saja lebih dari itu yang menjadi jaminan kita di dunia ataupun di akhirat kelak. Jadi "1 aksi + ikhlas (perbuatan baik) > 1000 Reaksi".
Berhubung belum ada nama paten maka untuk sementara rumus ini saya namakan "Rumus Ikhlas Saja".
Bila Ariel asyik bercengkrama dengan Hukum III Newton maka selir-selirnya yaitu Cut Tari dan Luna Maya kompak membagi rata Hukum I dan II. Cut Tari yang pada awalnya menyangkal mati-matian tentang pemeran wanita dalam kasus video asusila tersebut kemudian dengan bercucuran air mata akhirnya mengaku dengan sepenuh hati dan kini melenggang dengan senyuman setiap kali sidang digelar inilah yang disebut Newton dalam Hukum II nya GLBB (Gerak Lurus Berubah <tak> Beraturan) sedangkan Luna Maya sang kekasih Ariel dari awal mencuatnya kasus hingga sidang terakhir tetap keukeuh bahwa dia bukanlah pemeran wanita dalam sekuel lain video asusila tersebut, mungkin ini yang dimaksud GLB (Gerak Lurus Beraturan) seperti yang tertuang dalam Hukum I Newton. Yah atas nama cinta Luna Maya sampai sekarang terus setia mendampingi Ariel dan rutin menjenguk kekasihnya tersebut.
Terlepas dari itu semua itu Ariel tetaplah seorang seniman langka nan kharismatik yang sangat berbakat berbalut aura kebintangan dan mungkin hanya lahir 1x dalam 100 tahun di Indonesia, intensitas suaranya berada di satuan Tesla yang sempurna, berapa Hertz pun frekuensi suaranya tetap saja enak di dengar, amplitudo nada suaranya pun menyihir membuat para kaum hawa gelagapan, menggigil sampai keringat dingin seperti merasa cuaca di sekitar mereka turun beberapa derajat Celcius, sedangkan para cowok-cowok yang menjadi fans beratnya dibuat berjumpalitan lompat-lompat sampai jungkir balik dan bahkan sampai kayang hingga mengabaikan Gravitasi bumi. Jadi mari menghargainya secara utuh tidak hanya dari sisi dia sebagai seorang publik figur tapi juga dia sebagai seorang seniman dan terlebih sebagai seorang pribadi yang selayaknya manusia biasa selalu berbuat khilaf. Dan mungkin Ariel harus belajar bahwasanya hubungan jiwa tidak harus selalu berlanjut menjadi hubungan badan dan perwujudan kasih sayang atau cinta bukanlah semata-mata dengan seks sebab makna cinta itu sendiri adalah sangat-sangatlah dalam, sementara seks hanya menembus beberapa centimeter saja. Dia hanyalah seorang anak manusia yang seperti juga kita adalah seorang "artis" yang hanya mengikuti "skenario" takdir dari 'Sang Sutradara' hidup jadi biarkan ia terus berkarya jangan biarkan bakat seninya terkungkung dan menguap di balik jeruji hotel prodeo...

Pada suatu masa Rasulullah SAW pernah bersabda..
"Berbahagialah orang yang repot mengurusi cacatnya sendiri hingga lupa dan tidak sempat menghitung cacat orang lain"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar