Jumat, 25 Maret 2011

Seandainya Saja ...


PERSIBAU...saya sangsi apakah nama ini masih dikenal oleh masyarakat jagad sepakbola kota Bau-Bau terlebih masyarakat awam kota ini yang mulai tergerus oleh arus hedonisme layaknya kota-kota besar di Indonesia. PERSIBAU bukanlah serombongan wartawan(pers) yang tidak pernah mandi dan berkeliaran di tengah kota, bukan juga sekuel dari cerita kolosal Yunani PERSI/CY JACKSON yah tentu saja bukan karena sebenarnya PERSIBAU adalah singkatan dari Persatuan Sepakbola Indonesia Bau-Bau. Salah satu persatuan sepakbola yang masih terbenam di kasta terendah Liga Sepakbola Indonesia dari dulu hingga saat ini, sejak Indonesia masih dijajah hingga kemarin saat Obama datang berkunjung, organisasi sepakbola kota ini masih eksis di Divisi III LSI. Sebenarnya saya sedikit bingung karena selama hampir 20 tahun hidup di kota ini masih belum juga tahu dimana markas kantor cabang PSSI di kota ini apalagi kantor sekretariat PERSIBAU sendiri. Ya sudahlah tanyakan hal ini pada rumput yang bergoyang di stadion Betoambari.

Sampai saat ini saya masih yakin kalau sebenarnya yang salah bukanlah amburadulnya organisasi sepakbola kota ini atau sistem pembinaan yang tidak layak ataupun ajang kompetisi yang minim sampai fasiltas stadion dan lapangan latihan yang di bawah standar baik secara kualitas dan kuantitas, juga bukan karena kekurangan bibit-bibit pemain potensial. Tapi yang salah adalah hanya satu hal yaitu kita tidak memiliki pemandu bakat/scout talent yang baik seperti Pat Rice di Liverpool atau Luis Suarez-nya Inter Milan. Seandainya 2 orang seperti ini terdaftar sebagai staf pegawai PERSIBAU dan bersedia untuk tidak digaji maka dipastikan 6 tahun lalu mereka pasti menemukan 10 orang anak SMA talenta-talenta sepakbola terbaik yang pernah ada di kota ini. 10 Orang anak SMA yang memiliki kesintingan simetrikal terhadap sepakbola karena sepakbola adalah nafas mereka, masa muda mereka dan curahan adrenalin terbesar mereka saat itu.Mereka bersahabat dan menjelalajah hampir seluruh pelosok kota petantang-petenteng menantang hampir seluruh klub amatir yang ada di kota ini. Setiap malam minggu di saat muda-mudi lain berkencan ria dengan pacarnya masing-masing, 10 orang anak muda yang sering beranggapan bahwa kota ini hanya milik mereka malah berkumpul untuk menentukan siapa yang paling jago main Play Station Winning Eleven begadang hingga shubuh hari. Mari kita lihat profil singkat 10 orang anak SMA yang memang tidak ditakdirkan untuk menjadi pemain sepakbola ini :
1. Imran
  • Posisi : Kiper Kuper
  • Kelebihan : Refleks bagus, cekatan dan sangat cepat mengantisipasi bola
  • Kekurangan : Lebih cocok menjadi pemain volly, sukar menebak arah tendangannya
  • Tipikal Permainan : Lupatelli (Kipernya Chievo dulu)
2. Alwan
  • Posisi : Bek Kanan
  • Kelebihan : Tangguh dalam duel bola udara dan piawai menerapkan zona marking
  • Kekurangan : Cepat haus dan suka banyak minum air putih
  • Tipikal Permainan : Gianluca Zambrotta (waktu masih main di Juventus)
3. Edy
  • Posisi : Bek Sayap Kiri (WB LEFT)
  • Kelebihan : Passing dan shooting kaki kiri yang akurat, disiplin mengawal daerah pertahanan
  • Kekurangan : Terlalu pendiam dan santun di lapangan
  • Tipikal Permainan: Francesco Totti kalau jadi bek kiri
4. Upik
  • Posisi : Multiposition siap ditempatkan di mana saja bahkan di luar daerah pun siap..
  • Kelebihan : Cengkraman tangan kuat, gerakan lincah dan ringan( maklum climber sejati bro..)
  • Kekurangan : Rambut terlalu gondrong
  • Tipikal Permainan : Gennaro Gattuso
5. Junti
  • Posisi : Playmaker
  • Kelebihan : Umpan dan tendangan bebas akurat, skill individu di atas rata-rata(Stylish)
  • Kekurangan : Poni rambut sering menutupi pandangan mata
  • Tipikal Permainan : Del Piero
6. Agus
  • Posisi : Sayap kanan
  • Kelebihan : Kecepatan dribel bola mumpuni dan jiwa petarung di lapangan
  • Kekurangan : Sering lupa posisi dan berubah menjadi striker
  • Tipikal Permainan : David Beckham
7. Bibi
  • Posisi : Gelandang Serang
  • Kelebihan : Naluri menyerang dan daya menjelajah tingkat tinggi, stamina selalu terjaga
  • Kekurangan : Sering terlambat datang saat pertandingan
  • Tipikal Permainan : Pavel Nedved
8. Adi
  • Posisi : Striker
  • Kelebihan : Pengambilan posisi yang sangat baik dan punya gocekan berbahaya serta naluri mencetak gol tinggi
  • Kekurangan : Tidak suka pakai sepatu bola
  • Tipikal Permainan : Francesco Totti
9. Ceba
  • Posisi : Penyerang
  • Kelebihan : Akurasi penyelesaian yang sangat baik, sundulan tajam dan bisa mencetak gol dengan kedua kaki
  • Kekurangan : Terlalu sering ketawa di lapangan
  • Tipikal Permainan : Raul Gonzalez
10. Ryo
  • Posisi : Bek Tengah
  • Kelebihan : Tidak mudah mengantuk di lapangan dan selalu juara kalau main PS
  • Kekurangan : Selalu menggulung kaos kaki sebatas tumit
  • Tipikal Permainan : Sugiantoro

Yah seandainya saja kami direkrut mungkin saat ini PERSIBAU sudah mengangkat tinggi nama kota ini di kancah persepakbolaan nasiolanal dan pada akhirnya sekarang kami tahu bahwa ternyata menjadi pemain bola di Indonesia adalah profesi paling tidak menjanjikan di dunia, dengan gaji yang sering terlambat, asuransi tidak ada yang mau menanggung padahal resiko sangat tinggi karena sepakbola di Indonesia setiap detiknya dapat berubah menjadi arena seni bela diri bebas. Horor memang.. Untung saja semesta berkehendak lain dan kami memang tidak berjodoh untuk menjadi pemain bola.

Bersatu kita teguh bersepuluh kami tidak akan runtuh karena kami tidak mungkin bercerai karena memang sebenarnya kami belum ada yang menikah...

Kita memang boleh bermimpi untuk menjadi apa saja termasuk menjadi pemain bola terkenal..yah bermimpi setinggi apapun juga tak ada salahnya namun terkadang ketika mimpi kita terlalu tinggi dan usaha kita minimal mungkin kita membutuhkan orang lain untuk membangunkan kita dari mimpi tersebut...

NB : Prestasi tertinggi kami adalah Juara 1 dan Runner-Up Pekalape Cup Makassar 2 kali dua tahun berturut-turut


Tidak ada komentar:

Posting Komentar