Sabtu, 07 April 2012

Resultan Titik Persinggungan Garis Takdir


Karakteristik utama dari kehidupan khas manusia ialah selalu penuh dengan peristiwa-peristiwa acak yang pada akhirnya bisa diungkapkan sebagai cerita, kisah dan sejarah. Olehnya itu hidup bukanlah seperti kisah sinetron Indonesia, Telenovela Latin atau drama romantis Korea yang seperti alphabet tersusun rapi bergerak dari A ke Z. Namun hidup bagi saya, adalah kumpulan puzzle yang kita temukan berserakan dan harus kita susun sendiri untuk menemukan maknanya.

Segala sesuatu dalam kehidupan ini memang pada mulanya selalu merupakan persinggungan dari dua hal -baik dan buruk,  dua peristiwa -bahagia dan sedih, dua kekuatan -angle and devil  serta dua orang yang bertemu dan dipertemukan. Bayangkan bila Adam tak pernah dipertemukan dengan Hawa maka kisah hidup manusia tak mungkin dimulai. Barangkali waktu jadi beku dan semesta hanyalah ruang hampa yang tak memiliki apa-apa, hidup tak mencipta gerak, gerak tak menyusun peristiwa dan peristiwa tak akan pernah membentangkan kisah macam apapun di alam mayapada ini.

Tuhan yang maha mengatur segala sesuatu...

Seseorang memiliki takdirnya sendiri sebagaimana seseorang lainnya. Takdir berjalan berdasarkan natur/rel tertentu yang telah digariskan oleh-Mu, untuk kemudian pada track tertentu dan sebuah kemungkinan tertentu mereka berpapasan, beririsan, bersinggungan dengan yang lain. Sebab peristiwa selalu merupakan resultan dari persinggungan titik-titik takdir yang dimiliki oleh sejumlah orang (dua atau lebih) maka di sanalah Adam menemukan makna "pertemuan", sebagaimana pertama kali ia menjumpai Hawa pada tatapan pertamanya di Surga yang membuat detik hidupnya mulai berdetak! Dan saat itu pula hidup dimulai sebagai fusi sinergis yang harmonis antara takdir seseorang dengan seseorang lainnya sebagai jejaring takdir yang membentang, "KEHIDUPAN".

Seperti Puang Ira dan K Rijal yang telah bersinggungan pada beberapa titik-titik takdir, untuk akhirnya pada 4 Maret kemarin akan memulai fase kehidupan baru dimana konfigurasi peristiwa akan lebih sering lagi mempersinggungkan titik-titik takdir mereka seiring ijab qabul yang telah terucapkan, setia tanpa mendua, menua dalam bentangan sejarah jalinan simpul-simpul garis takdir tersebut untuk membentuk sebuah kontinen makna ikrar cinta sehidup semati.

Saat dimana yang satu membuka jendela hatinya sepenuhnya dan yang lainnya memasuki dengan keseluruhan dirinya pula bersama getar rasa dalam dada serta getar cinta dalam kata. Tanpa rasa takut untuk salah karena semua manusia memang terlahir ke dunia untuk "belajar berproses", tak perlu berpikir tak akan bahagia karena sekat antara bahagia dan tak bahagia hanyalah "kesabaran berproses",  tak ada ragu untuk melangkah, tak perlu melihat apapun, tak perlu menghitung dan tak jua perlu memperkirakan apapun sebab cinta di antara sepasang anak cucu Adam sesungguhnya tak memiliki apapun ; Kosong...
Yah "kosong" ..
Cinta, jika memang perlu didefinisikan barangkali semacam kekosongan yang lapang, sebuah ruang tanpa batas yang dengan keseluruhan kesederhanaan dan kerendahan hatinya bersedia menampung apapun, cerita bahagia maupun sedih, gambar yang baik maupun buruk, sifat yang membanggakan maupun memalukan..semuanya...tanpa batas...

Sebuah cinta yang versi puang Ira diyakini sebagai sebuah analogi dari keimanan "Diniatkan dalam hati, diucapkan dalam kata, dan diwujudkan dalam perbuatan". Bukan sekadar menjadi "gincu merah" pemanis bibir namun seringkali gagap diwujudkan dalam kenyataan.

Entahlah mungkin cinta itu sendiri memang tak perlu didefinisikan tapi dimaknai, tak perlu dihitung namun diperhitungkan, tak perlu dipikir tapi cukup dirasakan seperti lukisan abstrak yang tak perlu diberi judul karena mengandung ribuan perspektif dalam luasnya samudera tafsir. Yang pasti menurut saya sesederhana apapun cinta itu, ia adalah puncak perayaan dari kesempurnaan manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Dan mereka pun telah menyempurnakan separuh agamanya..

Tuhan yang maha menyatukan segala sesuatu yang terserak...

Berdua mereka akan menyusun serakan puzzle yang tersisa dengan kejumawaan untuk saling mendengarkan, saling berterima kasih dan saling memaafkan. Sebab hanya dengan semua ke-"saling"-an itu hubungan dua anak manusia membentangkan dan melahirkan segala yang baik, segala hal yang indah, segala hal yang selalu layak untuk terus menerus dicintai..oleh siapa saja..

Satukanlah napas cinta mereka berdua, sebagaimana Engkau menyatukan Adam dan Hawa, Nabi Yusuf dan Zulaikha, Muhammad SAW dan Khadijah Al- Kubra, sebab seperti pasangan-pasangan di atas mereka pun tak lebih menginginkan segala sesuatu di dunia ini selain percikan Cinta-Mu yang sejuknya menentramkan dan kilaunya membahagiakan. Limpahkanlah pada mereka berdua pengetahuan, kesabaran, kesadaran, pengertian dan kesetiaan. Jagalah Rahim cinta yang darinya akan dilahirkan anak-anak yang Engkau titipkan. Berikanlah kepada mereka kemampuan untuk mendidik anak-anak itu dalam mencintai-Mu.

Tuhan yang maha mengetahui rahasia waktu

Waktu serupa misteri, rahasia yang selalu mempesona. Sehebat apapun kami manusia tak akan mampu membaca peta waktu-Mu, tak kan dapat menduga miliaran kemungkinan dalam irama takdirmu. Namun satu yang pasti adalah sebuah "perubahan" atau istilah Puang Syam "changes". Konsekuensi logis dari laju dinamika historisitas manusia. Mungkin dalam laju roda waktu-Mu, akan banyak perubahan yang terjadi, setiap harinya mungkin mereka akan menjadi dua orang yang berbeda maka tuntunlah mereka agar setiap harinya pula berusaha saling mengenal sisi diri mereka yang lain masing-masing. Ketika putih menunjukkan putihnya dan hitam menunjukkan hitamnya, mungkin akan ada rambut yang bertambah panjang atau bahkan menghilang maupun berubah warna, kulit yang mengkerut atau lipatan lemak yang menjuntai kemana-kemana, aroma tubuh yang lebih wangi atau justru agak bau, raut wajah yang cerah ceria merekah bak bidadari atau pangeran maupun gestur tubuh penuh kesal dengan tanduk setan imajiner yang mulai tumbuh di kedua sisi kepala sebagai isyarat "perang" tak kan terelakkan lagi, namun entah bagaimana caranya itu buatlah mereka saling jatuh cinta pada perubahan-perubahan tersebut, lagi dan lagi, sampai habis usia mereka. Tiupkanlah ruh cinta yang akan terus berdenyut dalam jantung hati yang mengutamakan apresiasi positif terhadap segala macam perubahan.  

Setiap manusia harus memiliki " kaca spion"-nya masing-masing kata puang Icha guna membaca kembali jejak dan peristiwa yang tertinggal di belakang, menelusuri lika liku garis takdir dan setiap persinggungannya. Saat satu peristiwa terhubung dengan peristiwa lainnya hingga terbaca sebuah cerita. Peristiwa yang dapat membuatmu tertawa terbahak-bahak pada suatu hari namun membuatmu tersenyum getir di hari yang lain, peristiwa yang pernah membuatmu menangis sesenggukan barangkali juga menjadi peristiwa yang membuatmu merasa bersyukur di waktu yang lain, sungguh kumpulan cerita-cerita inilah yang membuat kita menjadi manusia seutuhnya.

Menyadarkan kita bahwa kebahagiaan hanyalah satu sisi dari wajah lain dari kesedihan, seperti "tertekan" yang kadang-kadang juga merupakan nama lain dari rasa "bebas". Ketika seluruh cerita telah terbaca, garis-garis takdir terangkai maka seluruh peristiwa terlacak. Sebab itulah  setiap orang selalu butuh teman untuk berlayar, seseorang yang akan menemani bersama-sama mengarungi ombak badai lautan kehidupan demi melacak jejak pulang seperti Adam dan Hawa..Menuju Surga..
Maka bimbinglah keduanya untuk selalu belajar dari masa lalu, berikhtiar untuk masa kini, dan bertawakkal untuk masa depan.

Mungkin kita bisa membuang ingatan, tapi kita tak bisa menolak kenangan. Sebab tak semua yang kita ingat akan kita kenang, tetapi semua yang kita kenang akan tersimpan baik dalam ingatan. Biarkan kisah mereka menjadi cerita abadi, sampai jauh di kemudian hari tercetak baik dalam ingatan berwujud sebuah kenangan indah sebagai akhir dari resultan seluruh titik-titik persinggungan garis takdir mereka.
Amin..Allahumma Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar