Sabtu, 07 April 2012

AADB (Ada Apa dengan Bahi)

Perkara hidup adalah semacam rangkaian tali, berpaut satu sama lain yang terus sambung menyambung hingga membuat sebuah ikatan kuat. Bak besi yang tak bisa dipatahkan dan luwes laksana air yang mengalir tanpa mampu dicegah. Kerangkeng waktu menempa setiap insan manusia dengan tangis dan tawa, miskin dan kaya,sakit dan susah. Semua silih berganti. Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya.

Pengalaman membuat kita mampu memilih dan memilah, mengambil dan memberi serta tahu awal dan akhir. Semua melalu proses mulai dari kecil ke besar, bodoh ke pandai dan seterusnya. Seperti itulah tirani kehidupan manusia...menurut saya ndak ada di dunia ini yang instan selain indomie instan, semuanya harus berproses.

Namun dalam alam ini, ada pula beberapa hal yang tidak dapat dicerna oleh akal dari otak manusia. Tidak bisa dilogikakan dan difilosofikan oleh ahli-ahli sekaliber Socrates atau Mario Teguh sekalipun. Bahwa keajaiban itu memang ada. Kalau dialami oleh Nabi namanya Mukjizat, orang alim bernama Kharamah dan orang awam bernama ma'unah. Maka berbekal keajaiban bernama ma'unah tersebut lahirlah selebritis-selebritis dadakan di jagad hiburan tanah air mulai dari Shinta n Jojo, Norman Kamaru hingga Ayu Ting-Ting yang entah berasal dari negeri antah berantah mana hingga nyaris tak pernah terdeteksi oleh radar infotainment sebelumnya. Ibarat bayi mereka tidak melalui proses tengkurap, merangkak, duduk dan berjalan tapi langsung berlari.

Bila mereka adalah selebritis di dunia realitas maka ada pula salah seorang figur yang sedang menjadi selebritas di dunia maya. Hanya bedanya bila trio nama di atas merasakan nikmat atas ke-selebritisan-nya maka figur yang satu ini lebih merasakan kiamat merongrong hidupnya.
Dialah Laode Bahiruddin yang entah kenapa merubah namanya secara semena-mena menjadi Bahic biar lebih bernuansa Eropa Timur katanya. Selanjutnya... Siapkan combantrin di saku anda untuk meneruskan membaca tulisan ini

Siapa sebenarnya Bahi ini? Ada apa dengan Bahi ??
Mengapa dia bisa menjadi begitu tenar di dunia maya? Mengapa banyak kaum hawa yang begitu mengidolakannya di fb?mengapa fotonya yang diunggah untuk pertama kalinya di fb bisa menghadirkan 178 komentar??
Atas desakan dari fansnya dan beberapa pihak terpaksa dengan tanpa keikhlasan saya mencoba memprofilkannya.

Bahi...
Nama yang unik dan renyah untuk dijadikan cemilan hewan ternak.
Wajah dan nasibnya sama-sama kurang beruntung. Wajah yang sekali pandang maka setiap orang pasti keluar dengan kesimpulan yang sama bahwa "Bila ingin menanyakan alamat jangan tanyakan padanya, karena dia pasti tidak tahu"
Dandanannya selalu necis meski dipandang dari sudut pandang/angle manapun lebih terlihat sebagai sebuah ironi biologis atau lebih ilmiahnya lagi dapat dikatakan sebagai persekongkolan kolektif gen-gen jahat untuk lebih mendominasi.
Dalam posisi diam ia seperti patung yang diukir pemahat pemula yang kecewa dengan hasil pahatannya yang tidak berbentuk. Terlalu memalukan untuk dibawa ke galeri.
Posturnya sempit, sesempit pikirannya tentang hidup, menurutnya ia tidak punya cita-cita, hanya ingin menjadi air yang mengalir menuju hulu, di mana terhentinya maka di sanalah ia berusaha untuk hidup menantang dunia dengan otak, otot dan hati yang sialnya ketiga properti miliknya tersebut berukuran lebih minimalis dibanding spesies manusia normal lainnya.

Saya sempat terpikr bahwa mungkin saja sewaktu spesifikasi anak ini didesain di langit terjadi kesalahan sehingga tanpa sengaja otaknya tertukar dengan batu kali berlumut yang licin itulah sebabnya tak bisa dijadikan tempat berpijak oleh hal seremeh temeh apapun juga. Sudah terlalu banyak nasehat untuknya bahwa walaupun ekspresi wajahnya sering tidak manusiawi setidaknya ia dapat lebih manusiawi dalam berbicara dan bertindak. Sayangnya ia adalah tipikal manusia beo yang bisa bicara tapi ndak pernah tau apa yang ia bicarakan. Sehingga cenderung sulit untuk membedakan antara basa basi, sopan santun dan tak tau malu.

Konsekuensi moralnya dengan sangat terpaksa ia pun sering dijadikan objek penderita dalam setiap komunitas yang ia masuki. Apalagi ditambah dengan hobi anehnya untuk selalu beradu argumen, dia adalah maestronya dalam berlogika dan perang nalar tapi sayangnya itu hanya menurut versinya sendiri. Bila sedang memuntahkan pendapatnya tak ada yang dapat menghentikannya bahkan Amerika Serikat pun dapat ia cuekkan. Sepintas gaya bicaranya begitu menunjukkan kepongahan intelektual namun hanya sepintas karena semakin lama berargumen maka semakin nampak pula bahwa ia bukanlah seorang yang tepat untuk dijadikan sebagai pemisah antara kebenaran dan kekeliruan dalam berlogika, singkatnya ia lebih layak dikategorikan sebagai hama wereng dalam ilmu.

Dalam bertindak, moralnya hanya satu digit di bawah Hitler, saya sempat curiga mungkin saja anak ini adalah iblis penghuni neraka yang tersesat di bumi ketika sedang melakukan studi banding. Dalam menyelesaikan masalah dia sering menggunakan metode-metode purba yang jelas-jelas ia tidak bisa dikatakan mahir melakukannya. Rumus-rumus norma dan adab yang dipelajarinya selama 12 tahun pendidikan dasar entah beterbangan kemana, yang ia tahu cuman 2 hal bahwa pancasila itu ada 5 sila dan UUD 1945 itu memiliki PEMBUKAAN seperti ibu hamil. Aww aww, syahwat anak ini ternyata lebih laju daripada umurnya kawan.

Membahas tentang wanita di hadapannya memiliki resiko moral yang lumayan tinggi. Benar, bahwa tak ada seorang lelaki pun yang kuat bila sudah bicara tentang wanita bahkan Nabi yang merupakan insan mulia ciptaan Tuhan sekalipun apalagi manusia sekaliber La Bahi. Bicara tentang wanita di hadapannya akan mengubah situasi hikmat menjadi kiamat.

Perkara cinta adalah problem tertua dalam sejarah peradaban manusia, telah berlalu beberapa zaman, telah lewat masa beberapa umat, telah turun beberapa kitab suci, telah diutus beberapa nabi namun bahkan sekedar definisi cinta pun masih merupakan tanda tanya besar. Upaya La Bahi mengejar cinta ibaratnya seperti Rangga yang berusaha mengejar Cinta ke bandara dalam film AADC,
Ah perumpamaan ini terlalu romantis kawan... mungkin lebih tepatnya seperti Lutung Kasarung yang berusaha menculik putri kerajaan Padjajaran atau Kera Sakti dari Tiongkok yang berusaha mengawal biksu suci ke Timur atau dalam era kekinian seperti simpanse yang berusaha mengambil hati para turis bule di kebun Ragunanan.

Masalah wanita dan cinta adalah hal yang paling membuat La Bahi galauww maksimal, merasuk hingga ke sum-sum dihimpit oleh masa dan musim yang terus berganti. Sejak zaman La Bolontio ditikiam matanya oleh Sultan Murhum sampai dengan kasus penikaman di kantor Kejaksaan baru-baru ini belum pernah ada seorang pun wanita yang dapat ia taklukan.

Sebenarnya pernah ada seorang wanita di kampusnya yang sempat ia taksir, tinggi semampai 173 cm, berat badan 54 kg no sepatu 39, parasnya pantas untuk dirindukan rembulan karena di keningnya jelas terpancar mentari, senyum dan caranya memandang seolah dapat mampu membongkar segala isi hati, ibarat ganja dari Cina, wajahnya bikin angan ketagihan, senyumnya memiringkan otak 60 derajat ke kiri, tawanya menyayat-nyayat mimpi. Wanita ini adalah teman seangkatan La Bahi di fakultas yang sama. Cerdas bukan kepalang, tajam logikanya bak samurai, kecepatan daya tangkapnya sudah secepat pesawat antariksa yang tergesa-gesa ke bulan. Primadona kampus sekaligus kapten tim Cheerleader yang dapat membangkitkan semangat sekaligus syahwat. Dialah bunga Edelweis yang tumbuh dalam semak pengunungan dingin yang abadi dalam keindahan. Hanya dapat membuat La Bahi menghela nafas panjang yang hampir lupa ia hirup setiap kali menatap wanita tersebut.

Bandingkan dengan La Bahi tinggi 170 cm, berat badan dan no sepatu sama-sama 40, parasnya pantas untuk dirindukan api neraka karena di keningnya jelas terpancar mata Dajjal, senyum dan caranya memandang seolah dapat memualkan seisi perut, ibarat daun Sambiroto yang pahitnya bikin lidah, tenggorokan dan isi perut berteriak-teriak minta keluar. Dialah bunga bangkai yang tumbuh dekat selokan mampet di musim hujan. Inilah yang dikatakan pepatah punuk terkutuk merindukan bulan purnama di langit ke tujuh.

"Akan kudaki langit biru ini, akan kugali bumi ini andai ia pinta" sesumbar La Bahi pada teman-temannya. Sudah berbagai daya, upaya dan sumber daya dikeluarkan La Bahi untuk memikat hati bunga Edelweisnya ini namun semakin ia berusaha semakin ia kecewa dalam hatinya, lelah dalam dukanya dan letih dalam jiwanya. Mulai dari menulis surat cinta dari hati yang tulus puitis nan romantis namun kesalahannya hanya satu, yaitu ketika menulis tak ada intervensi sama sekali dari otaknya. Sampai pada menyanyikan lagu-lagu favorit sang pujaan hati di depan jendela kamarnya yang pada akhirnya lebih terdengar sebagai orkestra simfoni Erwin Gutawa namun dilantunkan serampangan oleh sekelompok nenek-nenek nyaris ompong yang memakai behel (kawat gigi). Siang dan malam ia tafakur dalam sujud dan do'anya memohon uluran tangan keajaiban dari Tuhan untuk membuka pintu hati gadis itu namun do'a tersebut tak kunjung menembus langit hanya berputar-putar di sekeliling plafon kamarnya.

Pada akhirnya La Bahi berdamai dengan cermin dan takdir. Sekarang dia lebih realistis dalam memandang kehidupan ia yakin bahwa masa depan tidak harus ada keajaiban yang dibutuhkan adalah tentang kesempatan, logika sosial, nasib dan sedikit keberuntungan. Kali ini memang dia sedang tidak beruntung,  menurut dia kampus memang tempat tersuci untuk mengejar cita-cita namun sekaligus tempat terjorok untuk mengejar cinta. Alibi irasional dari orang patah hati pada umumnya.
Ke-realistis-annya dalam memandang hidup ditunjukkan dengan setiap hari mencegat setiap pegawai kantor pos yang ditemuinya. Ketika saya tanya alasannya, ia menjawab bahwa sedang menunggu surat penting. Surat penting dari Gubernur yang isinya memintanya jadi PNS menduduki jabatan struktural penting dan akan dijodohkan dengan anak semata wayangnya.#gubrakkk...
 Tak ayal  Bahi pun menjadi sebuah fenomena alam di dunia maya, liat saja fotonya di atas apa yang anda pikirkan jika tiba-tiba angin kencang lewat di daerah itu,  bila anda membayangkan bahwa ia akan jatuh bedentum ke bawah maka anda salah besar karena hukum gravitasi tidak berlaku padanya, hukum fisikanya ia akan mengalami gerak potensial mekanik jatuh tegak lurus ke bawah namun kenyataannya ia akan melayang-layang bebas di udara, bisa saja dia akhirnya mendarat di Pulau Makassar. Bila komodo sampai dinobatkan menjadi keajaiban dunia nyata maka Bahi sangat pantas untuk dijadikan pula keajaiban di dunia maya. Soal apakah ada hubungan kedua spesies ini dalam taksonomi Bloom biarkan logika biologi yang menjawabnya. Yang jelas Bahi adalah simbol keajaiban dunia Maya yang tak terbantahkan..

Hukum kausalitas memang berhipotesa tentang sebab akibat, sunatullah.. Namun selalu ada bias dan deviasi dari hukum-hukum alam dan sosial tersebut. Hal tersebutlah yang disebut sebagai sebuah keajaiban, bukti shahih tak terbantahkan dan tak terbuktikan secara logika dan keilmuan oleh para ilmuwan serta filsuf bahwa Sang Maha itu memang ada. Mempertebal keimanan, mengukuhkan keyakinan. dan mengikis ego manusiawi bahwa ada kekuatan megakosmik yang mengatur segala peristiwa dari tingkat atom di dasar kerak bumi hingga lapisan terluar atmosfer bumi. Hidup ini sudah ada patronnya kita manusia tinggal mengikutinya...

Pesan moralnya :
Jangan terlalu sering menatap bidadari bila tak ingin kecewa kawan...
Pantaskanlah dirimu terlebih dahulu baru kemudian berharap untuk mendapat cinta yang pantas dari orang yang pantas...cinta memang kejam kawan tapi tak pula harus sedramatisir sinetron " Putri yang Ditukar"
Jangan terlalu sering menonton drama Korea, karena kisah cinta tak selamanya berakhir dengan duka...

Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar