Sabtu, 07 April 2012

I'm a Moslem n I Luv Valentine


"Telah terjadi perlambatan arus kenderaan di jalan protokoler X akibat peningkatan volume kenderaan yang melintas sampai mengakibatkan bahu jalan pun digunakan oleh pengendara motor".
Itulah laporan dari salah satu radio FM swasta yang saya dengarkan selama jalan pulang ke rumah. Bahasa yang mirip bahasa silet dan bila diterjemahkan ke dalam bahasa sehari-hari kurang lebih "Ini sih namanya macet total kunae.. ". Iseng-iseng saya amati wajah para pengendara di sekeliling saya yang ternyata rata-rata telah bermetamorfosis berubah warna menjadi sawo merah matang kehijau-hijauan mungkin seperti Hulk yang kelamaan berjemur di pantai, jenis wajah yang muncul ketika ratusan orang kebelet secara bersamaan dan wc umumnya cuman satu. Tak ayal, aura membunuh ala Apriyani Susanti pun tampak jelas dari roman dan setiap gestur tubuh mereka. "Senggol sedikit sa gilas pokoknya", kira-kira begitu arti tatapan-tatapan mata tersebut.

Tapi tau ndak sih, macet itu sebenarnya seperti orang pedekate dalam pacaran nah. Diam melamun di tempatnya lama dan majunya sedikit-sedikit penuh malu-malu. Berbeda dengan cinta dalam hati yang seperti orang memanaskan mesin kenderaan di pagi hari, pedal gasnya ditekan kencang-kencang tidak karuan namun sebenarnya ndak bergerak kemana-mana. Sementara menunggu jawaban dari sang gebetan itu sama seperti berada di traffic light yang korslet sehingga berhenti di warna merah, setelah menunggu terlalu lama selalu ada ragu untuk maju. Sedangkan jatuh cinta itu rasanya seperti melaju kencang di jalanan ramai dengan motor Harley Davidson, ada senang yang membuat tersenyum sepanjang jalan, ada bangga yang melambung tinggi, ada damai yang sukar dijelaskan dan ada adrenalin yang terpacu begitu deras sedangkan bila anda pernah jatuh dari motor maka seperti itulah rasanya ditolak. Jatuh cinta memang berjuta rasanya namun ditolak itu hanya satu rasanya bro : Sakit bela eh..Baik itu ditolak dengan jawaban retoris yang klasik "Maaf kita sebaiknya temanan saja" sampai yang agak kasar "Mmm..sapa yah..maaf kamu bukan cwo tipe aku..(sambil berlalu)"..jadi tipe kamu apa donk?Onyx?Galaxy TAB?N9900? sampai ke jawaban yang Korea bangeet "Maaf aku tidak akan bisa membuatmu bahagia karena aku punya penyakit kanker yang ganas, kata dokter umurku tidak akan lama lagi mungkin sekitar beberapa detik saja dari sekarang"..gubragg..
Sayangnya cinta tidak pernah memiliki tukang parkir untuk memberhentikannya sebelum mentok..

Karena tak ingin terjebak dengan kemacetan multidimensional berjama'ah ini saya pun mengambil jalan belok ke kanan. Jalannya agak lapang, selapang hatiku akhir-akhir ini, namun terasa asing se-asing seseorang yang mulai mengusik kedamaian mimpiku beberapa malam ini. Saya ikuti saja jalannya kemanapun dia menuntun dan dengan ajaib entah bagaimana awalnya saya pun resmi tersesat. Dua jam adalah waktu yang dibutuhkan untuk dapat kembali ke rumah dengan selamat sehat wal'afiat namun perut sedari tadi telah dengan harmoni dan merdunya mengambil nada di irama 4/4.

Makan itu paling enak sambil main facebook, walopun sebenarnya main Facebook itu paling enak sambil jalan-jalan ke Venezia dan Milan, kebetulan sudah lama sekali akun fb saya ndak pernah lagi dibuka, saking lamanya sudah banyak debu disana bahkan sarang laba-laba pun bertebaran dimana-mana. Aw aw aw...Malam ini banyak sekali yang mengupdate status tentang Valentine, ooo ternyata inilah alasan dari kemacetan tersebut, malam ini adalah malam Valentine pemirsa..Banyak para pemuda-pemudi yang mengupload foto-foto unyu nya bersama mawar dan coklat..Kado simbolik dari sebuah hari kasih sayang..(untuk mawar tolong maafin marwan dulu yah..). Ternyata anak-anak alay ini rata-rata efbigenic yah setelah diperhatikan dengan cara seksama dan sesingkat-singkatnya. (* Efbigenic adalah orang-orang yang di foto profilnya keren abis namun aslinya kemungkinan besar ancur abis..hehe)



Namun yang paling menarik perhatian saya adalah telah terjadi perang status malam ini antara dua kubu yang pro dan kontra terhadap Valentine. Mereka saling serang dengan bersenjatakan ayat, dalil, hadist, sejarah, hingga bambu runcing pun tak ketinggalan. Malam ini efbi terasa begitu horor kawan..

Bagi golongan yang meng-haramkan Valentine hanya ada dua kemungkinan, yang pertama adalah mereka yang jomblo... baik jomblo karena belum pernah pacaran seperti La Bahi yang sebentar lagi memperingati Jomblo Peraknya akibat dari sistem dan hukum ekonomi dunia yang begitu kejam ataupun jomblo karena baru saja diputuskan, sedangkan golongan kedua adalah mereka yang alergi coklat serta phobia pada bunga mawar.
(Hukum ekonominya adalah bahwa titik temu/equlibrum/harga pasar tidak dapat terbentuk bila permintaan /demands/selera pasar tidak sesuai/seimbang dengan penawaran/supply/kualitas barang yang ditawarkan)

Saya pribadi memiliki pandangan sendiri tentang Valentine, terlepas dari masalah nama dan sejarahnya saya pikir tak ada yang salah dengan perayaan hari kasih sayang. "

Tapi khan kasih sayang bisa diungkapkan tiap hari??
"Iyye itu benar, sangat amat benar malah. Sama seperti hari Ibu, hari guru atau hari-hari lainnya. Kasih sayang dan penghormatan terhadap Ibu atau Guru nyatanya bisa dilakukan tiap hari kapan saja, namun bagaimana rasanya bila itu semua dilakukan pada moment hari Ibu atau hari Guru, jelas ada sensasi tersendiri disana. Begitu pula dengan hari Kasih Sayang.. Semuanya adalah tentang momentum, bagian dari peradaban kehidupan manusia yang berkembang menjadi sebuah budaya, manusia tanpa budaya bagai sayur tanpa garam. Peringatan momentum seperti Valentine adalah pengingat, pemanis dan pemberi warna pada kehidupan.

"Lalu bagaimana dengan sejarah Valentine yang jelas-jelas bukan berasal dari agama kita, bukankah ada hadist yang mengatakan bahwa 'Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka'

Yah  yah yah...karena kenyataannya Al Qur'an dan Al Hadist itu seperti samudera luas yang tak akan pernah habis ditimba airnya sepanjang zaman, anda mau memancing ikan apa saja ada di dalamnya bakhan ikan duyung dan kuda laut sekalipun. Seperti Qur'an dan Hadist yang di dalamnya dapat kita temukan potongan-potongan ayat dan sunnah Rasul tentang apapun juga ada. Anda mau cari ayat yang membenarkan kekikiran Anda, ada. Mau mencari ayat yang membenarkan hasrat menikah lagi, itu pun ada. Mau mendapatkan ayat yang membolehkan Anda memukul istri, ada juga. Ingin menemukan ayat yang membenarkan workaholic sampe lupa diri juga ada, Mau menemukan ayat sebaliknya yang membenarkan sikap pemalas Anda, juga ada. Apa pun keinginan Anda memahami ayat-ayat untuk melandasi dan mengabsahkan motif dan keinginan Anda, al-Qur’an menyediakannya. Tafsir hitam dan putih bisa tampil sekaligus bahkan untuk ayat yang sama. Semuanya sungguh tergantung niat Anda. Seringkali memang tafsir tentang ayat dan hadist tampak sangat politis, sarat nuansa kepentingan-kepentingan kelompok tertentu dari masa lalu yang beberapa di antaranya sudah tidak memadai untuk kita pegang secara mutlak di kehidupan saat ini. Seperti samudera yang punya standar kedalaman sendiri untuk dijadikan daerah tangkapan ikan maka Al - Qur'an dan Hadist pun memiliki "tolak ukur" nya sendiri, apa itu? Nurani...



Bila hadist di atas di berlakukan secara hantam kromo tabrak kiri kanan bukankah sangat banyak budaya yang bukan menjadi bagian dari sejarah Islam namun nyatanya begitu akrab dalam kehidupan keseharian kita, berbagai cabang olahraga, berbagai bahasa asing, berbagai kemajuan teknologi, berbagai sistem dalam dimensi kehidupan kita dan bahkan facebook ini sekalipun memiliki sejarah panjang yang sama sekali tidak bernuansa Islam. Akan halnya dengan  Puasa Hari Asyura yang jelas-jelas mengikuti budaya kaum Yahudi turun temurun. Saya ingin menandaskan di bagian ini bahwa Islam bukanlah tentang menurut siapa, paham siapa, dari aliran mana, ulama siapa, dll. Bukan. Islam ialah tentang rahmatan lil-‘alamin, yang dengan spirit itulah maka Islam akan selalu aktual sepanjang zaman dan tempat. Aktualitas jelas memerlukan kontekstualisasi. Dan untuk mencapai kontekstualisasi, suka tak suka, Anda harus berpikir dan bersikap dinamis, bukan statis.

Dan nurani saya berkata bahwa pemahaman tentang tasyabbuh (meniru-niru kebiasaan di luar Islam) diperlukan dalam hal ini. Bahwa tasyabbuh ada yang mubah, haram, makruh, sunnah dan wajib hukumnya. Tidak ada kekhas-an salah satu agama atau kepercayaan dalam Valentine, tanpa sedikitpun rasa hina mengikuti adat ke-Islaman, juga tanpa adanya niat untuk merusak aqidah, nash-nash dan prinsip-prinsip syari'at karena yang diselebrasikan adalah tentang kasih sayang dan cinta yang sungguh sangat universal. Bahasa cinta diterima di seluruh umat, di semua golongan, dan di sepanjang zaman. Bukankah Islam adalah agama yang begitu penuh cinta kasih dan sayang kawan...Selama diperingati dengan hal-hal yang positif saya kira tak ada masalah dengan hari Valentine dan kasih sayang, soal nama dan sejarah ambil contoh Thomas dan Uber Cup atau nama satuan yang diakui secara universal seperti Newtonn, Pascal, Watt dan nama-nama lainnya yang memiliki sejarah non Muslim. Bukankah lidah kita begitu luwes mengucapkan dan mengakuinya sebagai bagian dari peradaban manusia??yang salah adalah bila kita memperingati Valentine dengan cara negatif atau berlebihan seperti misalnya memberi kado coklat sebesar patung Murhum atau bunga mawar satu kontainer, kan kasihan orang yang membungkusnya.

Bro n Sist tau ndak ni sama saja kita masih kayak PSSI, yang terus-menerus meributkan statuta.
Posisi statuta PSSI itu kan sama perannya dengan ayat dan hadits dalam agama Islam. Statuta itu adalah teks idealnya, landasan bersama, persis ayat-ayat sebagai ajaran ideal sebagai landasan bersama.
Statuta dan ayat maupun hadist yang sama bunyinya terus saja akan berbeda pemahamannya jika didasarkan pada menurut-menurut ini. Perbedaan-perbedaan ala menurut-menurut itu sangat ndak mungkin diseragamkan, lantaran setiap menurut itu selalu bersandar pada soal kepentingan, kapasitas, faksi politik, dan niatannya. Sepanjang kita terus ribut dalam menurut-menurut yang bersandar pada hal-hal begitu, maka sepanjang itu pulalah kita akan terus rempong!



Itu berarti semestinya kita takkan pernah ribut  jika kita sama-sama menghormati ayat itu. Soal cara paham dan tafsir kita beda, itu wajar sajalah karena isi kepala kita juga ndak pernah sama. Tetapi yang sangat penting agar perbedaan paham dan tafsir itu tidak menjadikan kita galau baku pukul terus ialah menghormati pemikiran orang lain yang berbeda. Ya, menghomati perbedaan itu. Bukan menyebutnya sesat, salah, apalagi kafir. Lantas dipaksa-paksa untuk ditarik ke pahamnya sendiri yang dinyatakan benar, surga, dan Islam yang paling benar.
Inilah alasan paling masuk akal mengapa PSSI tidak akan pernah sampai ke Piala Dunia bahkan hingga nanti di suatu zaman saat ikan bolu sudah bisa memanjat pohon, alasan yang sama mengapa Islam semakin terulur waktunya untuk kembali berjaya.

Sebab sungguh saya, dia, dan kamu sepenuhnya bukan siapa-siapa untuk menyatakan diri sebagai wakil Tuhan yang mampu dengan pasti memisahkan perihal halal dan haram sesuatu hal. Kita semua sama-sama hanya mampu berusaha memahami maksud-Nya dari ayat-ayat-Nya dengan menggunakan berbagai metodologi ilmu pengetahuan, yang hasilnya kemudian kita pegang sebagai prinsip hidup kita dalam berislam, yang kondisi tersebut juga dialami orang dan kelompok lain.

Tentu saja, ini hanya akan terus menjadi blunder beragama kita. Akibatnya, kita terus terjebak pada perdebatan kusir tanpa akhir, sampai-sampai kita lalai untuk membangun akhlak kita masing-masing, yang ternyata akhlak itu merupakan tujuan utama kerasulan Muhammad Saw. Jelas toooh, innama bu’isttu diutammima makarimal akhlak, sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, kata Rasulullah Saw., merupakan tujuan utama segala macam statuta Islam yang terwakili dalam al-Qur’an dan hadits nabi itu.

Ironis sekali, sangat amat sangat, di kala orang-orang lain yang non-muslim telah intens membangun etika global, yang terwujud dalam tingkah-laku kesehariannya yang sangat memuliakan orang lain tanpa sekat perbedaan paham apa pun, eehhhh kita masih rempong dan galau dengan halal/haram dan benar/salah Valentine dll. Ingat selalu, kerempongan dan kegalauan halal/haram dan benar/salah itu hanya akan selalu memicu sesat-menyesatkan, kafir-mengkafirkan, yang itu jelas sangat-sangat-sangat-sangat tidak mencerminkan akhlak karimah.
Saatnya saya katakan..
I'm a Moslem n I Luv Valentine..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar