Sabtu, 07 April 2012

Perubahan itu Sesuatu

Takkan selamanya tanganku mendekapmu
Takkan selamanya raga ini menjagamu
Seperti alunan detak jantungku
Tak bertahan melawan waktu
Dan semua keindahan yang memudar
Atau cinta yang telah hilang

Tak ada yang abadi...

(Peter Pan, Tak Ada yg Abadi)


Hidup takkan pernah berputar kembali ke masa lalu, ke arah yang telah tertempuh, karena waktu yang membingkai kehidupan hanya mengerti cara melangkah ke depan, bukan mundur ke belakang.
Itulah sebabnya siapa pun yang membiarkan dirinya surut ke belakang, akan tergilas oleh laju kehidupan. Bahkan mereka yang mendiamkan dirinya di satu titik layaknya sebongkah batu, maka ia pun akan tenggelam digerus arus sang waktu. Karena sungguh masa lalu tak sepenting hari ini dan masa depan.
Ya, ya, ya, whatever itu, whoever itu, semua harus terus bergerak ke depan. Meski kadang itu terasa amat sesak, bahkan begitu musykil.  
Commencons par l’impossible...
Semua harus dimulai bahkan dari sebuah ketakmungkinan.

Hari kemarin tak akan pernah persis sama dengan hari ini sebagaimana hari ini tak akan pernah sempurna sama dengan hari esok dan begitu seterusnya. Hal ini dimungkinkan karena adanya sebuah sunatullah bernama PERUBAHAN. Tak ada yang abadi di dunia ini, semuanya pasti akan mengalami yang namanya perubahan sebab yang abadi hanyalah perubahan itu sendiri.

Manusia berubah, benda berubah, nasib berubah, waktu berubah, gaya hidup berubah, semuanya…

Manusia berubah, sejak manusia  lahir dari sebuah perubahan hormonal dan fisiologis pada sistem reproduksi Ibu, kemudian mengalami perubahan beberapa fase tumbuh kembang, dari bayi, balita dan anak-anak seperti adek Fidha dan dede Rayhanah yang baru saja ultah selanjutnya remaja hingga perubahan hormonal dan psikologis menjadi seorang dewasa seperti mama Aray yang juga belum lama ultah ke 35 atau 36, saya lupa..hehe..untuk kemudian berperang dengan perubahan warna rambut yang memutih, serta perubahan jumlah kerutan yang semakin merajalela hingga datangnya kematian oleh karena adanya perubahan patologis dari organ tubuh yang telah tiba masa expirednya di dunia.
Clark Kent berubah menjadi Superman, Kotaro Minami berubah menjadi Satria Baja Hitam, Peter Parker berubah menjadi Spiderman, Bruce Wayne berubah menjadi Batman.
Emosi, perasaan dan keimanan adalah atribut manusia yang paling rentan akan sebuah perubahan entah itu ke arah positif atau negatif.
Sifat manusia juga tak luput dari perubahan, ada manusia yang berubah menjadi lebih baik ada juga yang berubah lebih buruk lagi dari sifat sebelumnya. Seperti tante Santi yang dulunya funky n geoul abis sekarang Alhamdulillah sudah berjilbab, semoga nanti ke depannya bisa menjadi wanita yang semulia Sitti Khadijah, setaqwa Sitti Aisyah dan setabah Sitti Fatimah.
Begitu pula nasib manusia bisa berubah, dari kaya menjadi miskin, dari kesialan akhirnya mendapat keberuntungan atau sebaliknya, terkecuali La Bahi yang terlanjur mengklaim kesialan sebagai hobinya.

Semua benda pun bisa berubah, TV LCD LG 3D lama-lama bisa rusak, Laptop Sony Vaio  lama-lama bisa jadi hang, Mobil Toyota Alphard pun bisa mogok di tengah jalan.
Inter Milan berubah dari yang dulunya menjadi raja Eropa dan Italia kini pelan tapi pasti mulai tergerus kedigdayaannya.
Gaya rambut Syahrini berubah, dari jambul khatulistiwa menjadi gorong-gorong Sudirman dan mungkin saja nanti setelah Syahrini berkunjung ke Buton ia terinspirasi membuat gaya model rambut baru,
"Tuli-Tuli Wolio" misalnya..(bayangkan Syahrini dengan rambutnya yang disasak bentuk angka 8) atau kasuami Wakatobi.
 Alhamdulillah yah very something...Se-Alhamdulillah La Bahi yang dulunya beratnya hanya 44 kg sekarang sudah berubah menjadi 44,00427 kg.

Di negeri kita selain Syahrini, akhir-akhir ini lewat layar TV dan berbagai media bisa kita amati telah terjadi banyak perubahan yang terkadang sulit diterima oleh nalar, sedikit tidak manusiawi dan hanya ada di Indonesia.

Dulu pada zamannya Soekarno begitu mengelu-elukan para pemuda bangsa sebagai tonggak perjuangan kemerdekaan. "Berikan aku 1000 orang tua maka aku kucabut Semeru dari akarnya, tapi berikan aku 10 orang pemuda maka akan kuguncangkan dunia " , itulah salah satu kutipan dari sang orator ulung bapak bangsa.
Coba bayangkan bila Pak SBY yang meneriakkan kalimat tersebut hari ini, mungkin saja akan menjadi :" Berikan aku 1000 orang tua maka akan kucabut "Pohon Beringin' dari akarnya, tapi jangan berikan aku 10 orang pemuda karena mereka hanya akan menjadi boyband"
Yah mungkin hal ini sedikit banyak diakibatkan perubahan selera pasar dimana anak-anak alay sekarang lagi hoby sama sekelompok wanita atau semi laki-laki yang nge-dance tidak jelas seperti penguin kesetrum sambil nyanyi-nyanyi keroyokan di atas panggung.

Dulu pada zaman masih menggunakan obor, ketika cinta seseorang ditolak maka pelariannya adalah ke orang-orang pintar baik yang benar-benar pintar karena memiliki IQ 220 seperti Leonardo Da Vinci atau karena punya IPK 4,0 maupun karena punya indera ke enam, ke tujuh dan seterusnya. Kini di zaman serba konduktor saat cinta seseorang ditolak maka pelariannya adalah facebook, twitter dan BBM. "Cinta ditolak status bertindak !!". Orang-orang seperti ini ibaratnya bertelanjang ria di pasar umum. Inna Jiddan..sungguh ther-la-lu..

Dulu di film-film horor Indonesia kita dibuat  merinding dan bergidik ngeri oleh sosok Nyi Roro Kidul yang secara sempurna diperankan oleh Suzannah, tapi liat apa yang ada di bioskop-bioskop sekarang, kita terutama para kaum Adam lebih dibuat merinding oleh penampakan "menu-menu KFC" (maaf :paha-dada-paha-dada) yang bergentayangan sepanjang durasi film. Hantu-hantu zaman sekarang sepertinya terlihat lebih jablay sehingga sering terkesan sangat tidak berperike-hantu-an.

Dulu Indosiar adalah salah satu stasiun TV yang menayangkan film-film sinetron favorit seperti TERSANJUNG yang sekuelnya begitu produktif hingga menceritakan kehidupan tokoh utama dan beberapa generasi di bawahnya. Tapi lihat sekarang film yang mendominasi Indosiar, tak lain adalah sebuah pembodohan umat dan penistaan terhadap kerajaan-kerajaan bersejarah. Siang bolong sang jagoan dengan atribut kerajaannya plus helm SNI ke Mall naik rajawali atau elang namun tanpa mengenakan sabuk pengaman, padahal jelas-jelas di parkiran Mall tersebut tertulis "Bagi kenderaan yang tidak memiliki STNK, dilarang masuk!".

Dulu reporter berita di TVRI sekelas Yasir Den Has atau Anita Rachman begitu menghipnotis para pemirsa se-tanah air, efektif dalam kata, efisien dalam durasi serta  lugas nan berwibawa, tampak begitu cool di layar kaca saat menyajikan laporan berita. Tapi lihat gaya Venny Rose sekarang, saking bersemangatnya sampai terkadang terjadi ketidaksesuaian antara gestur bibir dan kata yang terucap. Bahasa yang digunakan pun begitu sastrawi, berkelok-kelok membuat pikiran para penonton tersesat entah di belantara mana, kita sepertinya membutuhkan obat pencahar untuk mencerna setiap kata kiasannya, memeras otak dan kalau perlu menjemurnya di bawah terik sinar matahari.
Anita Rachman : "telah bercerai"
Venny Rose : "Cukup sudah air mata yang mengalir, sesal dan duka yang selama ini terpendam lama, dan bom waktu itupun harus meledak. Akhirnya....(jrengg...jrenggg...kamera di shoot dan di zooming) mahligai bahtera rumah tangga yang dirajut penuh kasih dalam mengarungi setiap gelombang kehidupan bertahun-tahun kandas sudah sebelum mencapai dermaga kebahagiaan yang diimpi-impikan seperti ketika pertama kali mengucapkan ikrar setia sehidup semati"
Ya sudahlah, sepertinya tim kreatif Silet memang begitu terobsesi pada majas dan peribahasa kawan...



Begitulah dinamika kehidupan..Waktu setiap saat berubah, hari berganti, dari siang berganti menjadi sore, dari malam berganti menjadi pagi, bahkan perubahan waktu tak mungkin bisa dihentikan se-nano-detik-pun terkecuali anda punya kantung ajaib Doraemon di rumah.

Menurut Tokoh filsuf Foucault, manusia dapat mempertahankan eksistensinya di muka bumi karena adanya diskontuinuitas dari setiap peradaban di setiap zaman yang lahir dari riak-riak arus perubahan bernama 'diskursus'. Setiap aksi unjuk rasa pada umumnya menuntut perubahan, Obama bisa menang dengan slogan "CHANGE", tak heran perubahan pun sering menjadi tagline dan janji manis di setiap pementasan praktek politik praktis. Sebab sungguh perubahan menjadi kebutuhan dasar manusia, pemanis dan pemberi warna dalam kehidupan.
Jadi jelas, betapa perubahan mengakrabi setiap dimensi kehidupan manusia mulai dari komponen seluler dalam tubuh, unsur atom di alam sampai pada tata surya dalam kurun waktu yang singkat atau lama, dengan proses yang singkat atau panjang dan bernilai positif ataupun negatif niscaya perubahan itu akan selalu ada sebab perubahan berangkaian paralel dengan satuan waktu yang ikut bergulir seiring zaman.

Keniscayaan perubahan hendaknya membuat setiap nurani termenung bahwa langit tak selamanya biru, bunga tak selalu mekar, dan mentari tak pula senantiasa bersinar sebagaimana hujan lebat bisa reda, badai pun pasti berlalu dan saat kabut usai, matahari kembali bersinar terang serta kehidupan akan terjaga kembali. Tidak seluruh jalan hidup dipenuhi oleh bunga-bunga mekar nan indah namun selalu ada duri-duri tajam dan kerikil-kerikil panas yang terkadang menghalangi, disadari ataupun tidak. Sebanding dengan tidak selamanya jalan hidup diiringi awan mendung, langit gelap dan badai hujan karena akan selalu ada pelangi setelah semuanya berlalu, akan ada senyuman di ujung setiap tangisan berkepanjangan, berkah di setiap cobaan serta jawaban di setiap do'a karena perubahan itu pasti adanya.

Seperti permainan histeria yang terkadang membuat seseorang melambung tinggi jauh ke atas lalu kemudian sekonyong-konyong menjatuhkannya ke bawah, maka begitulah kehidupan. Bersyukurlah saat berada di atas, rajin-rajinlah mengulurkan tangan bagi mereka yang sedang berada di bawah,  begitupula saat engkau berada di bawah, bersabarlah..jadikan mereka yang di atas sebagai katrol motivasi, sebab perubahan bisa datang kapan saja. Tak ada hal yang sulit yang ada hanyalah tidak mudah, tak ada orang gagal yang ada hanyalah orang yang sedang mengalami proses menuju kesuksesan.

Dan sebaik-baiknya perubahan adalah perubahan positif yang diniatkan dan diproklamirkan dari dalam diri sendiri, diaplikasikan dengan ikhlas dan konsisten dalam setiap prosesnya.
Seribu kalimat sakti Mario Teguh hanya akan menjadi obat penenang semu bagimu yang efeknya kemudian menguap bersama embun ketika engkau bangun di esok hari,  namun satu kalimat bijak dari Pak Tarno yang langsung diaplikasikan bisa saja menjadi..jadi apa yah..tolong dibantu yah..prok..prok..prok jadi apa...?
'Sesuatu' yang merubah hidupmu seketika...

Makassar, 18 Februari 2011
Ryo

Resultan Titik Persinggungan Garis Takdir


Karakteristik utama dari kehidupan khas manusia ialah selalu penuh dengan peristiwa-peristiwa acak yang pada akhirnya bisa diungkapkan sebagai cerita, kisah dan sejarah. Olehnya itu hidup bukanlah seperti kisah sinetron Indonesia, Telenovela Latin atau drama romantis Korea yang seperti alphabet tersusun rapi bergerak dari A ke Z. Namun hidup bagi saya, adalah kumpulan puzzle yang kita temukan berserakan dan harus kita susun sendiri untuk menemukan maknanya.

Segala sesuatu dalam kehidupan ini memang pada mulanya selalu merupakan persinggungan dari dua hal -baik dan buruk,  dua peristiwa -bahagia dan sedih, dua kekuatan -angle and devil  serta dua orang yang bertemu dan dipertemukan. Bayangkan bila Adam tak pernah dipertemukan dengan Hawa maka kisah hidup manusia tak mungkin dimulai. Barangkali waktu jadi beku dan semesta hanyalah ruang hampa yang tak memiliki apa-apa, hidup tak mencipta gerak, gerak tak menyusun peristiwa dan peristiwa tak akan pernah membentangkan kisah macam apapun di alam mayapada ini.

Tuhan yang maha mengatur segala sesuatu...

Seseorang memiliki takdirnya sendiri sebagaimana seseorang lainnya. Takdir berjalan berdasarkan natur/rel tertentu yang telah digariskan oleh-Mu, untuk kemudian pada track tertentu dan sebuah kemungkinan tertentu mereka berpapasan, beririsan, bersinggungan dengan yang lain. Sebab peristiwa selalu merupakan resultan dari persinggungan titik-titik takdir yang dimiliki oleh sejumlah orang (dua atau lebih) maka di sanalah Adam menemukan makna "pertemuan", sebagaimana pertama kali ia menjumpai Hawa pada tatapan pertamanya di Surga yang membuat detik hidupnya mulai berdetak! Dan saat itu pula hidup dimulai sebagai fusi sinergis yang harmonis antara takdir seseorang dengan seseorang lainnya sebagai jejaring takdir yang membentang, "KEHIDUPAN".

Seperti Puang Ira dan K Rijal yang telah bersinggungan pada beberapa titik-titik takdir, untuk akhirnya pada 4 Maret kemarin akan memulai fase kehidupan baru dimana konfigurasi peristiwa akan lebih sering lagi mempersinggungkan titik-titik takdir mereka seiring ijab qabul yang telah terucapkan, setia tanpa mendua, menua dalam bentangan sejarah jalinan simpul-simpul garis takdir tersebut untuk membentuk sebuah kontinen makna ikrar cinta sehidup semati.

Saat dimana yang satu membuka jendela hatinya sepenuhnya dan yang lainnya memasuki dengan keseluruhan dirinya pula bersama getar rasa dalam dada serta getar cinta dalam kata. Tanpa rasa takut untuk salah karena semua manusia memang terlahir ke dunia untuk "belajar berproses", tak perlu berpikir tak akan bahagia karena sekat antara bahagia dan tak bahagia hanyalah "kesabaran berproses",  tak ada ragu untuk melangkah, tak perlu melihat apapun, tak perlu menghitung dan tak jua perlu memperkirakan apapun sebab cinta di antara sepasang anak cucu Adam sesungguhnya tak memiliki apapun ; Kosong...
Yah "kosong" ..
Cinta, jika memang perlu didefinisikan barangkali semacam kekosongan yang lapang, sebuah ruang tanpa batas yang dengan keseluruhan kesederhanaan dan kerendahan hatinya bersedia menampung apapun, cerita bahagia maupun sedih, gambar yang baik maupun buruk, sifat yang membanggakan maupun memalukan..semuanya...tanpa batas...

Sebuah cinta yang versi puang Ira diyakini sebagai sebuah analogi dari keimanan "Diniatkan dalam hati, diucapkan dalam kata, dan diwujudkan dalam perbuatan". Bukan sekadar menjadi "gincu merah" pemanis bibir namun seringkali gagap diwujudkan dalam kenyataan.

Entahlah mungkin cinta itu sendiri memang tak perlu didefinisikan tapi dimaknai, tak perlu dihitung namun diperhitungkan, tak perlu dipikir tapi cukup dirasakan seperti lukisan abstrak yang tak perlu diberi judul karena mengandung ribuan perspektif dalam luasnya samudera tafsir. Yang pasti menurut saya sesederhana apapun cinta itu, ia adalah puncak perayaan dari kesempurnaan manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Dan mereka pun telah menyempurnakan separuh agamanya..

Tuhan yang maha menyatukan segala sesuatu yang terserak...

Berdua mereka akan menyusun serakan puzzle yang tersisa dengan kejumawaan untuk saling mendengarkan, saling berterima kasih dan saling memaafkan. Sebab hanya dengan semua ke-"saling"-an itu hubungan dua anak manusia membentangkan dan melahirkan segala yang baik, segala hal yang indah, segala hal yang selalu layak untuk terus menerus dicintai..oleh siapa saja..

Satukanlah napas cinta mereka berdua, sebagaimana Engkau menyatukan Adam dan Hawa, Nabi Yusuf dan Zulaikha, Muhammad SAW dan Khadijah Al- Kubra, sebab seperti pasangan-pasangan di atas mereka pun tak lebih menginginkan segala sesuatu di dunia ini selain percikan Cinta-Mu yang sejuknya menentramkan dan kilaunya membahagiakan. Limpahkanlah pada mereka berdua pengetahuan, kesabaran, kesadaran, pengertian dan kesetiaan. Jagalah Rahim cinta yang darinya akan dilahirkan anak-anak yang Engkau titipkan. Berikanlah kepada mereka kemampuan untuk mendidik anak-anak itu dalam mencintai-Mu.

Tuhan yang maha mengetahui rahasia waktu

Waktu serupa misteri, rahasia yang selalu mempesona. Sehebat apapun kami manusia tak akan mampu membaca peta waktu-Mu, tak kan dapat menduga miliaran kemungkinan dalam irama takdirmu. Namun satu yang pasti adalah sebuah "perubahan" atau istilah Puang Syam "changes". Konsekuensi logis dari laju dinamika historisitas manusia. Mungkin dalam laju roda waktu-Mu, akan banyak perubahan yang terjadi, setiap harinya mungkin mereka akan menjadi dua orang yang berbeda maka tuntunlah mereka agar setiap harinya pula berusaha saling mengenal sisi diri mereka yang lain masing-masing. Ketika putih menunjukkan putihnya dan hitam menunjukkan hitamnya, mungkin akan ada rambut yang bertambah panjang atau bahkan menghilang maupun berubah warna, kulit yang mengkerut atau lipatan lemak yang menjuntai kemana-kemana, aroma tubuh yang lebih wangi atau justru agak bau, raut wajah yang cerah ceria merekah bak bidadari atau pangeran maupun gestur tubuh penuh kesal dengan tanduk setan imajiner yang mulai tumbuh di kedua sisi kepala sebagai isyarat "perang" tak kan terelakkan lagi, namun entah bagaimana caranya itu buatlah mereka saling jatuh cinta pada perubahan-perubahan tersebut, lagi dan lagi, sampai habis usia mereka. Tiupkanlah ruh cinta yang akan terus berdenyut dalam jantung hati yang mengutamakan apresiasi positif terhadap segala macam perubahan.  

Setiap manusia harus memiliki " kaca spion"-nya masing-masing kata puang Icha guna membaca kembali jejak dan peristiwa yang tertinggal di belakang, menelusuri lika liku garis takdir dan setiap persinggungannya. Saat satu peristiwa terhubung dengan peristiwa lainnya hingga terbaca sebuah cerita. Peristiwa yang dapat membuatmu tertawa terbahak-bahak pada suatu hari namun membuatmu tersenyum getir di hari yang lain, peristiwa yang pernah membuatmu menangis sesenggukan barangkali juga menjadi peristiwa yang membuatmu merasa bersyukur di waktu yang lain, sungguh kumpulan cerita-cerita inilah yang membuat kita menjadi manusia seutuhnya.

Menyadarkan kita bahwa kebahagiaan hanyalah satu sisi dari wajah lain dari kesedihan, seperti "tertekan" yang kadang-kadang juga merupakan nama lain dari rasa "bebas". Ketika seluruh cerita telah terbaca, garis-garis takdir terangkai maka seluruh peristiwa terlacak. Sebab itulah  setiap orang selalu butuh teman untuk berlayar, seseorang yang akan menemani bersama-sama mengarungi ombak badai lautan kehidupan demi melacak jejak pulang seperti Adam dan Hawa..Menuju Surga..
Maka bimbinglah keduanya untuk selalu belajar dari masa lalu, berikhtiar untuk masa kini, dan bertawakkal untuk masa depan.

Mungkin kita bisa membuang ingatan, tapi kita tak bisa menolak kenangan. Sebab tak semua yang kita ingat akan kita kenang, tetapi semua yang kita kenang akan tersimpan baik dalam ingatan. Biarkan kisah mereka menjadi cerita abadi, sampai jauh di kemudian hari tercetak baik dalam ingatan berwujud sebuah kenangan indah sebagai akhir dari resultan seluruh titik-titik persinggungan garis takdir mereka.
Amin..Allahumma Amin...

Resolusi dalam Warna Kehidupan


Sejatinya perpisahan selalu menyisakan perih, jumpa dalam suka dan pisah dalam duka, seperti itulah alur hidup yang sewajarnya. Tuhan telah menggariskan bahwa pertemuan selalu diiringi perpisahan, kesenangan selalu disertai kesedihan. Cepat atau lambat, hukum kausalitas itu pasti terjadi.
Lantas, setelah perpisahan tercipta, terbitlah memori, kenangan, nostalgia, romantika. Inilah satu-satunya diary hidup yang bisa kita rangkai kembali laksana sebuah “reka-ulang sebuah peristiwa”, meski itu hanya berada di alam imajinasi, bukan kenyataan. Karena ia hanya sebuah imajinasi, maka ia tidak konkret, begitu abstrak, begitu rapuh untuk disaput angin dan hilang entah kemana, untuk beberapa jenak kemudian kembali terangkai dalam rongga ingatan kita.
Tak ada kata mundur untuk siapa pun. Semuanya harus maju melangkah, ke depan, ke gerbang perpisahan itu, bukan menoleh dan kembali ke belakang.

Kita hanya bisa merekam catatan-catatan indah ataupun kelam dalam kurun waktu tersebut, sebelum kita sendirilah yang kemudian akan direkam dalam helai-helai sejarah oleh orang-orang di belakang kita.
Wahana akselerasi waktu begitu kencangnya melipat zaman hingga tanpa sadar setahun sudah kita bercumbu dengan tahun 2011. Sekali lagi, abad Eisntein pun sepertinya akan segera berakhir.
Akhirnya malam ini kita harus melepas tahun 2011 dengan khidmat penuh refleksi kilas balik dalam setahun untuk  kemudian merayakan datangnya tahun yang baru 2012 dengan gegap gempita penuh resolusi visi dan misi hidup dalam setahun ke depannya.

Akan halnya kembang api dan petasan, maka resolusi pun merupakan tradisi tak terpisahkan dalam setiap pergantian tahun. Resolusi sontak menjadi kata yang laris manis bagai rudal nan begitu deras ditembakkan sesuka hati di ujung-ujung bibir setiap penghuni bumi dengan begitu manisnya. Mengenai apa sebenarnya resolusi itu? pertanyaan klasik yang mempunyai hak untuk menjadi bahan perbincangan di dalam benakku malam ini.

Menyontek sedikit dari kamus, secara harfiah resolusi berarti pemecahan sebuah masalah, namun dalam KBBI dikatakan kalau resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yg ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang), sebuah pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal, rapat akhirnya mengeluarkan suatu yang akan diajukan kepada pemerintah.

Namun seturut budaya yang bertransformasi, resolusi pun mengalami evolusi makna menjadi lebih sederhana yang lebih dikenal sebagai sebuah keinginan atau harapan, yang ingin kita raih dan dapatkan di masa depan, sebagai perbaikan atas keadaan kita di masa sekarang. Masalahnya, apakah benar kita harus menunggu sebuah tahun baru untuk melakukan sebuah resolusi, untuk sebuah harapan baru dan untuk sebuah semangat baru? Bila mencoba untuk sedikit tidak naif, kenyataannya bahwa tahun baru hanyalah sebuah  momentum yang diyakini tepat untuk membuat sebuah resolusi. Perubahan tahun, perubahan shio, ataupun perubahan kalender, diyakini bisa membuat nasib atau peruntungan seseorang bisa berubah. Lebih universalnya lagi bahwa sistem roda dimensi kehidupan manusia secara global hari ini, terutama dimensi ekonomi dan sosial adalah sebuah siklus tahunan yang memang berpatron pada perhitungan kalender Masehi ini jadi mau tidak mau kita pun ikut terseret dalam pusaran sistem tersebut.

Idealnya setiap hari harusnya kita memiliki sebuah resolusi untuk menyambut hari esok yang baru dengan harapan dan semangat baru pula, hidup yang dinamis penuh perubahan sebab sungguh tak ada yang abadi dalam hidup ini kecuali perubahan itu sendiri kata Om Einstein. Mari kita mulai dari yang sederhana saja, karena yang sederhana sebenarnya lebih mendekati pada kesempurnaan. Tentang resolusi tahunan hendaknya tidak berhenti  sebatas sebuah pengucapan saja yang seperti sampah berserakan dan menggunung di berbagai situs jejaring sosial tapi juga berlanjut dalam sebuah proses dan pencapaian serta yang paling penting adalah konsistensi.



Malam ini saya diaduk dalam celupan rasa. Rasa hambar atas ketakbermaknaan hidup, belum sempat memikirkan resolusi untuk 2011 yang lalu tiba-tiba tanpa isyarat 2012 telah menekan tombol ENTER nya. Ada banyak keraguan yang dihembuskan, namun segala puji atas karunia Allah untuk keberanian memutuskan dan bertindak. Katakanlah, ada begitu banyak orang dan rencana di luar sana, namun hanya berapa persenkah yang kemudian maujud terlaksana. seseorang harus maju dengan mimpi-mimpinya.

Dalam pasang surutnya energi, dalam fleksibitasnya grafik keimanan, saya meresapi bahwa seberat apapun masa-masa yang kita jalani, kemampuan beradaptasi menjadi begitu penting. tujuan itu telah dikunci, namun metodenya bebas. Kemenangan telah ditentukan, strateginya terbebas dalam ribuan pilihan. Untuk semua kesalahan orang lain yang telah termaafkan, terima kasih telah menjadi guru bagi saya bukan karena kalian lebih bijak tapi karena dari kalianlah saya belajar tentang arti sebuah kebijaksanaan . Terima kasih untuk setiap kebaikan yang telah dihela, maka kelegaan adalah imbalan. perasaan lega atas ego yang terkendali dan karenanya tak lagi meracuni, serta cinta yang menguatkan dan menyembuhkan.

Hanya berusaha untuk selalu bersyukur dan ikhlas atas seluruh warna yang diberikan dalam kehidupanMu yang spektakuler ini. Sungguh hanya syukur dan ikhlas yang menjadi kunci dari sebuah kebahagiaan sejati yang berlaku di sepanjang umur bumi, ketika syukur dan ikhlas tersebut mencapai titik kulminasinya bahkan bernafas pun dapat menjadi sebuah kebahagiaan.

Tahun ini resolusiku menumpuk hingga begitu banyak untuk disebutkan, tetapi Insha Allah tidak begitu sedikit untuk diperjuangkan.
Selalu berharap bisa menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Itu saja sebenarnya...Sebuah harapan klasik namun bukan berarti tak perlu ducapkan apalagi diperjuangkan.
Jari-jemari ini akan kubiarkan terus menari dalam kata mengukir kisah kehidupan, kedua kaki ini akan kubiarkan terus melangkah mencari jazirah yang meneduhkan, otak ini akan kubiarkan terus mencari stimulusnya dan hati ini pun akan kubiarkan terus bersenandung mengirim isyaratnya pada seseorang di sana.

Selamat tinggal 2011, hati-hati di jalan..Sayonara
Selamat datang 2012 , mari bekerja sama dengan baik..Yoroshiku Onegaishimasu

Dalam setiap cerahnya warna kehidupan selalu ada hitam dan abu-abu yang tersirat...
Mari menguak tabir, menjelajah waktu dan mencari hikmah dalam setiap lembar dari buku takdir-Nya...

Wassalam




Mari Galau Berjama'ah

Galau...Kata ini sedang laris manis di kalangan anak geoul se-Nusantara dari Sabang sampai Merauke, dari yang berambut kepang tapi nge fans sama Andra and The Backbone sampai yang gaya anak Punk tapi nge fansnya sama Cherri Belle. Mereka begitu gemar mengumbar kata galau dan birahi kegalauannya di berbagai situs jejaring sosial. Ada status galau, ada tweet galau, ada sms galau, ada foto profil galau, bahkan ada lagu galau seperti lagu PeterPan (Galau Habis Terang) atau lagu dari legenda musik kita bang Iwan Fals (Galau Rambu Anarki). Mereka seolah begitu bangga dengan kegalauan-kegalauan yang mereka buat, istilahnya ndak galau = ndak geoul lho man. Terlalu lama jomblo galau, lagi pedekate galau, sementara pacaran galau, pas putus lebih galau lagi, dimarahi orang tua galau, dimarahi atasan galau, dimarahi guru/dosen galau, dimarahi anak kecil pun galau, pokoknya apa-apa galau.

So, what the meaning of Galau sebenarnya ?? Di halaman 407 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi IV (2008), dikatakan “galau” berarti kacau (tentang pikiran); “bergalau” berarti (salah satu artinya) kacau tidak keruan (pikiran); dan “kegalauan” berarti sifat (keadaan hal) galau.

Lalu apakah penyebab galau itu kawan ? jawabnya beragam namun yang jamak ditemukan di habitat para ABG geoul dalam berbagai situs jejaring sosial adalah seputar masalah cinta dan seluk belukarnya. Misalnya saja nih seorang cwe suka sama cwo tapi cwo itu justru suka sama sahabat si cwe, nah sementara sahabat si cwe ni sukanya justru ke sahabat si cwo , parahnya lagi nih sahabat si cwo jatuh cinta setengah mati sama si cwe yang pertama tadi, jadi lah mereka berempat galau berjama'ah, anda juga pasti galau memikirkannya?sama..saya pun seperti itu sebenarnya...!!!
Atau ada juga namanya galau Akademis misalnya : Anda besok ada ujian final, terus pacar anda ngotot minta ditemani jalan ke mall, orang tua anda juga ngotot diantar berobat ke dokter, adik anda ngotot minta ditraktir ke KFC, bahkan pembantu anda ngotot minta pertanggung jawaban dari anda.

Jadilah anda galau segalau-galaunya kegalauan seorang diri di kamar sambil update status "saya sedang Galauwwwwww malam ini" (ditambahkan huruf W banyak-banyak biar lebih terasa tajwidnya, terkesan bertasydid dan bertaukid terasa betul nyeri galaunya), karena tidak puas anda pun ganti status lagi, lagi dan lagi curhat tidak karu-karuan terkadang singkat hanya 2 kata yang tak jelas maknanya, kadang panjang hingga beberapa paragraf, terkadang sedikit mellow tak jarang pun berganti kata-kata kasar sumpah serapah dengan penambahan nama beberapa spesies hewan.

Nih contoh status orang galau : "Dasar cowok brengsek km!! Sa doakan kamu bisulan di dengkul sebesar bola tenis, biar km ndak bisa sholat Jum'at seumur hidup !!!"..wetsss...Sadiss broo..Lalu ganti foto profil setiap 2 menit layaknya slide show dengan berbagai ekspresi orang galau pada umumnya, seperti berfoto di depan cermin toilet, di dalam mobil, bahkan ada pula yang di atas tower, dengan gaya satu tangan di kepala seperti orang mau adzan, dengan kepala dimiringkan hampir 180 derajat, atau dengan gaya melongo sambil bibir dimanyun-manyunkan. Tak lupa guna melengkapi kegalauwannya para galau-ers pun mengganti nama ID-nya di berbagai situs jejaring sosial misalnya saja menjadi : " Parjo ingin Bahagia Cellaluw" atau "Jamilah sudah Dewasa" , " Dg Gassing Tak Ingin Disakiti", "Isabell Korban Cinta" atau juga "Ngatiyem Lophe Jason 4ever ".

Perilaku para galau-ers ini tak hanya mengusik ketenangan orang lain yang juga memanfaatkan situs jejaring sosial yang sama tapi juga bisa membuat kita yang awam ikut-ikutan galau artinya galau itu ternyata bisa menular kawan misalnya saja bila ada status seperti ini : "Tanpa dirimu di sisiku, tinggalah Baygon cair 5 liter ini jadi temanku #menunggu bedug adzan Maghrib" ...gubragg...

Saya pikir negara kita sudah terlalu galau dengan berbagai masalah carut marutnya roda birokrasi, inkonsistennya kinerja badan legislatif, dan misteriusnya aksi aparat hukum di negeri ini. Berita terbaru adalah kasus Nunun yang juga ikut-ikutan galau dan menderita amnesia. Masihkah kita generasi mudanya ikut-ikutan menjadi generasi galau? Mari berbenah, jangan pernah buka pintu sedikit pun bagi tamu bernama galau ini kawan.

Sadari bahwa galau itu sebenarnya sumbernya adalah dari dalam diri kita sendiri, jadi sudah barang tentu solusinya pun dari dalam bukan dari luar. Pertama mind set (bukan manset), Pikiran itu persis kebun. Ingat kuat kalimat ini. Kebun pikiran yang dirawat dengan yang tak dirawat pasti beda panennya. Kalau pikiran dirawat, maka kebun itu akan bersih dari ragam makhluk kotor menjijikkan yang numpang bersarang di dalamnya. Tapi kalau pikiran ndak diurus, maka kebun itu akan disarangi ular, belatung, dan semak belukar. Suudzon, ngeres, negatifan selalu, itulah di antara hasil panen kebun pikiran yang tak terawat.

Pikiran juga harus rajin-rajin diberi vitamin. Jangan cuma rambut dan kuku saja yang di-creambath dan pedicure, tapi pikiran juga itu. Kasih tuh pikiran ragam vitamin pembasmi polusi-polusi, yang niscaya akan menghasilkan kemampuan untuk melapangkan pikiranmu dengan cakrawala yang positif-positif. Yah, bolehlah itu vitamin ilmu pengetahuan, bacaan, obrolan kritis, hingga menyimak siraman ruhani sebagai contoh-contoh jenis vitamin yang penting untuk menyehatkan pikiranmu.

Maka lihatlah sendiri, betapa tajam perbedaan cara pikir seseorang yang ndak doyan makan buku, malas menyimak kultum, dan tak mau berdiskusi banyak hal, dibanding mereka yang rajin mengasupi otaknya dengan banyak perspektif. Yang satu cenderung cupet, pendek nalar, emosional, yang lainnya selalu penuh perhitungan, pertimbangan, dan kematangan. Hasilnya? Beda sangatlah action-nya. Yang satu, kalau lagi marah begitu mudah mengeluarkan monyet, ular, dan hewan lainnya yang bersarang di otaknya, sementara yang satu lagi, lebih memilih mengeluarkan nalar dan bahasa yang logis untuk memahami dan mengatasi masalah yang sama.

Kedua, hal fatal yang sering kita lakukan adalah mencari kambing hitam yaitu faktor dari luar atas benih kegalauan yang kita tanam sendiri . Gara-gara dialah, jadi begini, kacau begini…” atau “Dasar bego, bikin runyam saja dia…” atau “Memang tong orang tanpa otak dan nurani dia tuh, bikin hati sesak saja kelakuannya…”
Semua ragam ekspresi kegalawwan itu sepenuhnya bersumber dari klaim yang kita ukirkan ke kepala orang lain, yang sempurna betul kita anggap sebagai biang kegalawwan kita dan karenanya kita sangat negatif padanya. Dan sikap begini umum sekali kita lakukan sehari-hari, Tapi, coba renungkan, apakah memang benar begitu adanya? Hakikat masalahnya? Asal-usul masalahnya?
Belum tentu kan.

Hanya lantaran kita memposisikan diri sebagai juri tunggal atas suatu masalah yang menimpa diri kita, maka subyektivitas-egoisme kita akan sangat begitu hebat menguasai diri kita, bahkan sampai pada level ngotot membenarkan ketakbenaran yang sebenarnya telah dibisikkan nurani kita, sehingga ujungnya kita menyimpulkan bahwa ini adalah kesalahannya! Sampai di sini, sempurnalah kita mandi kembang busuk kegalauan itu pemirsa. Satu mantra yang singkat namun nyaris tak pernah tersentuh oleh otak, mata hati dan mata bathin kita adalah "Maybe I'm wrong" ...Mantra ini sangat perkasa untuk menghadirkan kesadaran dalam diri kita, sepanas apa pun kita dibakar galau itu, bahwa penilaian subyektif kita atas hakikat masalah dan orang yang terlibat di dalamnya bisa jadi hanyalah sebuah dugaan, hipotesis, yang jelas sangat tidak terjamin kebenarannya. Karena ini hanya sebuah dugaan yang murni berpijak pada prasangka, yang jauh dari garansi kebenaran, maka sungguh ia tak layak untuk dijadikan pegangan. Ia harus terlebih dahulu ditempuhkan untuk menjalani proses “peleburan prasangka” aku dan dia, atau dalam bahasa gaul Hans-Goerg Gadamaer disebut “fusion of horizons”, yang kemudian darinya akan menghasilkan hakikat kebenaran yang sesungguhnya.

Dari sini, sungguh cukup mudah untuk memafhumi bahwa sejatinya kita ini lebih sering menggalaukan hari-hari kita dengan tangan kita sendiri lantaran kita gagal memafhumi diri kita sendiri sebagai sosok yang sangat bisa salah dalam menilai, memikirkan, dan menyimpulkan suatu perkara. Galau yang sebenarnya ndak pernah ada wujudnya itu menjadi begitu nyata efek buruknya dalam hidup kita hanya karena kita sendiri yang begitu kreatif menyulamnya sebagai sebuah kegalaua hingga kemudian meng-alay kan diri dengan selebay-lebaynya ABG geoul.
Jika kita mampu konsisten mengolah ragam kegalauan yang kita rasakan setiap hari dengan metode seperti itu, apa pun itu sumber masalahnya, niscaya kita akan semakin bisa mengasah pikiran dan hati kita untuk menjadi lebih baik dalam menyikapi segala hal yang terjadi dalam hidup kita. Pembiasaan menyikapi segala isu, kabar, kata-kata, hingga perilaku yang kita anggap menggalaukan kita dengan metode tersebut pada gilirannya akan menempa jiwa kita bisa menjadi individu yang lebih dewasa dan bijak.

Nah, cara bergalau beginilah yang kusetujui sebagai bagian dari iman . Semakin mampu kita bergalau yang menempa seluruh saraf kemanusiaan kita menuju kearifan, itu pertanda bahwa iman kita semakin bermutu menuju desir angin kedamain hidup, lantaran kita semua pasti setuju bahwa keimanan akan selalu menghantar pemiliknya menghasilkan kebajikan. Makanya oleh sebab itu mari galau berjama'ah.

NB : Bagi yang sedang galau dan tidak dapat menyerap bahasa-bahasa di atas, singkatnya bila anda sedang galau segera ambil air wudhu, bila masih tetap galau shalatlah dua raka'at bila masih juga tetap galau keluarlah, jelajahi tempat-tempat yang anda senangi, temui orang-orang yang anda cintai, makan makanan apapun yang anda sukai dan lakukan hal apapun yang anda gemari, selama semua itu halal pastinya...Salam Galau

I'm a Moslem n I Luv Valentine


"Telah terjadi perlambatan arus kenderaan di jalan protokoler X akibat peningkatan volume kenderaan yang melintas sampai mengakibatkan bahu jalan pun digunakan oleh pengendara motor".
Itulah laporan dari salah satu radio FM swasta yang saya dengarkan selama jalan pulang ke rumah. Bahasa yang mirip bahasa silet dan bila diterjemahkan ke dalam bahasa sehari-hari kurang lebih "Ini sih namanya macet total kunae.. ". Iseng-iseng saya amati wajah para pengendara di sekeliling saya yang ternyata rata-rata telah bermetamorfosis berubah warna menjadi sawo merah matang kehijau-hijauan mungkin seperti Hulk yang kelamaan berjemur di pantai, jenis wajah yang muncul ketika ratusan orang kebelet secara bersamaan dan wc umumnya cuman satu. Tak ayal, aura membunuh ala Apriyani Susanti pun tampak jelas dari roman dan setiap gestur tubuh mereka. "Senggol sedikit sa gilas pokoknya", kira-kira begitu arti tatapan-tatapan mata tersebut.

Tapi tau ndak sih, macet itu sebenarnya seperti orang pedekate dalam pacaran nah. Diam melamun di tempatnya lama dan majunya sedikit-sedikit penuh malu-malu. Berbeda dengan cinta dalam hati yang seperti orang memanaskan mesin kenderaan di pagi hari, pedal gasnya ditekan kencang-kencang tidak karuan namun sebenarnya ndak bergerak kemana-mana. Sementara menunggu jawaban dari sang gebetan itu sama seperti berada di traffic light yang korslet sehingga berhenti di warna merah, setelah menunggu terlalu lama selalu ada ragu untuk maju. Sedangkan jatuh cinta itu rasanya seperti melaju kencang di jalanan ramai dengan motor Harley Davidson, ada senang yang membuat tersenyum sepanjang jalan, ada bangga yang melambung tinggi, ada damai yang sukar dijelaskan dan ada adrenalin yang terpacu begitu deras sedangkan bila anda pernah jatuh dari motor maka seperti itulah rasanya ditolak. Jatuh cinta memang berjuta rasanya namun ditolak itu hanya satu rasanya bro : Sakit bela eh..Baik itu ditolak dengan jawaban retoris yang klasik "Maaf kita sebaiknya temanan saja" sampai yang agak kasar "Mmm..sapa yah..maaf kamu bukan cwo tipe aku..(sambil berlalu)"..jadi tipe kamu apa donk?Onyx?Galaxy TAB?N9900? sampai ke jawaban yang Korea bangeet "Maaf aku tidak akan bisa membuatmu bahagia karena aku punya penyakit kanker yang ganas, kata dokter umurku tidak akan lama lagi mungkin sekitar beberapa detik saja dari sekarang"..gubragg..
Sayangnya cinta tidak pernah memiliki tukang parkir untuk memberhentikannya sebelum mentok..

Karena tak ingin terjebak dengan kemacetan multidimensional berjama'ah ini saya pun mengambil jalan belok ke kanan. Jalannya agak lapang, selapang hatiku akhir-akhir ini, namun terasa asing se-asing seseorang yang mulai mengusik kedamaian mimpiku beberapa malam ini. Saya ikuti saja jalannya kemanapun dia menuntun dan dengan ajaib entah bagaimana awalnya saya pun resmi tersesat. Dua jam adalah waktu yang dibutuhkan untuk dapat kembali ke rumah dengan selamat sehat wal'afiat namun perut sedari tadi telah dengan harmoni dan merdunya mengambil nada di irama 4/4.

Makan itu paling enak sambil main facebook, walopun sebenarnya main Facebook itu paling enak sambil jalan-jalan ke Venezia dan Milan, kebetulan sudah lama sekali akun fb saya ndak pernah lagi dibuka, saking lamanya sudah banyak debu disana bahkan sarang laba-laba pun bertebaran dimana-mana. Aw aw aw...Malam ini banyak sekali yang mengupdate status tentang Valentine, ooo ternyata inilah alasan dari kemacetan tersebut, malam ini adalah malam Valentine pemirsa..Banyak para pemuda-pemudi yang mengupload foto-foto unyu nya bersama mawar dan coklat..Kado simbolik dari sebuah hari kasih sayang..(untuk mawar tolong maafin marwan dulu yah..). Ternyata anak-anak alay ini rata-rata efbigenic yah setelah diperhatikan dengan cara seksama dan sesingkat-singkatnya. (* Efbigenic adalah orang-orang yang di foto profilnya keren abis namun aslinya kemungkinan besar ancur abis..hehe)



Namun yang paling menarik perhatian saya adalah telah terjadi perang status malam ini antara dua kubu yang pro dan kontra terhadap Valentine. Mereka saling serang dengan bersenjatakan ayat, dalil, hadist, sejarah, hingga bambu runcing pun tak ketinggalan. Malam ini efbi terasa begitu horor kawan..

Bagi golongan yang meng-haramkan Valentine hanya ada dua kemungkinan, yang pertama adalah mereka yang jomblo... baik jomblo karena belum pernah pacaran seperti La Bahi yang sebentar lagi memperingati Jomblo Peraknya akibat dari sistem dan hukum ekonomi dunia yang begitu kejam ataupun jomblo karena baru saja diputuskan, sedangkan golongan kedua adalah mereka yang alergi coklat serta phobia pada bunga mawar.
(Hukum ekonominya adalah bahwa titik temu/equlibrum/harga pasar tidak dapat terbentuk bila permintaan /demands/selera pasar tidak sesuai/seimbang dengan penawaran/supply/kualitas barang yang ditawarkan)

Saya pribadi memiliki pandangan sendiri tentang Valentine, terlepas dari masalah nama dan sejarahnya saya pikir tak ada yang salah dengan perayaan hari kasih sayang. "

Tapi khan kasih sayang bisa diungkapkan tiap hari??
"Iyye itu benar, sangat amat benar malah. Sama seperti hari Ibu, hari guru atau hari-hari lainnya. Kasih sayang dan penghormatan terhadap Ibu atau Guru nyatanya bisa dilakukan tiap hari kapan saja, namun bagaimana rasanya bila itu semua dilakukan pada moment hari Ibu atau hari Guru, jelas ada sensasi tersendiri disana. Begitu pula dengan hari Kasih Sayang.. Semuanya adalah tentang momentum, bagian dari peradaban kehidupan manusia yang berkembang menjadi sebuah budaya, manusia tanpa budaya bagai sayur tanpa garam. Peringatan momentum seperti Valentine adalah pengingat, pemanis dan pemberi warna pada kehidupan.

"Lalu bagaimana dengan sejarah Valentine yang jelas-jelas bukan berasal dari agama kita, bukankah ada hadist yang mengatakan bahwa 'Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka'

Yah  yah yah...karena kenyataannya Al Qur'an dan Al Hadist itu seperti samudera luas yang tak akan pernah habis ditimba airnya sepanjang zaman, anda mau memancing ikan apa saja ada di dalamnya bakhan ikan duyung dan kuda laut sekalipun. Seperti Qur'an dan Hadist yang di dalamnya dapat kita temukan potongan-potongan ayat dan sunnah Rasul tentang apapun juga ada. Anda mau cari ayat yang membenarkan kekikiran Anda, ada. Mau mencari ayat yang membenarkan hasrat menikah lagi, itu pun ada. Mau mendapatkan ayat yang membolehkan Anda memukul istri, ada juga. Ingin menemukan ayat yang membenarkan workaholic sampe lupa diri juga ada, Mau menemukan ayat sebaliknya yang membenarkan sikap pemalas Anda, juga ada. Apa pun keinginan Anda memahami ayat-ayat untuk melandasi dan mengabsahkan motif dan keinginan Anda, al-Qur’an menyediakannya. Tafsir hitam dan putih bisa tampil sekaligus bahkan untuk ayat yang sama. Semuanya sungguh tergantung niat Anda. Seringkali memang tafsir tentang ayat dan hadist tampak sangat politis, sarat nuansa kepentingan-kepentingan kelompok tertentu dari masa lalu yang beberapa di antaranya sudah tidak memadai untuk kita pegang secara mutlak di kehidupan saat ini. Seperti samudera yang punya standar kedalaman sendiri untuk dijadikan daerah tangkapan ikan maka Al - Qur'an dan Hadist pun memiliki "tolak ukur" nya sendiri, apa itu? Nurani...



Bila hadist di atas di berlakukan secara hantam kromo tabrak kiri kanan bukankah sangat banyak budaya yang bukan menjadi bagian dari sejarah Islam namun nyatanya begitu akrab dalam kehidupan keseharian kita, berbagai cabang olahraga, berbagai bahasa asing, berbagai kemajuan teknologi, berbagai sistem dalam dimensi kehidupan kita dan bahkan facebook ini sekalipun memiliki sejarah panjang yang sama sekali tidak bernuansa Islam. Akan halnya dengan  Puasa Hari Asyura yang jelas-jelas mengikuti budaya kaum Yahudi turun temurun. Saya ingin menandaskan di bagian ini bahwa Islam bukanlah tentang menurut siapa, paham siapa, dari aliran mana, ulama siapa, dll. Bukan. Islam ialah tentang rahmatan lil-‘alamin, yang dengan spirit itulah maka Islam akan selalu aktual sepanjang zaman dan tempat. Aktualitas jelas memerlukan kontekstualisasi. Dan untuk mencapai kontekstualisasi, suka tak suka, Anda harus berpikir dan bersikap dinamis, bukan statis.

Dan nurani saya berkata bahwa pemahaman tentang tasyabbuh (meniru-niru kebiasaan di luar Islam) diperlukan dalam hal ini. Bahwa tasyabbuh ada yang mubah, haram, makruh, sunnah dan wajib hukumnya. Tidak ada kekhas-an salah satu agama atau kepercayaan dalam Valentine, tanpa sedikitpun rasa hina mengikuti adat ke-Islaman, juga tanpa adanya niat untuk merusak aqidah, nash-nash dan prinsip-prinsip syari'at karena yang diselebrasikan adalah tentang kasih sayang dan cinta yang sungguh sangat universal. Bahasa cinta diterima di seluruh umat, di semua golongan, dan di sepanjang zaman. Bukankah Islam adalah agama yang begitu penuh cinta kasih dan sayang kawan...Selama diperingati dengan hal-hal yang positif saya kira tak ada masalah dengan hari Valentine dan kasih sayang, soal nama dan sejarah ambil contoh Thomas dan Uber Cup atau nama satuan yang diakui secara universal seperti Newtonn, Pascal, Watt dan nama-nama lainnya yang memiliki sejarah non Muslim. Bukankah lidah kita begitu luwes mengucapkan dan mengakuinya sebagai bagian dari peradaban manusia??yang salah adalah bila kita memperingati Valentine dengan cara negatif atau berlebihan seperti misalnya memberi kado coklat sebesar patung Murhum atau bunga mawar satu kontainer, kan kasihan orang yang membungkusnya.

Bro n Sist tau ndak ni sama saja kita masih kayak PSSI, yang terus-menerus meributkan statuta.
Posisi statuta PSSI itu kan sama perannya dengan ayat dan hadits dalam agama Islam. Statuta itu adalah teks idealnya, landasan bersama, persis ayat-ayat sebagai ajaran ideal sebagai landasan bersama.
Statuta dan ayat maupun hadist yang sama bunyinya terus saja akan berbeda pemahamannya jika didasarkan pada menurut-menurut ini. Perbedaan-perbedaan ala menurut-menurut itu sangat ndak mungkin diseragamkan, lantaran setiap menurut itu selalu bersandar pada soal kepentingan, kapasitas, faksi politik, dan niatannya. Sepanjang kita terus ribut dalam menurut-menurut yang bersandar pada hal-hal begitu, maka sepanjang itu pulalah kita akan terus rempong!



Itu berarti semestinya kita takkan pernah ribut  jika kita sama-sama menghormati ayat itu. Soal cara paham dan tafsir kita beda, itu wajar sajalah karena isi kepala kita juga ndak pernah sama. Tetapi yang sangat penting agar perbedaan paham dan tafsir itu tidak menjadikan kita galau baku pukul terus ialah menghormati pemikiran orang lain yang berbeda. Ya, menghomati perbedaan itu. Bukan menyebutnya sesat, salah, apalagi kafir. Lantas dipaksa-paksa untuk ditarik ke pahamnya sendiri yang dinyatakan benar, surga, dan Islam yang paling benar.
Inilah alasan paling masuk akal mengapa PSSI tidak akan pernah sampai ke Piala Dunia bahkan hingga nanti di suatu zaman saat ikan bolu sudah bisa memanjat pohon, alasan yang sama mengapa Islam semakin terulur waktunya untuk kembali berjaya.

Sebab sungguh saya, dia, dan kamu sepenuhnya bukan siapa-siapa untuk menyatakan diri sebagai wakil Tuhan yang mampu dengan pasti memisahkan perihal halal dan haram sesuatu hal. Kita semua sama-sama hanya mampu berusaha memahami maksud-Nya dari ayat-ayat-Nya dengan menggunakan berbagai metodologi ilmu pengetahuan, yang hasilnya kemudian kita pegang sebagai prinsip hidup kita dalam berislam, yang kondisi tersebut juga dialami orang dan kelompok lain.

Tentu saja, ini hanya akan terus menjadi blunder beragama kita. Akibatnya, kita terus terjebak pada perdebatan kusir tanpa akhir, sampai-sampai kita lalai untuk membangun akhlak kita masing-masing, yang ternyata akhlak itu merupakan tujuan utama kerasulan Muhammad Saw. Jelas toooh, innama bu’isttu diutammima makarimal akhlak, sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, kata Rasulullah Saw., merupakan tujuan utama segala macam statuta Islam yang terwakili dalam al-Qur’an dan hadits nabi itu.

Ironis sekali, sangat amat sangat, di kala orang-orang lain yang non-muslim telah intens membangun etika global, yang terwujud dalam tingkah-laku kesehariannya yang sangat memuliakan orang lain tanpa sekat perbedaan paham apa pun, eehhhh kita masih rempong dan galau dengan halal/haram dan benar/salah Valentine dll. Ingat selalu, kerempongan dan kegalauan halal/haram dan benar/salah itu hanya akan selalu memicu sesat-menyesatkan, kafir-mengkafirkan, yang itu jelas sangat-sangat-sangat-sangat tidak mencerminkan akhlak karimah.
Saatnya saya katakan..
I'm a Moslem n I Luv Valentine..

AADB (Ada Apa dengan Bahi)

Perkara hidup adalah semacam rangkaian tali, berpaut satu sama lain yang terus sambung menyambung hingga membuat sebuah ikatan kuat. Bak besi yang tak bisa dipatahkan dan luwes laksana air yang mengalir tanpa mampu dicegah. Kerangkeng waktu menempa setiap insan manusia dengan tangis dan tawa, miskin dan kaya,sakit dan susah. Semua silih berganti. Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya.

Pengalaman membuat kita mampu memilih dan memilah, mengambil dan memberi serta tahu awal dan akhir. Semua melalu proses mulai dari kecil ke besar, bodoh ke pandai dan seterusnya. Seperti itulah tirani kehidupan manusia...menurut saya ndak ada di dunia ini yang instan selain indomie instan, semuanya harus berproses.

Namun dalam alam ini, ada pula beberapa hal yang tidak dapat dicerna oleh akal dari otak manusia. Tidak bisa dilogikakan dan difilosofikan oleh ahli-ahli sekaliber Socrates atau Mario Teguh sekalipun. Bahwa keajaiban itu memang ada. Kalau dialami oleh Nabi namanya Mukjizat, orang alim bernama Kharamah dan orang awam bernama ma'unah. Maka berbekal keajaiban bernama ma'unah tersebut lahirlah selebritis-selebritis dadakan di jagad hiburan tanah air mulai dari Shinta n Jojo, Norman Kamaru hingga Ayu Ting-Ting yang entah berasal dari negeri antah berantah mana hingga nyaris tak pernah terdeteksi oleh radar infotainment sebelumnya. Ibarat bayi mereka tidak melalui proses tengkurap, merangkak, duduk dan berjalan tapi langsung berlari.

Bila mereka adalah selebritis di dunia realitas maka ada pula salah seorang figur yang sedang menjadi selebritas di dunia maya. Hanya bedanya bila trio nama di atas merasakan nikmat atas ke-selebritisan-nya maka figur yang satu ini lebih merasakan kiamat merongrong hidupnya.
Dialah Laode Bahiruddin yang entah kenapa merubah namanya secara semena-mena menjadi Bahic biar lebih bernuansa Eropa Timur katanya. Selanjutnya... Siapkan combantrin di saku anda untuk meneruskan membaca tulisan ini

Siapa sebenarnya Bahi ini? Ada apa dengan Bahi ??
Mengapa dia bisa menjadi begitu tenar di dunia maya? Mengapa banyak kaum hawa yang begitu mengidolakannya di fb?mengapa fotonya yang diunggah untuk pertama kalinya di fb bisa menghadirkan 178 komentar??
Atas desakan dari fansnya dan beberapa pihak terpaksa dengan tanpa keikhlasan saya mencoba memprofilkannya.

Bahi...
Nama yang unik dan renyah untuk dijadikan cemilan hewan ternak.
Wajah dan nasibnya sama-sama kurang beruntung. Wajah yang sekali pandang maka setiap orang pasti keluar dengan kesimpulan yang sama bahwa "Bila ingin menanyakan alamat jangan tanyakan padanya, karena dia pasti tidak tahu"
Dandanannya selalu necis meski dipandang dari sudut pandang/angle manapun lebih terlihat sebagai sebuah ironi biologis atau lebih ilmiahnya lagi dapat dikatakan sebagai persekongkolan kolektif gen-gen jahat untuk lebih mendominasi.
Dalam posisi diam ia seperti patung yang diukir pemahat pemula yang kecewa dengan hasil pahatannya yang tidak berbentuk. Terlalu memalukan untuk dibawa ke galeri.
Posturnya sempit, sesempit pikirannya tentang hidup, menurutnya ia tidak punya cita-cita, hanya ingin menjadi air yang mengalir menuju hulu, di mana terhentinya maka di sanalah ia berusaha untuk hidup menantang dunia dengan otak, otot dan hati yang sialnya ketiga properti miliknya tersebut berukuran lebih minimalis dibanding spesies manusia normal lainnya.

Saya sempat terpikr bahwa mungkin saja sewaktu spesifikasi anak ini didesain di langit terjadi kesalahan sehingga tanpa sengaja otaknya tertukar dengan batu kali berlumut yang licin itulah sebabnya tak bisa dijadikan tempat berpijak oleh hal seremeh temeh apapun juga. Sudah terlalu banyak nasehat untuknya bahwa walaupun ekspresi wajahnya sering tidak manusiawi setidaknya ia dapat lebih manusiawi dalam berbicara dan bertindak. Sayangnya ia adalah tipikal manusia beo yang bisa bicara tapi ndak pernah tau apa yang ia bicarakan. Sehingga cenderung sulit untuk membedakan antara basa basi, sopan santun dan tak tau malu.

Konsekuensi moralnya dengan sangat terpaksa ia pun sering dijadikan objek penderita dalam setiap komunitas yang ia masuki. Apalagi ditambah dengan hobi anehnya untuk selalu beradu argumen, dia adalah maestronya dalam berlogika dan perang nalar tapi sayangnya itu hanya menurut versinya sendiri. Bila sedang memuntahkan pendapatnya tak ada yang dapat menghentikannya bahkan Amerika Serikat pun dapat ia cuekkan. Sepintas gaya bicaranya begitu menunjukkan kepongahan intelektual namun hanya sepintas karena semakin lama berargumen maka semakin nampak pula bahwa ia bukanlah seorang yang tepat untuk dijadikan sebagai pemisah antara kebenaran dan kekeliruan dalam berlogika, singkatnya ia lebih layak dikategorikan sebagai hama wereng dalam ilmu.

Dalam bertindak, moralnya hanya satu digit di bawah Hitler, saya sempat curiga mungkin saja anak ini adalah iblis penghuni neraka yang tersesat di bumi ketika sedang melakukan studi banding. Dalam menyelesaikan masalah dia sering menggunakan metode-metode purba yang jelas-jelas ia tidak bisa dikatakan mahir melakukannya. Rumus-rumus norma dan adab yang dipelajarinya selama 12 tahun pendidikan dasar entah beterbangan kemana, yang ia tahu cuman 2 hal bahwa pancasila itu ada 5 sila dan UUD 1945 itu memiliki PEMBUKAAN seperti ibu hamil. Aww aww, syahwat anak ini ternyata lebih laju daripada umurnya kawan.

Membahas tentang wanita di hadapannya memiliki resiko moral yang lumayan tinggi. Benar, bahwa tak ada seorang lelaki pun yang kuat bila sudah bicara tentang wanita bahkan Nabi yang merupakan insan mulia ciptaan Tuhan sekalipun apalagi manusia sekaliber La Bahi. Bicara tentang wanita di hadapannya akan mengubah situasi hikmat menjadi kiamat.

Perkara cinta adalah problem tertua dalam sejarah peradaban manusia, telah berlalu beberapa zaman, telah lewat masa beberapa umat, telah turun beberapa kitab suci, telah diutus beberapa nabi namun bahkan sekedar definisi cinta pun masih merupakan tanda tanya besar. Upaya La Bahi mengejar cinta ibaratnya seperti Rangga yang berusaha mengejar Cinta ke bandara dalam film AADC,
Ah perumpamaan ini terlalu romantis kawan... mungkin lebih tepatnya seperti Lutung Kasarung yang berusaha menculik putri kerajaan Padjajaran atau Kera Sakti dari Tiongkok yang berusaha mengawal biksu suci ke Timur atau dalam era kekinian seperti simpanse yang berusaha mengambil hati para turis bule di kebun Ragunanan.

Masalah wanita dan cinta adalah hal yang paling membuat La Bahi galauww maksimal, merasuk hingga ke sum-sum dihimpit oleh masa dan musim yang terus berganti. Sejak zaman La Bolontio ditikiam matanya oleh Sultan Murhum sampai dengan kasus penikaman di kantor Kejaksaan baru-baru ini belum pernah ada seorang pun wanita yang dapat ia taklukan.

Sebenarnya pernah ada seorang wanita di kampusnya yang sempat ia taksir, tinggi semampai 173 cm, berat badan 54 kg no sepatu 39, parasnya pantas untuk dirindukan rembulan karena di keningnya jelas terpancar mentari, senyum dan caranya memandang seolah dapat mampu membongkar segala isi hati, ibarat ganja dari Cina, wajahnya bikin angan ketagihan, senyumnya memiringkan otak 60 derajat ke kiri, tawanya menyayat-nyayat mimpi. Wanita ini adalah teman seangkatan La Bahi di fakultas yang sama. Cerdas bukan kepalang, tajam logikanya bak samurai, kecepatan daya tangkapnya sudah secepat pesawat antariksa yang tergesa-gesa ke bulan. Primadona kampus sekaligus kapten tim Cheerleader yang dapat membangkitkan semangat sekaligus syahwat. Dialah bunga Edelweis yang tumbuh dalam semak pengunungan dingin yang abadi dalam keindahan. Hanya dapat membuat La Bahi menghela nafas panjang yang hampir lupa ia hirup setiap kali menatap wanita tersebut.

Bandingkan dengan La Bahi tinggi 170 cm, berat badan dan no sepatu sama-sama 40, parasnya pantas untuk dirindukan api neraka karena di keningnya jelas terpancar mata Dajjal, senyum dan caranya memandang seolah dapat memualkan seisi perut, ibarat daun Sambiroto yang pahitnya bikin lidah, tenggorokan dan isi perut berteriak-teriak minta keluar. Dialah bunga bangkai yang tumbuh dekat selokan mampet di musim hujan. Inilah yang dikatakan pepatah punuk terkutuk merindukan bulan purnama di langit ke tujuh.

"Akan kudaki langit biru ini, akan kugali bumi ini andai ia pinta" sesumbar La Bahi pada teman-temannya. Sudah berbagai daya, upaya dan sumber daya dikeluarkan La Bahi untuk memikat hati bunga Edelweisnya ini namun semakin ia berusaha semakin ia kecewa dalam hatinya, lelah dalam dukanya dan letih dalam jiwanya. Mulai dari menulis surat cinta dari hati yang tulus puitis nan romantis namun kesalahannya hanya satu, yaitu ketika menulis tak ada intervensi sama sekali dari otaknya. Sampai pada menyanyikan lagu-lagu favorit sang pujaan hati di depan jendela kamarnya yang pada akhirnya lebih terdengar sebagai orkestra simfoni Erwin Gutawa namun dilantunkan serampangan oleh sekelompok nenek-nenek nyaris ompong yang memakai behel (kawat gigi). Siang dan malam ia tafakur dalam sujud dan do'anya memohon uluran tangan keajaiban dari Tuhan untuk membuka pintu hati gadis itu namun do'a tersebut tak kunjung menembus langit hanya berputar-putar di sekeliling plafon kamarnya.

Pada akhirnya La Bahi berdamai dengan cermin dan takdir. Sekarang dia lebih realistis dalam memandang kehidupan ia yakin bahwa masa depan tidak harus ada keajaiban yang dibutuhkan adalah tentang kesempatan, logika sosial, nasib dan sedikit keberuntungan. Kali ini memang dia sedang tidak beruntung,  menurut dia kampus memang tempat tersuci untuk mengejar cita-cita namun sekaligus tempat terjorok untuk mengejar cinta. Alibi irasional dari orang patah hati pada umumnya.
Ke-realistis-annya dalam memandang hidup ditunjukkan dengan setiap hari mencegat setiap pegawai kantor pos yang ditemuinya. Ketika saya tanya alasannya, ia menjawab bahwa sedang menunggu surat penting. Surat penting dari Gubernur yang isinya memintanya jadi PNS menduduki jabatan struktural penting dan akan dijodohkan dengan anak semata wayangnya.#gubrakkk...
 Tak ayal  Bahi pun menjadi sebuah fenomena alam di dunia maya, liat saja fotonya di atas apa yang anda pikirkan jika tiba-tiba angin kencang lewat di daerah itu,  bila anda membayangkan bahwa ia akan jatuh bedentum ke bawah maka anda salah besar karena hukum gravitasi tidak berlaku padanya, hukum fisikanya ia akan mengalami gerak potensial mekanik jatuh tegak lurus ke bawah namun kenyataannya ia akan melayang-layang bebas di udara, bisa saja dia akhirnya mendarat di Pulau Makassar. Bila komodo sampai dinobatkan menjadi keajaiban dunia nyata maka Bahi sangat pantas untuk dijadikan pula keajaiban di dunia maya. Soal apakah ada hubungan kedua spesies ini dalam taksonomi Bloom biarkan logika biologi yang menjawabnya. Yang jelas Bahi adalah simbol keajaiban dunia Maya yang tak terbantahkan..

Hukum kausalitas memang berhipotesa tentang sebab akibat, sunatullah.. Namun selalu ada bias dan deviasi dari hukum-hukum alam dan sosial tersebut. Hal tersebutlah yang disebut sebagai sebuah keajaiban, bukti shahih tak terbantahkan dan tak terbuktikan secara logika dan keilmuan oleh para ilmuwan serta filsuf bahwa Sang Maha itu memang ada. Mempertebal keimanan, mengukuhkan keyakinan. dan mengikis ego manusiawi bahwa ada kekuatan megakosmik yang mengatur segala peristiwa dari tingkat atom di dasar kerak bumi hingga lapisan terluar atmosfer bumi. Hidup ini sudah ada patronnya kita manusia tinggal mengikutinya...

Pesan moralnya :
Jangan terlalu sering menatap bidadari bila tak ingin kecewa kawan...
Pantaskanlah dirimu terlebih dahulu baru kemudian berharap untuk mendapat cinta yang pantas dari orang yang pantas...cinta memang kejam kawan tapi tak pula harus sedramatisir sinetron " Putri yang Ditukar"
Jangan terlalu sering menonton drama Korea, karena kisah cinta tak selamanya berakhir dengan duka...

Wassalam

Bang Rhoma dan Ayu Ting Ting tentang Sumpah Pemuda

 Kalau tidak salah ingat baru seminggu yang lalu kita memperingati hari lahirnya Sumpah Pemuda.
Hari yang sangat bersejarah dalam hikayat tercetusnya NKRI sebagai satu kesatuan, lahir dari sebuah keseragaman visi bahwa sudah saatnya perjuangan tidak melulu menggunakan otot tapi juga harus dengan otak sejalan dengan upaya penolakan terhadap segala bentuk penjajahan, rasa senasib, sepenanggungan dan sependeritaan yang kemudian menjadi embrio lahirnya para cendekiawan muda kaum cerdik pandai untuk nantinya menetaskan para generasi muda yang berada di garda terdepan dalam peristiwa monumental bernama proklamasi kemerdekaan RI.

Ironis dan miris dengan hati yang teriris melihat para kawula muda dewasa ini justru mencabik-cabik semangat persatuan dan perjuangan intelektualitas yang 83 tahun lalu digaungkan oleh pendahulu mereka.
Mereka generasi yang menjadi penerus tongkat estafet kemerdekaan hari ini begitu mudahnya mendiversifikasikan diri hanya karena perbedaan-perbedaan berbau SARA, perbedaan almamater, perbedaan pandangan berpolitik praktis, hingga perbedaan lorong/gang atau perbedaan tim sepakbola favorit dan segala bentuk perbedaan-perbedaan sepele remeh temeh lainnya yang tak jarang berujung adu fisik atau tawuran massal. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa ibu pertiwi pun mulai sepi peminat di kalangan remaja kalah pamor oleh bahasa alay bin geoul ala ABG. Sebuah bahasa yang entah lahir dari negeri antah berantah mana yang jelas bahasa tersebut hanya mampu dimengerti oleh kalangan mereka sendiri dan Tuhannya. Di luar konteks di atas fenomena kenakalan remaja tersebut masih diperparah lagi dengan melegendanya penyalahgunaan narkoba serta seks bebas dalam hingar bingar dunia mereka yang gegap gempita dalam beberapa tahun terakhir. Naudzubillah...

Upacara peringatan yang dilakukan tahun ini mungkin saja masih sama dengan apa yang dilakukan para pemuda di tahun-tahun sebelumnya namun kenyataannya semakin jauh kita dari era kemerdekaan maka semakin tergerus saja spirit ke-Bhinneka Tunggal Ika-an kita sebagai sebuah bangsa.
Spirit itu seolah memfosil bersama tulang belulang para pemuda pemudi pejuang kemerdekaan.
Sebagai pemuda yang juga menjadi bagian dari negara ini, negara yang sangat begitu teramat banget mencintai dan menghargai sejarah masa silamnya saya ingin mengajak kita semua mari untuk tidak amnesia sejarah secara berjama'ah,

Namun ada baiknya pula mari kita tidak menjadi pendekar mata satu yang hanya melhat sebuah fenomena dari satu sudut pandang saja. Tidak serta merta menylematkan stempel tersangka sepenuhnya pada mereka para kawula muda. Sebab jauh-jauh hari sebelumnya bang H. Rhoma Irama telah mewanti-wanti  khalayak ramai akan hal ini bahwa "masa muda adalah masa yang berapi-api, maunya menang sendiri, selalu merasa gagah, Walau salah tak perduli Biasanya para remaja Berpikirnya sekali saja Tanpa menghiraukan akibatnya Wahai kawan para remaja Waspadalah dalam melangkah !!! '" dan seterusnya..tarik maaanggg....Tak bisa dipungkiri bahwa masa remaja adalah salah satu masa paling labil dalam fase kehidupan setiap manusia sehingga sangat dibutuhkan perhatian dan pengawasan ekstra dari para keluarga dan orang tua untuk memastikan mereka berada di jalur yang tepat. Harus pula diakui banyak faktor yang mempengaruhi fenomena degradasi moral dan akhlak para remaja pemuda pemudi saat ini dan yang sering kita tidak sadari bahwa selain faktor gagalnya kontrol keluarga dalam hal ini orang tua juga ada andil dari pemerintah sendiri. Yah tepat sekali..PEMERINTAH...

Pemerintah yang semakin tidak kreatif menjalankan fungsinya sebagai pengayom sekaligus stabilisator, mediator ataupun katalisator dari harapan-harapan rakyatnya. Mereka terlalu disibukkan segala tetek bengek urusan politik yang sikut kiri sikut kanan tanduk atas injak bawah, masalah korupsi dan diskusi-diskusi panas tentang kebijakan-kebijakan kontroversial yang dalam bahasa halusnya sebenarnya hanyalah jalan pintas atau alternatif untuk menghabiskan pos-pos anggaran yang ada atau juga sebuah upaya memetakan dan memperkuat basis kekuatan politik mereka dalam parlemen / pemerintahan. Sehingga segala bentuk anomali dari kekisruhan dunia muda mudi sejatinya merupakan aksi protes kelompok minor sosial atas kekejian struktur elit sosial di atasnya. Mereka merasa dicuekkan, tidak diberi peran apa-apa, tidak difasilitasi untuk ikut serta dalam membangun negara ini, tidak merasakan sedikitpun janji-janji kesejahteraan yang diobralkan setiap 5 tahun itu. Singkatnya darah muda dan lecutan setiap desiran aliran adrenalin mereka yang berapi-api tidak memperoleh ruang selayaknya yang harusnya menjadi hak mereka. Maka tak usah heran sejumlah perilaku negatif menjadi katarsis dari rasa frustasi mereka sendiri. Sprit jiwa muda mereka yang enerjik seringkali salah alamat bukan karena alamat palsu tapi salah alamat ke perilaku negatif yang menyimpang akibat malfungsinya pemerintah sebagai mediator, fasilisator, dan katalisator.  Sudah menjadi titah dari arus adrenalin darah muda yang memompa dengan kuatnya untuk mencari dimana..dimana..dimana jatidiri mereka yang sebenarnya.

Lihat karang taruna tak lebih hanyalah sebuah emblem pelengkap sturktur organisasi di kelurahan, remaja mesjid tak mendapat apresiasi apa-apa selain stigma sebagai penjaga mesjid, program pendidikan gratis tak pernah menjadi benar-benar gratis pada prakteknya, lapangan pekerjaan yang minim sehingga mencari pekerjaan saat ini selayaknya mencari sehelai jerami dalam tumpukan jerami, di sektor olahraga para insan muda praktis mulai tidak punya lagi sosok yang diidolakan melihat mandeknya prestasi kita bahkan untuk cabang-cabang olahraga yang banyak diminati seperti sepakbola dan bulutangkis, Lemari PSSI dan PBSI seperti sudah terlalu lama terkunci rapat nir gelar tanpa adanya tambahan piala atau medali. Proses regenerasi yang payah dan iklim kompetisi yang inkonsisten, tidak merata serta berkesinambungan tak pelak menjadi sebab klasik prestasi olahraga kita tidak hanya berjalan di tempat tapi kini mulai berjalan mundur dengan tertatih-tatih.

Oleh karena itu ke depannya kita butuh pemimpin berjiwa muda yang mampu mengerti dan mengayomi generasi muda bangsa ini yang merupakan wajah masa depan Indonesia. Pemimpin yang berkarakter, energik dalam melangkah serta tegas mengambil kebijakan, pemimpin yang isi kepalanya selalu tentang bagaimana membangun negeri ini, dengan resiko-resiko benturan politik sekalipun.

Sungguh kita tidak butuh pemimpin yang hobi membuat pidato kenegaraan dengan kalimat-kalimat bersayap tebal, kita tidak butuh pemimpin yang plin plan selalu bermain aman dengan berbagai pertimbangan pribadi, pencitraan diri dan kepentingan basis partainya. Pendeknya, kita tidak butuh pemimpin dengan sosok pesolek, mirip Ayu Ting Ting, yang begitu sibuk dengan urusan jerawat di dahinya, sehingga lupa bahwa di sekitarnya terdapat jutaan mulut yang lapar akibat ulahnya. Wallahu'alam...

"Dalam perjalanan mendaki, di lereng bimbang para pengeluh dan yang cuma ikut-ikutanan memilih jalan lain, yang menurun. Dan yang ingin membuktikan bahwa di puncak sesungguhnya adalah juga terasa datar, terus mendaki. Itulah seleksi alam. Burung-burung tak ada yang terus menerus terbang. Bumi terus berputar, matahari tak henti membakar dirinya sendiri.  Lalu ke manakah manusia berjalan mencari dirinya sendiri? "

Cocoklogi vs Pengertian-isme

Seperti semangat persatuan Sumpah Pemuda yang lahir dari kecocokkan visi antara para pemuda pemudi Indonesia maka penyatuan hati dalam sebuah hubungan cinta pun menurut sebagian orang besar..oups salah,  maksud saya menurut sebagian besar orang butuh yang namanya KECOCOKAN.

Ya, mencari kekasih, suami/istri, teman, guru, hingga sandal jepit, umumnya yang selalu menguasai otak kita adalah kata “kecocokan” yang sudah barang pasti meniscayakan tuntutan “kesempurnaan”, maka tak perlu heran bila sebagian besar dari Anda takkan pernah berhasil menemukan dan memilikinya.
"Kamu mau saja yah sama dia..dia itu pokoknya cowok sempurna deh idaman setiap wanita, kurang apalagi coba si dia-nya ..bayangnkan nih ..Ganteng??kurang,,Intelejensi??kurang,,,Berat badan??kurang...Uang??kurang...sopan santun??kurang...nah KURANG APA LAGI coba.." #gubrakk

Mencari sendal jepit sekalipun bisa gagal didapat. “Ini modelnya sudah bagus sih, tapi kok garis hitamnya kurang terang ya?” Atau, “Sayang sekali ini kok kurang tebal dikit, kurang tinggi setengah centi lagi…” Atau, “Bagus banget sih, elegan sekali, punya kesan mewah dan modelnya pun lagi trendy saat ini tapi kok harganya kurang mahal yah…”#gubrakk lagi sambil geleng-geleng kepala 3 kali ke kiri dan 5 kali ke kanan.. dll.

Sekali lagi, kurang!

Apalagi jika “kurang” ini diterapkan sebagai ukuran untuk menakar makhluk bernama manusia. Pasti akan se-tronton deh urusan kekurangan itu.
Di kepala kita, misalnya, tergambar jelas bahwa lelaki idaman itu punya rambut Mohawk tapi rapi, tampan rupawan,  selalu wangi, punya banyak koleksi kaos modis Inter Milan, body atletis tinggi semampai dengan mobil Hammer Silver pabrikan terbaru, kalau berbicara selalu lembut, halus penuh sopan santun, ndak suka kopi, tidak merokok, serba tahu segala hal mulai urusan dunia sampai akhirat, bisa menjadi imam shalat dan ngaji sekaligus, punya tabungan untuk masa tua, selalu sedia mengantar kemanapun, selalu ingat tanggal ultah kita, serta siap ditempatkan di daerah mana saja dll.

Apa iya ada benar lelaki yang begitu, memenuhi semua kriteria yang sudah Anda buat, yang kalau diwujudkan dalam sebuah check list-nya bisa sampe lima halaman kuarto ketik satu spasi?

Demikian juga dalam hal mencari wanita.

Bila di kepala kita telah disematkan daftar kriteria panjang tentang wanita idaman, mulai dari rambut panjang, kulit putih, cantik menawan, rajin sikat gigi, modis kalau dandan, tidak lola (loading lambat), jago memasak, tubuh langsing selalu memenuhi permintaan kita, selalu sabar dan penurut bahkan diam saja kalau kita lagi iseng mau menganiayanya, maka di manakah itu akan ditemukan ya?

“Kurang, kurang, dan kurang!” Itulah virusnya.

Yakinlah, bila kata ini yang Anda pakai sebagai teropong untuk mendapatkan seseorang, maka Anda takkan pernah mendapatkannya! Never!

Lho, memangnya apa ndak ada lagi ya orang baik seperti itu di muka bumi ini? Bukankah wajar dan manusiawi kalau setiap kita menginginkan bisa mendapatkan pasangan yang terbaik?

Ya dong, wajar sekali memang, dan itu alamiah atau manusiawi bahkan sewajibnya digantungkan di langit cita-cita kita, bukan di jemuran! Karena ndak mungkinnyami kita mau cari pasangan yang buruk, jahat, kejam, keji, lalim, lebih dzalim dibanding Fir’aun itu? Haa, ya ndak bangetlah!!

Tapi, ingat, ada hal-hal prinsipil yang harus segera kita tanamkan di kepala kita sendiri.
(1) Ukuran mutu kebaikan itu sungguh sangat relatif, karenanya sesuatu yang baik bagi seseorang belum tentu dianggap baik oleh orang lain. Maka dengan sendirinya, di posisi ini, sebenarnya yang berlaku bukan lagi soal kebaikan dalam artian “hitam dan putih”, tetapi lebih pada “kenyamanan” buat diri Anda.

Boleh saja Anda punya cowok yang rajin sekali facial dan selalu pakai body lotion, selalu wangi, tapi jika ternyata itu membuat Anda kok merasa cowok Anda lebih feminis dibanding Anda dan itu menghadirkan rasa tak nyaman pada diri Anda, jelas itu bukan sesuatu yang baik dong, bukan sesuatu yang nyaman kan. So, sekali lagi, tekanannya adalah soal “nyaman atau tidaknya” Anda dengan seseorang itu.

(2) Sejatinya cinta itu bukan untuk mencari dan mendapatkan kecocokkan, karena kalau ini poinnya, yakinlah bahwa Anda takkan pernah menemukan kecocokan yang selalu mampu memenuhi setiap tarikan nafas Anda. Cinta yang berselimutkan “kehendak kecocokan” niscaya akan lebih sering mengecewakan, lantaran setiap orang telah terlahir, tumbuh, dan dewasa dalam ragam tata nilai dan cara pandang yang sangat berbeda-beda, sehingga apa yang “cocok baginya” sungguh belum tentu “cocok bagi Anda”.

Lihat fenomena di kalangan para artis saat menggelar konfrensi pers mengumumkan hubungan mereka atau rencana mereka ke jenjang yang lebih serius selalu dihiasi dengan kata-kata mutiara penuh senyum sumringah "Yah kami berdua merasa cocok satu sama lain dan saling melengkapi kekurangan masing-maisng" namun setelah beberapa bulan menikah dengan berlinang air mata kalimat-kalimat itu bermetemorfosis menjadi "sudah tidak ada kecocokkan lagi di antara kami" atau "kami sudah tidak sepaham lagi" begitu derasnya mengalir dilontarkan seperti seseorang yang menderita amnesia. Lalu apakah kecocokan itu adalah sesuatu yang bisa hilang timbul, datang dan pergi begitu saja kawan?? nyatanya kecocokkan itu tidak dicari tapi dibentuk.

Benturan “cocok baginya”  dengan “cocok bagi Anda” inilah sesungguhnya biang kerok segala bentuk pertikaian yang akan memicu ketaknyamanan. So, jangan terbalik, rasa tak nyaman sama sekali bukan dipicu oleh perbedaan-perbedaan pribadi, tetapi selalu disebabkan oleh “tuntutan untuk cocok baginya” atau “tuntutan untuk cocok bagi Anda”.

Sebagai bukti, coba Anda ingat ulang, benturan Anda dengan kekasih atau teman Anda selama ini yang memicu rasa tak nyaman pasti bukan karena Anda berbeda dengan kekasih atau sahabat Anda kan, tetapi lantaran Anda atau kekasih atau teman Anda “menuntut untuk cocok” dengan ukuran kecocokkannya masing-masing.

Perbedaan adalah kodrat, hukum alam, sunnatullah, sehingga tidak perlulah kita berharap mampu mengubah hal-hal yang sifatnya kodrati itu. Justru hal yang jauh lebih penting bagi kita semua sekarang adalah mengubah mind set dengan tegas: “Bukan mencari kecocokan, bukan menuntut pengertian, tetapi memberikan pengertian”.

Ya, memberikan pengertian!

Berbeda jauh dengan “karakter kecocokan” yang selalu menuntut kesempurnaan dan kesamaan dengan keinginan Anda sendiri, pengertian akan selalu mendorong Anda untuk mampu memahami bahwa pasangan atau kekasih Anda memang tidak sama dengan diri Anda. Ia adalah manusia utuh sendiri, dengan latar budaya, keluarga, pendidikan, pergaulan, hingga world view-nya sendiri, sebagaimana diri Anda sebagai manusia utuh sendiri, yang memiliki latar budaya, keluarga, pendidikan, pergaulan, hingga world view sendiri.

Dan ingatlah bahwa perbedaan-perbedaan itu hanya akan bisa dipersatukan dalam sebuah sangkar emas yang mempesona, entah itu pacaran, pernikahan, atau persahabatan, bila diberi minum dan pakan bernama pengertian. Serta camkan baik-baik dalam belukar otak Anda bahwa cocok tak selalu berarti harus sama.

Anda mengerti bahwa pasangan Anda kurang menganggap penting untuk mengingat dan memberi kado pada hari ultah Anda, maka tidak perlulah Anda kemudian marah karena merasa kurang diperhatikan, kurang disayang, atau bahkan menuduh tidak cinta lagi kepada pasangan Anda. Semestinya Anda mau mengerti pandangannya tersebut lantaran sungguh kado ultah sama sekali tidak bisa dijadikan simbol mutlak untuk mengukur masih cinta atau tidak.

Misal lagi, Anda paham bahwa kekasih Anda punya kebiasaan marah-marah nda jelas  bila ada sesuatu yang kurang berkenan di hatinya terlepas dia sedang datang bulan atau tidak, dengan menggunakan gesture dan kata-kata yang bertentangan dengan keinginan aslinya, maka tentu Anda harus mau mengerti bahwa kalimatnya, “Ya sudah, turunkan saya di lampu merah depan coto gagak situ saja…!” tidak dimaksudkan agar Anda menurunkannya betulan, tetapi sekadar ekspresi ketidaksukaannya dan Anda bertugas untuk menenangkannya, mungkin dengan sekadar sentuhan atau rayuan kecil saja.

Ya, hubungan dengan orang lain, apa pun bentuknya, rumusnya memang selalu memerlukan “asas pengertian”, bukan “asas cocok atau tidak cocok” dengan Anda. Jangan dibalik ya!

Pegang selalu, bila Anda mengedepankan “asas cocok atau tidak cocok”, pasti Anda takkan pernah mampu membangun sikap pengertian padanya. Dampaknya kemudian hanya akan memicu pertikaian, konflik, ketaknyamanan, lalu bubrah semua!

Tetapi bila Anda mengedepankan “asas pengertian”, maka segala perbedaan yang timbul, sekalipun itu secara sporadis kadang memuncratkan rasa tak nyaman pada diri Anda, akan mampu terendam dalam kulkas pengertian itu, sehingga hubungan pun akan menjadi bisa diadem ayemkan dengan segera, didinginkan, dan tak perlu meledak laksana kompor gas elpiji 5 kg.

Jika Anda sudah berhasil memahami rumus ini, maka sekarang tugas besar Anda semua adalah: “Memampukan diri untuk membangun keluasan pengertian seluas-luasnya”.

Semakin luas kemampuan Anda meluaskan pengertian kepada pasangan Anda, maka akan semakin nyamanlah Anda dengannya. Dan, bukankah rasa ini yang sebenarnya selalu Anda cari dalam setiap hubungan?

Sebaliknya, semakin Anda egois dan kikir untuk meluaskan pengertian kepada pasangan Anda, maka akan semakin tak nyamanlah Anda dengannya. Dan, bukankah rasa ini selalu menjadi racun dalam setiap hubungan?

“Selalu ada plus minus pada setiap orang,” inilah mantra sakti yang harusnya selalu Anda rapalkan, tuliskan di secarik kertas, rendam dengan air mendidih pada subuh hari lalu minumlah 2 kali sehari setelah makan..Dijamin dalam keadaan apa pun, terutama saat berbeda pandangan dan sikap terhadap suatu hal Anda akan selalu mampu menyediakan samudera pengertian untuknya. Dan hanya dari samudera itulah Anda akan memperoleh samudera kenyamanan buat hidup Anda. Sungguh mencintai bukanlah perkara mencari kecocokan, juga bukan minta dimengerti, tapi memberikan pengertian, maka keluasanmu memberikan pengertian adalah keindahanmu dalam mencintai.

Jika kau benar-benar mencintaiku, hanya ada satu hal yang kuminta: biarkan aku tetap menjadi diriku sendiri, apa adanya, karena sungguh aku takkan pernah bisa menjadi dirimu atau diri idolamu, seperti kamu yang tak mungkin bisa menjadi aku atau idolaku # Cinta dgn semangat Surat AL-Kafirun

Cinta Sejati..Kemana..Kemana..Kemana

Menyatakan cinta, ahhh…itu hal yang mudah sekali, biasa sangat malah. Semua mulut lelaki sangat ringan mengungkapkannya (juga wanita ding). Lidah-lidah tak bertulang itu begitu gesit dan lincahnya menari-nari sembari mengobral kata cinta di sembarang tempat dan bahkan di sembarang waktu pula. Ndak perlu menunggu harus jadi buaya dulu untuk dermawan menyatakan cinta, sekadar masih di level anak kadal atau anak tokke pun pasti sudah sangat lihai kok.

Kenapa yah bisa semudah itu menyatakan cinta?
Padahal seorang filsuf besar Islam sekelas Jalaludin Rumi pun hanya bisa berkomentar bahwa :


Apapun yang kau dengar dan katakan tentang Cinta,
Itu semua hanyalah kulit.
Sebab, inti dari Cinta adalah sebuah rahasia yang tak terungkapkan.

Namun para pemuja cinta ini berani dengan mudahnya melesakkan kata cinta semudah menembakkan misil-misil USA ke Afghanistan dan Irak. Seolah-olah mereka memiliki legalisasi atau sertifikasi langsung dari panah asmara sang cupid peri cinta yang ada dalam mitologi Yunani itu.  Padahal sejatinya, itu bukan cinta, okelah tepatnya, belum sempurna bermetamorfosis menjadi cinta. Ia hanya sebuah simpati, ketertarikan atas sebuah chemistry, atau malah bisa jadi hanya nafsu belaka. Ia masih berupa kepompong muda yang amat dini untuk menatap dunia luas dalam kacamata cinta.

Akan tetapi lantaran dibahasakan sebagai cinta, maka mudah saja kita tergelincir oleh licin dan terjal jalannya, yang tampak kilau mempesona dirias kembang-kembang perhatian, hadiah, SMS, ucapan selamat, hingga kerdipan mata. Apa yang sebenarnya belumlah sempurna sebagai kupu-kupu, masih berupa ulat yang bertapa, terlalu cepat kita percayai sebagai cinta yang bersayap indah dan sanggup menerbangkan kita ke surgaloka.

Padahal hakekatnya bahasa takkan pernah cukup mewadahi keagungan rasa cinta, karenanya jangan paksakan untuk kau bahasakan rasa cintamu padanya sebab bisa tergerus kedalaman dari rasa itu.

Lihatlah sendiri buktinya, betapa amat sangat banyak orang yang menjadi korban cinta, begitu istilahnya, padahal sungguh itu terjadi lantaran yang diterimanya bukanlah cinta, sangat bukan cinta, tetapi hanyalah kepompong-kepompong yang belum matang bermetamorfosa menjadi kupu-kupu cinta. Dan lantaran kita begitu mudah terbius oleh warna-warni pesonanya, kata-kata puitisnya, hadiah bunga yang merah merekah, hingga tebalnya dompet yang sampe ndak bisa dilipat lagi, atau menderunya mesin Kawasaki Ninja RR dan kinclongnya interior CRV White Pearl yang menyilaukan mata sekaligus mata hati wanita sejagad itu, sontak begitu mudah kita mempercayainya sebagai kupu-kupu cinta.

Hasilnya?

Rintihan tangisan yang khusyu nan menyayat hati di sepanjang malam diiringi bunyi-bunyi bedentam bedentumnya seluruh inventaris kamar pribadinya. Jilbabnya dibanting-banting, kaca cerminnya disayat-sayat, handphonenya direndam di air mendidih lalu didiamkan di dalam freezer kulkas terakhir ia pun mengunci diri 2 hari 2 malam di dalam kamar mandi.

“Aku dikhianati cinta…” kata Wa Rini sambil merobek-robek jilbabnya.

“Manis kata-katanya tak semanis bukti cintanya…” ratap La Bahi sambil meremas-remas celana boxer 4 jarinya.

Lalu, siang malam terus-menerus memutar lagu Kerispatih dengan volume tinggi, mulai Demi Cinta, Bila Rasaku Ini Rasamu, atau Tak Lekang oleh Waktu , Tertatih dan bahkan hingga Alamat Palsu ( Ayu Ting Ting ), Status Palsu (Vidy Aldiano)  juga Rambut Palsu ( Gayus Tambunan)  tidak ketinggalan Hamil Duluan pun diborong sekalian.

Bila rasaku ini rasamu/sanggupkah engkau/menahan sakitnya hati yang terkhianati cinta yang kau jaga…
Haaatttttccccchiiiii.....#maklum lagi pergantian musim

Coba renungkan dengan khidmat dan seksama dalam tempo sesingkat-singkatnya “Apakah benar itu cinta? Jangan-jangan hanya cinta-cintaan, hanya kepompong yang di matamu tampak laksana cinta sejati karena terbius rambutnya yang terurai lurus sampai ke lutut yang bahkan nyamuk atau lalat  hinggap pun bisa dibuat tergelincir atau hanya tersilaukan oleh dandanannya yang modis dan matching dari ujung kaki hingga ujung rambut, mulai dari penjepit rambut sampai tali sepatu yang berwarna seragam.

Apa yang kau anggap sebagai cinta sungguh belum layak diyakini sebagai cinta sepanjang bongkahan rasa itu belum berbenturan dengan ragam badai yang khas dirimu.

Badai dirimu?

Ya. Catat baik-baik lalu tempel di jidat nah frase kata ini, bahwa selalu saja dalam hubungan pacaran yang kita sebut sebagai soulmate sekalipun, kita hanya disuguhkan hal-hal yang baik, bagus, indah. Di depannya kita selalu memproyeksikan diri sebagai seorang Romeo yang romantis tapi juga atletis, trendy namun juga sporty, jenius tapi tetap religius, cool namun tetap charmy. Atau sebaliknya sebagai seorang Juliet yang feminin namun enerjik, jago masak dan jago ngaji, modis dan selalu rapi, sabar dengan hati yang lapang, pendengar dengan nasihat yang bijak, penyayang dengan senyum manis yang selalu menghias bibir.  Pokoknya semua sempurna nyaris tanpa celah. Selalu ada kata maaf, siap antar jaga, penuh toleransi, selalu ada untukmu, wangi, modis, rapi, smart, charmy,  penuh chemistry.

Padahal sejatinya setiap kita menyimpan badai dalam diri kita, yang bahkan itu sangat khas diri kita sendiri, yang badai itu sengaja kita simpan rapat-rapat dari pasangan kita.

Nah, badai-badai inilah yang akan menjadi penguji kesejatian bongkahan rasa itu, apakah ia kemudian tumbuh sebagai cinta yang sejati ataukah hanya berhenti sebagai sebuah simpati belaka.

Badai-badai itu bisa berupa egoisme, perbedaan paham, mimpi yang berseberangan, kondisi kekurangan, kebiasaan buruk dan jorok hingga bau keringat sekalipun misalnya.

Segala apa yang tampak baik dan bagus selama ini harus dibenturkan dengan segala apa yang sejatinya merupakan bagian tak terpisahkan dari dirimu, yang itu semua tampak buruk, menurunkan value atas dirimu, tidak menarik sedikitpun, namun kenyataannya seperti itulah dirimu apa adanya.

Lalu perhatikan dengan seksama: “Apakah dia tetap ada untukmu di saat kamu lagi ndak punya duit atau lagi egois, ingin menang sendiri dan penuh amarah, atau di saat engkau lagi bermandikan keringat setelah bermain futsal bahkan di kala engkau baru bangun tidur dengan iler yang masih mengalir di pipi kiri dan kanan, apakah ia masih tetap berada di sisimu??"

Ketaknyamanan-ketaknyamanan memang niscaya terjadi saat benturan-benturan itu meledak. Bukan sisi ketaknyamanannya yang penting di sini, tetapi sikap yang dipilihnya usai ketaknyamanan itu. Masihkah dia ada untukmu dan menerimamu apa adanya??

Ahhaaa, jangan pernah kau percaya bahwa inilah cinta sejatiku, soulmate-ku, klikku, masa depanku, apalagi pasanganku dunia akhirat, bidadari surgaku, my guardian angel, Romeoku, Julietku sebelum kau menempa bongkahan rasa yang selama ini kau anggap cinta itu dalam badai kekurangan-kekurangan tersebut. Sebelum menemukan kesejatiannya, cinta memang harus ditempa dulu dalam badai kekurangan, egoisme, arogansi diri, perbedaan paham, hingga pesona aromatherapy keringatmu.

So, ujilah dia sekarang dengan:  Biarkan dirimu berkeringat deras di depannya, Tentanglah keinginannya dengan egomu. Tunjukkan dompet kosongmu. Iintinya, buat dia ndak nyaman dengan tampilan dan sikapmu, buat dia marah, lalu perhatikan bagaimana sikapnya menyikapi tingkah-lakumu yang tidak karuan itu.

Kalau dia pergi meninggalkanmu, berarti dia bukan cinta sejatimu. Kalau dia tetap bertahan denganmu, kemungkinannya ada dua: dialah soulmate-mu, cinta sejatimu, atau...mungkin saja.... Dia...tidak cukup pintar untuk meninggalkanmu…  ^_^

Menaklukkan Venus

Mau makan dimana nih Beib?" tanya La Bahi mesra sambil nyetir
"Dimana saja...terserah..." sahutnya
"Makan mie bakso yuks.."
"Huh, mie bakso terusmi..nda tau kah kalo bakso sm mie itu banyak bahan kimianya , tidak sehat itu nah buat saluran pencernaan, memangnya mau liat saya kanker-an kah" jawabnya ketus ..(wait a minutes.."kanker-an" ???)
" Oo ya sudah kalo gitu makan di lesehan saja" tawar La Bahi
" Ah, sa nda suka makan di lesehan terlalu banyak orang trus  banyak debu juga di pinggir jalan"
"Jadi apami yang kita mau sayang ?" tanya La Bahi dengan wajah memelas, lelah sekaligus iba
"Kan sa sudah bilang tadi, terserah toh...tidak dengarkah??" ketusnya sambil menambah beberapa kerutan di dahinya

Sambil mengomel dalam hati, spontan La Bahi memacu pedal gas Avanza hitamnya dengan kecepatan tinggi sebagai pertanda bahwa dia sudah sangat bosan dengan perselisihan tidak penting seperti ini. Tubuh sang pacar pun tersentak kaget tertarik dan tersandarkan ke joknya di belakang terseret oleh akselerasi. Sontak si do'i menepuk bahu La Bahi sambil melotot

" Ini mau ajak saya makan atau mau bunuh saya kah sebenarnya?"
La Bahi diam.
" Iiih malasku deh malah diam, janmi pura-pura gila disitu, jantungku hampir da ta lepas tadi itu asal ko tau nah!!!"

La Bahi tetap diam seribu, sejuta, dan bahkan semiliar bahasa. Berharap sang pacar mau mengerti bahwa La Bahi sedang kesal namun sengaja ia diam karena tak mau ada perang lagi, dunia saja berperang hanya 2 kali dalam umurnya yang sudah juta'an abad ini mengapa mereka yang baru berkomitmen untuk pacaran beberapa bulan lalu, jumlah peperangannya malah sudah tidak bisa dihitung lagi dengan kalkulator, sampoa apalagi dengan jari, bahkan bila jari mereka berdua digabungkan terus ditambah jari seluruh anggota keluarga mereka dikalikan 3 lalu dikuadrat 5-kan sepertinya masih belum cukup juga. Maka jadilah sang wanita menyerocos sendirian dengan kalimat-kalimat pedas tanpa koma, bermonolog ria dengan kata-kata kobra tanpa jeda walau untuk sekedar mengambil nafas sekalipun.

Di lain pihak La Bahi tetap diam, menyetir dengan cool-nya entah karena kedewasaannya yang sudah berada pada level "bijak tingkat dewa" atau karena kepolosannya (baca:kebodohan) yang tidak bisa membedakan antara dimarahi dan dipuji. Dia malah tiba-tiba menepikan kenderaannya di suatu rumah makan lalu turun seenaknya dengan muka tak berdosa seolah tak terjadi apa-apa sebelumnya.

"Ayuuk sayang turun, kita makan disini saja" .

Di dalam restoran siap saji pilihan La Bahi itu gantian si cewek yang mendadak jadi tunawicara. bibirnya manyun, hidungnya kembang kempis, dahinya mengkerut, gerahamnya menggeretak, telapak tangannya mengepal, dan bahkan telapak kakinya juga , ekspresi orang dengan naluri membunuh pada umumnya. Ditawarin mau pesan apa, dianya malah menggeleng

"Janmi sa ndak lapar ji, kamu saja yang makan".

Ya sudahlah kalau begitu pikir La Bahi, dia pun memesan makanan sendiri, makan sendiri, minum sendiri, cuci tangan sendiri dan bahkan ke toilet pun sendiri. (ya iyalah). Sedang sang pacar hanya duduk, diam dan bibirnya komat kamit tidak karuan seperti sedang melafalkan jutaan mantra kutukan yang bahkan sepertinya lebih sadis dari kutukan ibu Malin Kundang sekalipun.
Lalu pulang, di jalan La Bahi bertanya " Memangnya habis makan apa di rumah, kok tadi bilang nda lapar ?"
"Makan hati sama sate angin"
"Owww di rumah makan mana itu yang jual menu unik seperti itu honey?" gurau La Bahi berusaha memadamkan api dari tatapan mata nanar pujaan hatinya itu.
"Aaaah...janmoko banyak pote-potemu disitu, tidak lucu nah, garing !!!!""Kau itu memang dari dulu begitu nah..!@#$%#%^^&%%&* " #sensor

Mulailah semua keburukan-keburukan La Bahi dipresentasikan dengan berapi-api dan penuh gegap gempita olehnya, sejak dari awal mereka bertemu saat masih menggunakan obor untuk berkirim surat hingga kini di zaman konduktor serba modern via BBM, tak lupa beberapa spesies nama hewan terselip di ujung-ujung kalimatnya sebagai bumbu penyedap aroma kekesalannya.
La Bahi terperangah, lalu slow motion, efek kalimat-kalimat itu saking hebatnya lalu seperti menggema berulang kali di telinganya, lalu flash back , mendadak di layar pikirannya muncul bergantian slide foto-foto mereka saat pertama bertemu, saat awal-awal pacaran, saat sedang dilanda kasmaran, semuanya dengan ekspresi senyuman lebar 30 cm tidak kurang dan tidak lebih, mereka memadu kasih seolah tak ada lagi hari esok. Dan tepat di slide terakhir layar itu pun mengabur, berganti wajah yang ada di hadapannya sekarang, wajah kekasihnya yang sudah riap-riapan diamuk amarah.Beberapa menit kemudian sang wanita berkata ketus lagi

" Turunkan saya disini saja, nanti saya naik bentor pulang !!" (iii nda krennyami deh masa cantik2 naik bentor, lagian mana ada bentor tengah malam begini)
" Ah sembarang saja sayang ini, bisanya itu..bahaya, ini kan sudah tengah malam" cegah La Bahi
" Kamu itu selalu begitu, selalu anggap saya tidak bisa melakukan apa-apa sendiri, selalu remehkan saya, jan salah nah sa bisa ji lakukan semua hal tanpa kamu, cepat berhenti kalo tidak sa lompat ini !!!"
" Betulan ini, ko yakin ji tidak apa-apa?" tanya La Bahi ragu
" Kurang jelaskah kata-kataku, Halllllooooooooo....plis dulu eh!!! (halo??telp dari siapa buuw...plis apa??)

La Bahi pun menepikan Avanza hitamnya itu, ngerem, membuka door lock. Sang pacar pun melepas sabuk pengaman dengan mata berkaca-kaca, sambil terbata-bata berkata

"Kamu ini memang kejam, tidak berperasaan sama sekali, masa malam-malam begini teganya ko biarkan pacarmu turun di tempat gelap seperti ini sendirian !!!! Dassarrr!!!!
"Lho..kan tadi..tadi.." terputus kata-kata La Bahi oleh bantingan pintu sekuat tenaga darinya. La Bahi turun dari mobil berusaha mengejar
"Say..sudahmi dank, janmi marah-marah lagi, ayo saya antar pulang"  pinta La Bahi
Namun sang wanita terus berjalan setengah berlari lalu sambil menepiskan tangannya
"Sudahmi, lupakan saja saya, tidak pentingmumi deh, Sialannn....!!!!
Yah, kalimat terakhir itu sukses membuat lunglai seluruh persendian La Bahi, dia hanya bisa menarik napas panjang, kembali ke mobil lalu melajukan mobilnya bersama miliaran kubik rasa galauw yang berkecamuk di hati dan pikirannya. Ternyata sulit yah untuk memahami jalan terjal pemikiran seorang wanita. Andaikata dibuat sebuah buku pintar setebal seluruh serial Harry Potter yang digabungkan sekalipun masih belum cukup untuk menulis sebuah penelitian ilmiah tentang "How to understanding a woman"..
"Ampuuunggg...Maa..." teriak la Bahi dalam hati sambil menanduk-nandukkan kepalanya di stir mobil.

Belum sampai di rumah, sebuah BBM masuk ke HP BB TORCH La Bahi.
Darinya. “Mengecewakan sekali, ternyata kamu ndak juga belajar untuk menjadi laki-laki yang mengerti wanita!”
Dibalas oleh La Bahi, “Sudahmi, sekarang kamu tidur, biar tenang, besok pagi sa jemput nah ke kampus…”
“EGP!” jawab sang pacar singkat
“Besok pagi ya siap-siap…”
Whatever!” kembali si do'i membalas dengan singkat, padat, dan menyayat

La Bahi pun diam saja. Percuma mengajak bicara baik-baik untuk tujuan baik dengan orang yang sedang ditimpa setan yang tidak baik. Yang baik pun akan menjelma tidak baik.
Ya, pasti itu. Why? Karena emosi akan menggelapkan mata pikiran dan hati empunya sehingga yang muncul kemudian hanyalah keburukan itu sendiri. Saking percumanya mengajak bicara baik-baik pada orang yang sedang emosi, maka akan lebih baik jika kita bersikap diam saja, tidak meladeni kegelapan kata-katanya, menghindari perselisihan yang lebih rumit, dan barulah kala timing-nya oke,  emosi itu cair, bicaralah baik-baik tentang duduk perkaranya. Pasti hasilnya akan lebih clear!

Emosi berbalas emosi hanya akan menyulut perang! Salah satunya harus mengalah, dan diamlah pilihan terbaik untuk mengalah. Ingat, diam sama sekali bukanlah kekalahan, tapi justru kemenangan menaklukkan gemuruh ego yang bergejolak dalam diri. Diam juga akan meleraimu dari kemungkinan mengungkit-ungkit dan mengumbar-umbar segala hal yang tak sepatutnya diungkit dan diumbar.
Mana ada ceritanya orang akan sudi merusak tatanan rambutnya sendiri di keramaian kecuali orang berantem karena gagal membendung gejolak ego emosinya kan? Tapi begitulah, dalam keadaan emosi, apa pun yang paling buruk, jelek, dan memalukan bisa saja dilakukan. Hilangnya nalar sehat menjadi biang kerok sejati segala tingkah-laku menjijikkan orang yang dilanda emosi.

“Diammu menunjukkan kalau kamu benar-benar ndak perhatian, ndak benar-benar sayang sama saya!” BBM-nya nyelonong lagi.
La Bahi ndak langsung balas karena masih sibuk buka pintu garasi rumahnya. Belum 2 menit, BBM-nya menyeruduk lagi:

“Mendingan kita pisah! Jalan sendiri-sendiri saja, itu lebih adil dan bagus buat masing-masing kita! Thx for everything, …jaga diri baik-baik nah”

 Belum sempat La Bahi berpikir apa yang sedang terjadi, karena tadi dia sedang sibuk melipat celana boxer 4 jari kesayangannya, ehh…2 menit kemudian, BBM-nya nyemplung lagi:

“Acuhmu ini menunjukkan bahwa tawaranku untuk pisah denganmu sangat tidak salah. Hubungan cinta kalau sudah didasari keacuhan, pasti karena sudah lunturnya perasaan. sa jadi sadar belakangan ini kamu itu sangat ndak bisa memahami mauku ternyata karena kamu sudah ndak sayang sama saya….”

Baru saja La Bahi  berniat membalas BBM sebelumnya tiba-tiba kembali BBM-nya masuk lagi,
“Baiklah, semoga kamu bahagia dengan wanita lainnya itu…sa doakan kamu dapat yang terbaik, sa sadar diri ji memang  sy bukan yang terbaik buatmu…”

Ckckckckck....begini nih dampak sistematik gempa hati dan tsunami pikiran yang gagal membendung emosi. Kemana-mana urusannya: mulai tuduhan ndak sayang, acuh, hubungan ndak adil, hingga wanita lain…
Dengan iseng, La Bahi pun akhirnya membalas  BBM-nya, “Jadi betulan ini kita pisah?”
Sang wanita ndak balas.
Kembali La Bahi BBM lagi, “Ya sudahlah, kalau kamu diam, berarti kita sudah resmi pisah toh…”
Belum juga La Bahi meletakkan HP BB  TORCH nya itu, BBM dari sang pacar pun masuk, “Ohhh, jadi ko senang di.. kalau kita pisah! Bagooosssssssss…!!!”
“Lho kan kamu yang minta tadi? Ini BBM-mu masih ada sa simpan…
“Menjengkelkanmu deh!!!!”
Yeee…yeee…capek dehhh…
Belum sempat La Bahi balas, BBM- sang pacar hadir lagi, “Besok pagi jangan telat! #lengkap dengan smile2 dan love2”

Ahaayyy…aw aw aw apa yang dikatakan wanita itu memang seringkali amat jauh dari maksud yang dikehendakinya. Sudah jelas-jelas sekali kan, semua BBM-nya dari tadi menyatakan pisah, pisah, ada wanita lain, ndak sayang lah, keputusannya yang ndak salah, malah pake acara doain segala semoga bahagia.
Hmmm...wanita oh wanita...
Semua laki-laki pasti sudah overdosis ditelan migrain untuk memahami apa sih sebenarnya yang dimauinnya. Bilang G, ternyata maksudnya I. Bilang L, ternyata maunya A. Dasar, GILA! Haaa…haa….

Okelah, besoknya La Bahi pun benar-benar on time menjemputnya. Eehh, dia belum siap, lamaaa sekali La Bahi dibuat menunggu. Giliran keluar, dia tersenyum kecil dan berkata pada La Bahi sambil memperlihatkan dandanannya.
“Gimana, keren kan?”
La Bahi pun dengan teliti mengamati sekujur tubuhnya, layaknya seorang editor professional yang ndak ingin kelepasan satu kata salah saja.
“Gimana?” suaranya mulai terdengar ndak sabar.
“Ehhmm, kerenlah, bagus skali nah sayang, good looking…” sahut La Bahi kemudian dengan suara agak datar.
“Yang betul ini?”
“Yupz…”
“Ah, kamu ini memang tukang gombal, kelihatan kalau kamu bohong tuh…Dasar komodo darat”
Ia mulai merengut sambil merapikan rambutnya yang agak awut-awutan.
“Rambutnya saja sih kok yang sepertinya agak tidak simetris dan kurang rapi saja…” Jawab La Bahi dengan terpaksa.
“Tu toh…! Kamu memang tukang gomballll! Sa Benci koo…!!!”
“Lho, bagaimanakah ini…?” La Bahi terbengong-bengong kayak tungku disiram air comberan.
Asal ko tau nah sa dandan ini sudah sejam lebih tauk, capekkkk,nah..kamu datang-datang malah bilang tidak simetrislah, kurang rapilah, dasar kamuuu itu memang ndak pernah betul2  sayang sama saya, ndak pernah menghargai usahaku sama sekali…!!!”

Ampuuunnn, Maa...ampun bapak..ampun nenek dan kakek di kampung...Ampun... wahai pemirsa, pembaca, penonton dan seluruh pencinta wanita se-tanah air !!! Teriak La Bahi kencang dalam hati. Dijawab keren, dituduh tukang gombal. Disahuti jujur, divonis ndak sayang, ndak perhatian, sampai ndak menghargai pengorbanannya dandan yang sejam itu!
Duh wahai wanita sang Venus bintang terindah yang  sinarnya begitu gemerlap, terbuat dari material apakah sebenarnya engkau, securam dan seterjal itukah jalan pikiranmu, seruwet itukah belukar hatimu. Ratap La Bahi dalam hati..

Ah dasar La Bahi, harap dimaklumi saja para pembaca sekalian sebangsa dan setanah air, karena ini adalah pengalaman pertama La Bahi dalam membina hubungan dengan lawan jenisnya sejak ia dalam kandungan hingga kini menginjak usia 22 tahun. Sebenarnya masa edarnya sebagai seorang laki-laki sudah nyaris expired, jadi adalah sebuah keajaiban dunia ke 8 setelah pulau Komodo akhirnya dia berhasil mengenal kata cinta dalam kamus hidupnya yang sudah lusuh itu. Sebagai seorang laki-laki yang sukses, sehat, cerdas, religi, tapi hedonis tentu kita tidak ingin menjadi seperti kisah La Bahi di atas.

Lalu bagaimana dengan Venus-Venus Anda saat ini? Ari L dalam sebuah lagunya berpesan bahwa "Sentuhlah ia tepat di hatinya maka ia khan menjadi milikmu selamanya" . Mungkin hipotesa ini benar, namun menurut saya tidak semudah itu untuk menaklukkan seorang wanita. Hal pertama yang dibutuhkan adalah kenalilah tipikal seperti apa Venus-mu itu kawan. Ada dua tipe wanita dalam mencintai, ada yang dominan menggunakan otak dan ada pula yang dominan menggunakan hatinya. Setiap tipe punya karakteristik masing-masing sudah barang pasti punya trik pendekatan yang berbeda pula. Mau tahu karakter dan triknya untuk masing-masing kategori? Maaf itu bukan untuk konsumsi publik. So, ternyata menyentuh hatinya pun bisa saja tidak cukup karena anda hanya akan menjadi Bahi-Bahi berikutnya.
Venus oh Venus...