
Tuhan...malam ini juga aku punya segenggam cerita, punya segudang tanya yang menggelisahkan nurani...sudikah Engkau mendengarkan meski ini mungkin adalah dosa???
Tuhan... bolehkah aku tahu apakah Engkau menyesal menciptakan sebentuk rasa bernama "cinta" yang selalu memiliki dualisme dalam hidup semisal positif dan negatif, tawa dan tangis, bahagia dan sedih, luka dan obat... Izinkan aku tahu Tuhan...wahai Allah SWT, Tuhanku yang Maha Mengetahui...
Tuhan... marahkah Engkau jika cinta-Mu yang tulus tak jua kubalas sebagaimana mestinya???
Sungguh Engkau Maha Mengetahui yang terbaik bagiku ya Tuhan..karenanya bila Engkau mengharuskanku mengemban cerita ini, maka aku Ikhlas. Sebab aku tahu, tak banyak manusia terpilih yang Engkau uji dengan jalan ini, jalan yang mengajariku tentang satu hal, bersyukur...
Aku mengerti Tuhan...Engkau hanya sedang memberi cobaan semata untuk menambah amunisi kekuatanku entah itu lewat air mata yang mengalir, lewat rasa sakit ataupun lewat anugerah cinta yang terbit di ufuk hati ini.
Jika selembar kertas putih dapat dilipat, lalu mengapa qalbu hati yang katanya suci ini tak jua bisa terlipat Tuhan???
Apa mungkin jawabnya karena hati ini telah beku dan kaku...mungkin saja..sebelum kemudian cinta-Mu dan cintanya mencairkan dan melemaskan hati ini dan saat kulihatnya melintas dari kaca spion nalar ini maka kian sempurna hatiku tertekuk dalam tekstur mantra kasihnya..
Dan akhirnya, sekarang aku sedang mencinta, bolehkan aku beristirahat sebentar Tuhan??? Aku ingin singgah dalam hatinya, meneranginya dengan kasih yang suci, memuliakannya dengan kebahagiaan dan membelainya dengan kedamaian...Izinkan aku sejenak menyandarkan penat ini, sebentar saja sampai ia selesai mengusap seluruh peluh ini dengan rahmat karunia kasih sayang-Mu..
Entahlah..sepertinya Aku ingin terus bersamanya walau tangkai tempat kami berdiri merapuh, meski harum kelopaknya tak lagi semerbak bahkan ketika takdir mematahkan jalan tak akan kuhiraukan, tak akan kulepas genggamannya karena sungguh aku tak ingin kehilangan se centi pun lembaran kisah bersama dirinya maka biarkan aku tetap mendekap senyumnya untuk selamanya dan kumohon jangan pernah tanyakan alasan untuk semua ini sebab pasti aku tak akan tahu jawabnya ya Tuhan, maka cukup berikan aku petunjuk tentang caranya...
Dengarkan aku Tuhan..
Dengarkan do'aku..
Ridhoi jalan ini ya Tuhan..
Tak ada maksud lain selain membahagiakannya dan memuliakannya karena sungguh ia adalah sepantas Hawa yang melengkapi keimanan Adam. Sampaikan salamku dari tulisan ini untuknya yang sedang tertidur lelap..Bisikkan dalam senandung mimpinya "Aku mencintainya" , Tuhan...dalam tasbih rindu-Mu..dalam mihrab cinta-Mu dekaplah kami dalam kasih-Mu karena kami berdua mencintai-Mu, sungguh mencintai-Mu wahai Engkau Sang Maha Menetapkan ...Amin Allahumma Amin..
Makassar, 20 April 2011
03 : 04 WITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar