Senin, 25 April 2011

Aurat Sang Penjaga Misteri

Saat menyebut kata "wanita" maka seorang lelaki di belahan dunia mana pun akan berpikir tentang keindahan, pesona, dan misteri yah wanita adalah simbol keindahan dunia, Rasulullah pun mengiyakan dengan sabdanya bahwa wanita shalihah adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia. Wanita juga selalu menyimpan sejuta misteri yang akan selalu pula sangat sulit untuk sekedar dimengerti oleh logika setiap kaum lelaki. Bagaimana tidak, di saat wanita mengatakan "iya" maka itu bisa saja berarti penolakan halus baginya sebaliknya di saat mengatakan "tidak" bisa saja itu berarti anggukan setujunya dalam hati, seperti itulah wanita selalu ingin dimengerti dengan caranya sendiri, di satu saat ia bisa terlihat tegar sekokoh batu karang di tepi samudera namun sedetik kemudian dia bisa menjadi mahluk paling rapuh di dunia yang hanya punya air mata sebagai simbol ketakberdayaannya. Namun, di balik stigma sebagai kaum yang lebih lemah sebenarnya wanita adalah satu-satunya mahluk yang memiliki segudang senjata rahasia untuk melumpuhkan sang anak cucu Adam para lelaki di seluruh planet bumi ini. Wanita-wanita semodel RA Kartini, Margareth Thatcher, Lady Diana, ataupun Oprah Winfreya adalah contoh beberapa wanita yang begitu fenomenal di bidangnya pada zamannya masing-masing.

Roda waktu terus berputar, begitupun roda zaman terus bergulir hingga secara tak sengaja menggilas peradaban tanpa ampun. Hari ini, begitu banyak wanita Indonesia yang dapat membuat seorang RA Kartini meratap pilu dari tempat peristirahatannya di tanah suci ibu pertiwi. Lihatlah maraknya pergaulan bebas, seks bebas, hamil di luar nikah, aborsi,  putus sekolah dan pernikahan dini yang berpotensi pula menjadi perceraian dini adalah menu paket komplet berantai yang sedang menjadi trend di era kekinian. Jika berpikir lebih bijak tak perlu heran melihat fenomena ini ketika mengamati cara mereka berpakaian atau berbusana. Atas nama seni dan mode maka pakaian setengah jadi rela mereka pakai ke tempat umum, baju kekecilan dipamer ke mall, rok yang penjahitnya kekurangan kain dikenakan ke pesta, tank top yang harusnya dipakai di dalam rumah saja malah digunakan ketika hang out malam hari,  resiko masuk angin pun tak terhindarkan dan inilah yang justru saya sebut sebagai kecelakaan fashion. Bukan artis, model apalagi...tapi terobsesi menjadi pusat perhatian khalayak ramai sayangnya dengan cara yang salah inilah yang saya istilahkan "syndrom selebritis wanna be", naudzubilllah...

Sungguh aneh tapi nyata melihat aurat berserakan di hampir seluruh tempat umum dan pusat keramaian seperti tak ada yang punya layaknya daun kering atau struk belanjaan yang merupakan barang tak penting yang lazim ditemukan secara iseng di jalanan. Lekukan-lekukan indah yang dipajang bebas itu seperti memiliki tulisan imajiner berkekuatan medan magnet tak terhingga dengan kalimat "wahai semua lelaki menataplah kesini" lalu menjadi tangan virtual yang melambai-lambai memelas pada setiap anak Adam untuk menoleh entak sejenak atau berjam-jam sepuasnya mempersilahkan mereka  berimajinasi seliar-liarnya mau sambil mata merem melek, lidah melet-melet, atau sambil jingkrak-jingkrak sampai kayang pun boleh pokoknya sesuka hati  karena ini tontonan GRATIS dari mereka kawan !!! Padahal para wanita ini sebenarnya juga tidak begitu nyaman dengan pakaian itu, pergerakan menjadi terbatas, bernafas pasti sesak,  badan miring sedikit saja harus sibuk merapikan dan menutup sini situ tapi kok mereka tetap bebal untuk memakainya..Huufftt...seandainya rasa malu pada aurat itu dijual di alfa mart pasti akan kuborong untuk mereka semua tanpa tersisa biar sadar mereka biar sadar auratnya biar sadar otaknya biar sadar hatinya pokoknya mereka harus dipaksa biar sadar sebab jika terus-terus seperti itu maka akan makin banyak laki-laki yang menjadi korban dibuat tidak sadar oleh mereka.

Hakekatnya aurat sebenarnya adalah penjaga " kemisterian " dari wanita itu sendiri. Semakin kau buka auratmu, maka akan semakin habislah pesonamu, rahasiamu, misterimu, chemistry-mu, dan martabatmu. Itu berbanding terbalik bila kau simpan rapi auratmu, tutup rapat, pergunakan sebagaimana mestinya, maka dirimu akan bernilai tinggi, penuh pesona dan chemistry.
Begitulah adanya...
Punahnya misteri itu meniscayakan punahnya kesakralanmu. Celakanya, sadar atau tidak, engkau sendirilah yang membuka kode-kode rahasia kesakralanmu, hingga kelak hanya menyisakan sesal tiada bertepi sepanjang hayatmu...
Simpan auratmu !!!
Memperlakukan setiap bagian dirimu sebaik-baiknya, pada tempatnya, sepenuhnya mencerminkan penghargaanmu pada pesona dirimu sendiri. Mana mungkin kamu akan dihargai orang lain jika kamu tidak bisa menghargai dirimu sendiri? Ah, klise sekali! Bagaimana mungkin kamu minta tidak digodain orang lain sementara kamu begitu entengnya pergi ke jalanan dengan memamerkan (maaf) pangkal pahamu, (maaf lagi)  belahanan dadamu, juga (maaf yang terakhir) warna celana dalammu?
Begitu kau umbar auratmu, sama halnya kamu memekik ke semua orang: “Ayoo..ayooo…puaskan matamu dengan auratku nih. Ayoo..ayooo terbangkan imajimu dengan auratku nih….”
Auratmu adalah martabatmu! Ini diktumnya. Bila kau rawat martabatmu, maka kau pun akan terpelihara sebaik-baiknya. Bila kau umbar auratmu, berarti kau telah mencampakkan martabatmu.
Atas nama apa pun! Dan ingatlah bahwa mayoritas penghuni neraka datang dari kaum mu wahai para wanita maka berhati-hatilah waspadalah seperti pesan bang napi karena kejahatan bukan hanya karena ada niat dari pelakunya tapi karena juga adanya kesempatan... waspadalah...!!!

Maka tolaklah dengan tegas ketika kekasihmu yang engkau cintai sekalipun memintamu untuk bersentuhan dan seterusnya apalagi sampai membuka auratmu karena itu sama halnya mengungkap misterimu sebagai manusia bahkan dengan dalih atas nama cinta sekalipun yang mereka bisikkan dengan manis di telingamu yang menumpulkan semua panca inderamu setiap harinya, Cinta yang tulus takkan meminta apa pun, apalagi dengan paksaan, sungguh itu bukanlah cinta sejati, tetapi birahi sejati. Menuruti kata birahi, dijamin tak akan ada habisnya hingga kau biarkan dirimu terkapar tanpa daya dan pesona lagi.

Karena kesakralan itu hanya khusus diperuntukkan bagi pendamping hidupmu kelak, imam bagimu nanti jadi simpanlah auratmu baik-baik, gunakan seperlunya tutupi selebihnya... maka jagalah misterimu itu saudariku... !!!

Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal karena itu mereka tidak di ganggu.Dan Allah adalah maha pengampun dan penyayang. (Al Ahzab.59).



Sabtu, 23 April 2011

Starry - Sky



Ketika aku berjalan pada waktu yang kian melusuh...
Melintasi jembatan hidup dengan pijar harap yang kian redup...
Membaca kidung mimpi dalam malam yang kian berdendang...
Aku pun berusaha menggembalakan hati yang kian berkabut...
Dengan nafas yang kian legam..
Mengguratkan asa pada rinai hujan, menggerimis bersama kenangan...


Kau datang dengan sebentuk lentera jiwa ini...
Membuyarkan gulita zaman di sepanjang jembatan hidup ini...
Tumbuhkan benih kasih dalam kemaraunya hati ini...
Lalu kau berikan sepasang tangan lembut mengangkat raga ini...
Mengajakku mengejar singgasana langit dengan genggaman erat di jemari ini...
Mengayunkan cerita pada tiang yang kokoh, mendaki tebing-tebing curam menuju surga hatimu...


Cintaku pun mengembara bersama tawamu yang terbang ke angkasa..
Menyapa Tuhan dan malaikat yang telah mengerti, untuk siapa aku berada...
Sungguh takdirmu untukku dan takdirku untukmu...
Maka janganlah pernah engkau tanyakan...
"Mengapa langit  kita di ujung hari ini begitu bercahaya?"


Renungan Malam Minggu


Benar nian anggapan awam bahwa malam minggu adalah malam yang sungguh panjang. Ditemani sebotol coca-cola dan alunan musik instrumental dengan volume rendah aku pun menikmati malam panjang ini dengan melahap habis hampir seluruh siaran langsung sepakbola berbagai liga di benua biru sana. Sebenarnya hari ini adalah hari yang cukup melelahkan, lumayan membuat seluruh persendian seperti aus kekurangan pelumas, otot-otot kaku seperti seluruh sarafnya membebal, otak cukup penat oleh gelayutan urusan dan balutan pikiran yang mengawang dalam genderang malam ini, mata ini pun kian meredup rasanya seperti kedua bulu mata ini tak sabar lagi memelas sedari tadi memohon untuk segera dikawinkan namun aku tak menghiraukan derita mereka yang sebenarnya adalah deritaku pula, sebab dahaga akan tontonan sepakbola bermutu sungguh begitu menggerayangi benak ku malam ini meski aku harus merelakan bahwa partai bigmatch Lazio vs Inter Milan tak disiarkan oleh Indosiar. Sungguh terlalu...!!!

Kemudian aku begitu nyaring dalam hati memotifasi diri bak seorang Andri Wongso, mensugesti pikiran sendiri dengan logika-logika formal ala Maria Teguh, berusaha menantang arus idealisme tentang jam tidur dengan mengobrak-abrik mind set normalitas malam hari dan sketsa pikiran tentang fisiologis tubuh, aku ingin menjadi sebuah anomali dari populasi mayoritas dalam sebuah komunitas sosial. Di saat orang-orang terlelap aku ingin terus tersadar untuk membunuh waktu dan keheningan malam ini. Singkat kata singkat cerita aku ingin begadang malam ini bang Rhoma..Izinkanlah untuk malam ini saja wahai satria bergitar tua...

Berbekal semangat hati, kebulatan tekad dan keteguhan pikiran akupun berhasil terjaga sepanjang malam ini, membangkitkan potensi dan menyepuh sisa-sisa energi cadangan yang terpendam dalam raga ini.  Sejenak saya teringat pada kisah motifasi dari sebuah buku yang judul dan nama pengarangnya begitu enggan mampir lebih lama di memori ini, yah aku lupa kawan..sungguh aku seorang pelupa tak beradab... Tapi akan kucoba untuk menceritakannya dengan versiku sendiri...

Alkisah ada seorang petugas kebun binatang menangkap seekor gajah. Kemudian ke empat kaki gajah ini dibelenggu dengan rantai yang terbuat dari besi. Setiap hari, gajah berusaha melarikan diri. Namun setiap kali dia melompat, si gajah selalu terjatuh. Hal ini terjadi berulang-ulang. Sebulan kemudian, rantai besi itu dilepaskan dan diganti dengan tali rafia yang tipis. Menurut kita, apakah kali gajah bisa melarikan diri ? Ternyata gajah tadi tetap melompat dan tetap terjatuh seperti semula. Apakah yang terjadi ? Bukankah gajah semestinya mampu dengan kekuatannya untuk memutus tali rafia tadi ? Jawabannya adalah ternyata waktu sebulan telah mampu membuat sketsa di otak gajah bahwa dia tidak mampu melarikan diri. Meskipun diikat dengan tali rafia namun di otaknya, dia merasa masih diikat dengan belenggu rantai. Percobaan yang hampir mirip dengan cerita di atas dilakukan pada kutu loncat. Sebelum dia ditangkap, kutu loncat bisa melompat setinggi 300 kali lebih tinggi dari tinggi dirinya. Si kutu loncat ini dikurung di dalam kotak korek api. Pada bulan berikutnya, dia dibebaskan. Tebak, apa yang terjadi ? Kali ini si kutu loncat hanya bisa melompat setinggi kotak korek api. Perhatikan, waktu sebulan telah menjadikan dia melupakan potensi besar yang telah dimilikinya.

Disadari atau tidak sesungguhnya dalam kehidupan, seringkali kita juga berada dalam kondisi yang serupa. Sketsa pikiran atau mind set kita terperangkap dalam kotak korek api buatan kita sendiri. Terbelenggu dengan bayangan rantai yang kita ciptakan sendiri. Sehingga rantai-rantai itu membuat kita tidak berhasil untuk maju.

Rantai belenggu ini juga bisa berasal dari lingkungan kita. Sebenarnya kita mempunyai potensi yang luar biasa. Tapi teman-teman mencela ketika kita menunjukkan karya kita. Keluarga yang tidak mendukung akan kemampuan kita. Lambat laun akhirnya kita melupakan potensi besar yang kita miliki. Ironis sodara-sodara sekalian...Dan rantai belenggu sebenarnya begitu jamak muncul dalam keseharian aku, kamu, dia, mereka dan kalian yang membelenggu hampir seluruh potensi terpendam dan bakat alami kita baik secara disadari ataupun tidak padahal potensi-potensi itu hanya sedang terpendam serta hanya butuh diasah atau disepuh.

Faktualnya hari ini bagaimana begitu mudahnya kita temukan kalimat pembelaan "Aku masih terlalu muda, masih hijau .. masih banyak yang lebih tua dan berpengalaman." Atau sebaliknya. Merasa diri sudah tua. Biarkan yang muda yang berperan. Lihatlah contoh betapa "rantai" usia berhasil mengikat layang-layang mimpi kita untuk sampai ke langit. Padahal seorang anak kecil berjuluk the amazing child,  Doktor Sayyid Muhammad Husein Thabathaba'i hafal Al-Qur'an dengan tafsirnya. Dalam kesehariannya, dia berbicara dengan bahasa al-Qur'an berasal dari Iran dan berhasil meraih gelar doktor honoris causa termuda di dunia pada usia 7 tahun. Akan halnya ungkapan-ungkapan lirih "Aku hanya S-1", "Aku tidak tamat SMA", dan lain sebagainya menjadi alasan kita menjadi seorang yang biasa-biasa. Padahal kita sebenarnya punya potensi luar biasa namun potensi itu dikandangkan dan dipasung oleh sebuah "rantai" pendidikan . Perjalanan hidup Andrie Wongso bisa kita jadikan inspirasi. Pada saat kelas 6 SD, Andrie putus sekolah karena sekolah Tionghoanya ditutup Pemerintah Orde Baru. Untuk bertahan hidup, dia berjualan kue di pasar dan toko di Malang. Siapa sangka keuletannya membuahkan hasil. Kini dia dinobatkan sebagai Motivator No. 1 di Indonesia. Diapun bangga dengan gelarnya yang agak asing di telinga kita. Andrie Wongso SDTT TBS .. Sekolah Dasar Tidak Tamat Tapi Bisa Sukses !!, di Zaman Nabi SAW tidak ada satu sahabatpun yang bergelar Doktor atau Profesor bahkan Nabi sendiripun tidak, Beliau-Beliau hanya Home Schooling bersama Nabi tetapi sukses membawa visi kehidupan yang gemilang menjadi pedoman seluruh umat Muslim hingga hari ini.

Contoh lainnya adalah bagaimana " kotak" kecacatan atau kekurangan fisik memenjarakan dalam jeruji maya potensi teman-teman kita yang kurang beruntung. Bagi sebagian orang, menyerah karena keterbatasan fisik atau kesehatan adalah hal yang wajar. Mereka berhak untuk dikasihani karena ketidaksempurnaannya. Tapi bagi mereka yang bermental pejuang, tak ada satupun yang mampu membelenggunya. Selama raga masih ada, selama itu pula derap perjuangan akan terus dilangkahkan. Setidaknya untuk orang seperti Syaikh Ahmad Yasin, Sang Pemimpin Hamas. Beliau sangat ditakuti oleh Israel, hingga kematian beliau dianggap sebagai salah satu puncak kemenangan mereka. Padahal beliau adalah seorang yang tua renta berkursi roda. Bicaranya pun terbata-bata namun, bertolak belakang dengan keadaan fisiknya justru dalam keterbatasan itulah, beliau mampu menjadi poros penggerak utama perjuangan rakyat Palestina. Beliau dengan suara yang terbata-bata mampu menggerakkan ribuan pemuda Palestina untuk melakukan serangan Intifadhoh. Serangan yang kini dikenang dunia sebagai lambang perlawanan abadi tanpa henti melawan kebiadaban Israel. Lelaki tua renta ini, dari kursi rodanya .. mampu membuat para pemimpin Israel tidak bisa tidur nyenyak karena perasaan tidak amannya. Allahu Akbar !!

Rantai sadar atau tidak sadar yang membelenggu kita harus segera kita musnahkan. Ketahuilah bahwa rantai itu sifatnya maya. Kadang-kadang buatan kita sendiri seperti rasa malas, merasa tidak cukup diberi waktu, merasa belum cukup umur, masih ingin happy-happy dan banyak lagi yang lain. Cara menghancurkannya adalah dengan membuat daftar belenggu yang ada pada diri kita secara jujur. Sehingga kita bisa menghancurkannya. Membuang jauh-jauh rantai gajah dan kotak korek api yang memenjarakan kita. Bersiaplah untuk melakukan perjalanan menuju realita kesuksesan.

Tanamlah gagasan, petiklah tindakan. Tanamlah tindakan, petiklah kebiasaan. Tanamlah kebiasaan, petiklah karakter. Tanamlah karakter, petiklah nasib. Dimulai dari gagasan yang kita wujudkan dalam tindakan, kemudian tindakan itu kita lakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang kita lakukan berkali-kali akan menjelma menjadi karakter, dan karakter inilah yang akhirnya mengantarkan kita kepada nasib. Jadi nasib kita, kita sendirilah yang menentukan. Nasib kita ada di tangan kita kawan...

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” ( Q.S : Ar-Ra’du : 11 )

Kamis, 21 April 2011

Kartini sang Emansipator, TKW sang Korban, Briptu Norman sang Fenomenal

Betapa memilukan nasib yang dialami oleh saudara-saudara kita yang mengadu nasib di negeri orang belakangan ini kian menambah panjang daftar drama tragedi di atas panggung sosial negeri ini. Ketika pulang ke kampung halaman bukan nasib baik yang dibawa sebagai oleh-oleh, melainkan serentetan derita dan cerita duka. Tak hanya itu. Tak sedikit para tenaga kerja wanita (TKW) yang harus menderita cacat lahir dan trauma batin seumur hidupnya. Bahkan, tak jarang harus ditebus dengan nyawa.

Sungguh, ini sebuah tragedi kemanusiaan yang seharusnya tak boleh terjadi di sebuah negeri yang santun dan beradab. Bisa jadi, R.A. Kartini yang bermimpi untuk memuliakan martabat dan derajat kaum perempuan, akan terus meratap di alam keabadian menyaksikan nasib kaumnya yang tak pernah bergeser dari kubangan penderitaan. Bukan semata-mata lantaran kebodohan dan keterbelakangan kaumnya, melainkan juga keberpihakan penguasa yang abai menjaga kehormatan bangsanya.

Nasib tragis para TKW tak bisa dilepaskan kaitannya dengan lemahnya penguasa dalam melakukan deteksi dini terhadap para “maklar” TKW yang secara gelap terus beraksi melakukan transaksi nakal. Para calon TKW yang sebagian besar berpendidikan rendah seringkali tak sanggup keluar dari perangkap yang sengaja dipasang oleh para mafia TKW untuk mengeruk untung besar. Pemerintah bisa saja berapologi bahwa mereka telah memberikan advokasi dan perlindungan optimal terhadap para TKW. Namun, kita juga tidak bisa mengelak dari fakta bahwa para TKW gagal mendapatkan rasa aman dan bebas dari rasa takut setelah mereka melayani majikan-majikan “hitam” yang memperlakukan mereka tak lebih dari budak belian seperti pada zaman jahiliyah.

Atmosfer pengerahan massal para TKW ke luar negeri kian menggila ketika situasi sosial-ekonomi sebagian masyarakat kita yang berpendidikan rendah gagal terakomodasi oleh negara dalam bursa lapangan kerja. Alasan ekonomi jelas menjadi faktor utama. Para TKW rela bersusah-payah meninggalkan suami dan anak-anak semata-mata untuk mengubah nasib. Sementara, sang suami di rumah juga terpaksa harus menganggur akibat rendahnya akses mereka untuk bisa bersaing mendapatkan lapangan kerja. Satu-satunya cara untuk menolong dan menyelamatkan keluarga mereka dari lilitan persoalan ekonomi adalah melalui TKW. Maka, jadilah TKW sebagai pilihan hidup yang harus mereka lalui untuk mewujudkan mimpi mereka; bisa terhindar dari sindrom kemiskinan yang membelitnya. Namun, apa yang terjadi? Alih-alih bisa mewujudkan mimpi dan harapan; bisa hidup enak dan kepenak, mereka justru harus berhadapan dengan kebengisan zaman; dipermainkan oleh para mafia TKW, dan mesti berhadapan dengan majikan berhati busuk dan biadab.

Bercermin pada realitas anomali yang dihadapi oleh para TKW, kita jadi teringat “pemberontakan” pemikiran R.A. Kartini di tengah situasi feodalistik yang menelikungnya ratusan tahun yang silam. Melalui berbagai surat kepada sahabatnya, Abendanon, di negeri Belanda, Kartini mengkritisi kondisi sosial-budaya Jawa pada saat itu yang dinilai membuat ruang gerak kaum perempuan pribumi kian tak berdaya. Sebagian besar suratnya mengekspresikan keluhan dan gugatan, khususnya menyangkut budaya Jawa yang dianggap sebagai penghambat dan belenggu kemajuan perempuan. Kartini memimpikan kehidupan kaum perempuan Jawa yang memiliki kebebasan dalam belajar dan menuntut ilmu.

Surat-surat Kartini juga menyatakan harapan agar dirinya bisa seperti kaum muda Eropa, terbebas dari kungkungan penderitaan akibat belenggu adat dan tradisi yang membuat kaum perempuan Jawa tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, atau harus bersedia dimadu. Dengan caranya sendiri, Kartini terus berjuang untuk membuka mata hati dan pikiran kaumnya melalui berbagai program pemberdayaan diri agar kaum perempuan bisa berdiri sejajar dan setara dengan kaum pria.

Pemikiran Kartini, disadari atau tidak, telah memberikan inspirasi kepada kaumnya sehingga secara bertahap kaum perempuan kita bisa ikut berkiprah membangun peradaban yang lebih mencerahkan, terhormat, dan bermartabat. Kini, sudah tak terhitung lagi jumlah kaum perempuan yang sukses memegang posisi kunci, baik di sektor pemerintah maupun swasta. Namun, kita juga dibuat miris dengan banyaknya kaum perempuan kita yang harus bersikutat untuk menyelamatkan harga diri dan kehormatannya di negeri orang. Sungguh, ini sebuah “set-back” emansipasi yang telah digagas Kartini, sehingga kaumnya harus mengalami derita berkepanjangan di tanah seberang.

Dalam situasi demikian, diperlukan upaya revitalisasi serius terhadap pemikiran Kartini, sehingga roh, semangat, dan perjuangannya tetap hidup, tumbuh, dan berkembang di dada Kartini-Kartini muda. Penguasa yang memiliki otoritas dan tanggung jawab untuk melindungi warganya perlu mengkaji ulang terhadap kebijakan “ekspor” TKW ke luar negeri. Apa pun dalihnya, lebih-lebih kalau hanya sekadar untuk mendongkrak devisa, pengiriman TKW tanpa regulasi dan advokasi yang jelas hanya akan melahirkan repertoar tragis yang berkepanjangan. Yang tidak kalah penting, Kementerian Tenaga Kerja juga harus sigap untuk menindak mafia TKW yang selama ini telah menyengsarakan kaum perempuan kita di tengah cengkeraman majikan-majikan asing yang kehilangan nurani.

Sehari sebelum Hari Kartini ini di sebuah daerah di timur Indonesia tepatnya kota Gorontalo, terjadi konsentrasi massa yang tumpah ruah menyambut kepulangan sang Briptu fenomenal Norman "Khan" , arak-arakan dan pawai akbar yang dilakukan layaknya acara penjemputan pahlawan nasional atau artis paling tersohor dan bahkan mungkin melebihi ekspektasi publik terhadap kedatangan orang nomor 1 di negeri ini. Kian membuktikan betapa predikat "negeri terlatah" ternyata masih milik bangsa ini sodara-sodara sekalian. Sampai kapankah demam Norman ini akan berlangsung? sepertinya tak akan lama lagi akan halnya seperti prosesnya yang instan, apalagi mengingat betapa perhatian publik bangsa ini juga begitu mudah teralihkan. Kita tunggus saja nanti... !!! Namun di balik fenomena dan bakat entertainernya yang sebenarnya biasa-biasa saja namun menjadi spesial oleh karena seragam Brimob nya mungkin antena kritis kita harus tetap difungsikan. Bahwa media dan Norman idealnya menyeimbangkan publikasi dan pencitraan terhadap kehidupan pribadinya dan juga institusinya. Sebab bila ditelaah lebih lanjut sebenarnya fenomena Norman ini adalah moment terbaik nan langka guna memperbaiki citra dan institusi kepolisian sebagai pengayom dan mitra masyarakat dalam arti yang sebenarnya. Mungkin cukup dengan satu dua patah kata lah dari Norman memaparkan atau mensosialisasikan tentang program atau visi institusinya agar lebih memasyarakat ataupun dengan sebuah testimoni singkat menghimbau kepada teman-temannya sesama anggota POLRI untuk lebih hangat dan dekat dengan masyarakat, nah ITU...momen kecil seperti itu yang tak dilakukannya selama beberapa pekan di ibu kota bukan hanya sekedar nyengir, goyang India dan lipsing brader. Seperti halnya Kartini yang menjadi simbol kebangkitan dan emansipasi kaum wanita Indonesia maka Norman pun menjadi setitik oase di tengah kemaraunya kepercayaan dan ekspektasi masyarakat terhadap aparat hukum negeri ini, seperti Kartini yang berhasil membobol benteng tirani dan stigma miring terhadap kaum wanita, Briptu Norman pun seharusnya lebih pro aktif dalam upaya menghapus stigma negatif dan mengubah paradigma berpikir masyarakat terhadap kesatuannya.

Semoga momentum Hari Kartini 2011 bisa menjadi pemantik kesadaran kolektif bangsa kita untuk memosisikan kaum perempuan akar rumput menjadi lebih berdaya dan tak lagi ditelikung nasib akibat kebijakan penguasa yang kurang berpihak kepada rakyat kecil. Sungguh ironis kalau negeri yang besar dan kaya raya ini harus mendapatkan stigma sebagai lumbung TKW akibat kebijakan penguasa yang salah urus mengelola negara.

Dirgahayu kaum perempuan Indonesia... !!!
Habis gelap terbitlah terang... !!!

Selasa, 19 April 2011

Sepucuk Surat Untuk Tuhan

Malam ini cahaya bulan purnama begitu deras mengguyur langit, mengiringi berderitnya gerbang malam yang sepertinya akan mengunci pintunya lebih awal dengan hembusan angin dalam pusaran waktu yang sedemikian gigil hingga semakin menambah keringkihan malam ini. Mendesirkan jantungku dari balik tiang-tiang tak bertuan, nyaris membenamkan nafasku dalam lelah membuatku sejenak menyerahkan hari esok pada-Mu, entah akan datang ataukah tidak...



Tuhan...malam ini juga aku punya segenggam cerita, punya segudang tanya yang menggelisahkan nurani...sudikah Engkau mendengarkan meski ini mungkin adalah dosa???
Tuhan... bolehkah aku tahu apakah Engkau menyesal menciptakan sebentuk rasa bernama "cinta" yang selalu memiliki dualisme dalam hidup semisal positif dan negatif, tawa dan tangis, bahagia dan sedih, luka dan obat... Izinkan aku tahu Tuhan...wahai Allah SWT,  Tuhanku yang Maha Mengetahui...
Tuhan... marahkah Engkau jika cinta-Mu yang tulus tak jua kubalas sebagaimana mestinya???
Sungguh Engkau Maha Mengetahui yang terbaik bagiku ya Tuhan..karenanya bila Engkau mengharuskanku mengemban cerita ini, maka aku Ikhlas. Sebab aku tahu, tak banyak manusia terpilih yang Engkau uji dengan jalan ini, jalan yang mengajariku tentang satu hal, bersyukur...
Aku mengerti Tuhan...Engkau hanya sedang memberi cobaan semata untuk menambah amunisi kekuatanku entah itu lewat air mata yang mengalir, lewat rasa sakit ataupun lewat anugerah cinta yang terbit di ufuk hati ini.

Jika selembar kertas putih dapat dilipat, lalu mengapa qalbu hati yang katanya suci ini tak jua bisa terlipat Tuhan???
Apa mungkin jawabnya karena hati ini telah beku dan kaku...mungkin saja..sebelum kemudian cinta-Mu dan cintanya mencairkan dan melemaskan hati ini dan saat kulihatnya melintas dari kaca spion nalar ini maka kian sempurna hatiku tertekuk dalam tekstur mantra kasihnya..

Dan akhirnya, sekarang aku sedang mencinta, bolehkan aku beristirahat sebentar Tuhan??? Aku ingin singgah dalam hatinya, meneranginya dengan kasih yang suci, memuliakannya dengan kebahagiaan dan membelainya dengan kedamaian...Izinkan aku sejenak menyandarkan penat ini, sebentar saja sampai ia selesai mengusap seluruh peluh ini  dengan rahmat karunia kasih sayang-Mu..

Entahlah..sepertinya Aku ingin terus bersamanya walau tangkai tempat kami berdiri merapuh, meski harum kelopaknya tak lagi semerbak bahkan ketika takdir mematahkan jalan tak akan kuhiraukan, tak akan kulepas genggamannya karena sungguh aku tak ingin kehilangan se centi pun lembaran kisah bersama dirinya maka biarkan aku tetap mendekap senyumnya untuk selamanya dan kumohon jangan pernah tanyakan alasan untuk semua ini sebab pasti aku tak akan tahu jawabnya ya Tuhan, maka cukup berikan aku petunjuk tentang caranya...

Dengarkan aku Tuhan..
Dengarkan do'aku..

Ridhoi jalan ini ya Tuhan..
Tak ada maksud lain selain membahagiakannya dan memuliakannya karena sungguh ia adalah sepantas Hawa yang melengkapi keimanan Adam. Sampaikan salamku dari tulisan ini untuknya yang sedang tertidur lelap..Bisikkan dalam senandung mimpinya "Aku mencintainya" , Tuhan...dalam tasbih rindu-Mu..dalam mihrab cinta-Mu dekaplah kami dalam kasih-Mu karena kami berdua mencintai-Mu, sungguh mencintai-Mu wahai Engkau Sang Maha Menetapkan ...Amin Allahumma Amin..

Makassar, 20 April 2011
03 : 04 WITA

Kamis, 14 April 2011

Versatile Player



Engkau cepat..
Pekerja keras..
Punya akurasi..
Berani berspekulasi..
Kreatif dalam imajinasi..
Tangguh dalam berduel..
Tak egois ; bermain untuk tim
Sportif ; selalu punya timing yang tepat..

Engkau adalah seorang versatile player sejati..
Mampu menepis semua serangan gundah dan sesal..
Menjadi tembok pertahanan terakhir yang tangguh bak karang..
Mengatur irama permainan dengan sempurna layaknya seorang dirigen..
Menyisir kedua lapangan hati dari kedua sisi sama baiknya..
 Menjadi goal getter sempurna yang menjebol kokohnya jala keegoan..
Sungguh engkau menjadi penyelamat di saat injury time..
Sang Messiah yang selalu dapat menyihir..
Membuat takdir kemenangan kembali berpihak padaku...



Minggu, 10 April 2011

Rumah Maya

Berawal dari facebook baruku
Kau datang dengan cara tiba-tiba
Bekas kekasih yang lama hilang
Satu dari kekasih yang terbaik

Mungkin waktu yang ku persalahkan
Mungkin saja keadaan yang salah

( G I G I )

Dunia maya memang selalu menyajikan "petualangan' fantastis nan eksotis.  Fantastis lantaran saya menemukan “dunia lain” yang serba misterius dan selalu di luar dugaan. Eksotis lantaran kenyataan-kenyataan yang saya temukan di “dunia lain” itu tampak unik dan sangat jauh berbeda dengan dunia realitas yang saya hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Tentu saja kadar kefantastisan dan keeksotisannya jauh berbeda dengan Luna Maya yang secara kebetulan pernah tenar juga di dunia maya lewat video 'iseng' yang mirip dirinya sodara-sodara sekalian..


Rumah maya dalam pandangan awam saya, sejatinya merupakan sebuah media virtual yang bisa dimanfaatkan sejauh mungkin untuk menemukan “branding identitas” di tengah belantara media virtual lain yang makin beragam dan variatif. Di ruang maya ini saya bebas mengekspresikan pemikiran-pemikiran kreatif yang menyesak di kepala dalam upaya mematenkan "branding identitas" tersebut di sebuah perkampungan global bernama jejaring sosial.

Dengan kedinamisannya ranah maya menawarkan sejuta pesona informasi, panorama ilmu, ataupun keelokan daya nalar dan intelektualitas para penghuninya. Tak heran melihat saya, kamu, dia dan mereka rela menggadaikan waktu berjam-jam hanya untuk menelusuri tiap lekuk keindahan penjelajahan di dunia maya ini dengan berbagai alasan persepsi subyektif masing-masing dari kita. Di sini kita bebas berkespresi menguji sampai dimana batas daya kreatifitas dan keluasan teras imaji masing-masing, tak ada aturan tertulis yang bersifat mengikat dan memaksa layaknya hukum di "dunia nyata" terkecuali mungkin hukum di Indonesia yang terkenal longgar serta fleksibel dengan syarat dan ketentuan berlaku layaknya iklan operator seluler. Hanya mungkin ada norma-norma atau etika tidak tertulis tentang sopan santun dalam bersosialisasi di dunia maya ini yang baik buruknya menjadi konsekuensi terhadap "branding identitas" kita sendiri di media virtual tersebut.

Tak ada yang meragukan peran keterlibatan jejaring sosial dalam kemengan Barrack Obama presiden kulit hitam pertama di negara adi kuasa Amerika Serikat, lihat bagaimana You Tube mengorbitkan seorang anak ingusan bernama Justin Bieber yang kemudian menghentak dunia musik internasional dan sekarang sedang membuat masyarakat Indonesia saling sikut dan gontok-gontokkan hanya untuk selembar tiket konsernya, di negara kita sendiri tak ketinggalan belum habis euforia keong racun ala Sinta dan Jojo muncul Sualudin dengan lagu Udin Sedunianya yang lumayan lucu sedikit aneh dan lebih banyak noraknya. Belum juga usai keterkejutan publik dengan aksi panggung Sualudin yang narsis abis dunia maya kembali diguncang oleh seorang anggota kesatuan Brimob Gorontalo bernama Briptu Norman 'Khan' dengan aksi lipsing Caiya Caiya-nya yang gokil dan menggila menghentak persepsi agitatif publik di seluruh lapisan masyarakat dari kelas tukang ojek sampai Kapolri dari Tukul Arwana sampai Vino G Bastian. Tampang boleh sangar tapi hati ternyata bak burung camar brader. Seperti itulah bukti bahwa betapa gelegar people power dapat dengan mudahnya dibangkitkan oleh magnet media virtual di era kekinian.

Fenomenal...itulah kata yang layak buat mereka hasil dari akumulasi sebuah kreatifitas, sedikit keberuntungan,  kemajuan Iptek, hingar-bingar media yang semakin hiperbolis dalam pemberitaan, dan kelabilan psikologis bangsa kesemuanya adalah faktor kunci yang bersinergi menghasilkan sebuah popularitas ketika fanatisme publik berhasil mereka kantungi dengan sempurna. Semuanya sah-sah saja asal jangan seperti seorang oknum anggota wakil rakyat di senayan yang kedapatan membuka konten video porno ketika sidang berlangsung yang ironisnya masih lekang ingatan publik ketika beberapa bulan lalu Menkominfo yang notabene berbasiskan bendera partai yang sama dengannya begitu gahar berteriak-teriak untuk memerangi akses situs porno di negeri ini. Alangkah lucunya negeri ini kawan...

Sungguh dunia maya semakin menampakkan cengkeramannya pada seluruh sendi pranata kehidupan bangsa khususnya dimensi humanis dan sosialis kemasyarakatan, tinggal bagaimana kita mengemudikan kenderaan media virtual ini dengan baik agar kita tidak tersesat dan salah arah kawan...

Rabu, 06 April 2011

Superhero Berkostum Merah Putih

Dalam beberapa dekade terakhir ini, nurani kita digelisahkan oleh maraknya aksi-aksi kekerasan. Negeri ini dianggap telah kehilangan nilai-nilai kesejatian diri sebagai bangsa yang terhormat dan bermartabat akibat meruyaknya aksi-aksi vandalisme yang tak henti-hentinya menggoyang sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa kita yang multikultur dan multiwajah dinilai telah kehilangan sikap ramah. Nilai-nilai keberadaban telah tereduksi oleh sikap-sikap kebiadaban yang membudaya dalam bentuk tawuran pelajar, pemerkosaan, pembunuhan, mutilasi, aborsi, dan berbagai perilaku vandalistis lainnya yang menggurita di segenap lapis dan lini kehidupan masyarakat. Sentimen-sentimen primordialisme berbasis kesukuan, agama, ras, atau antargolongan menjadi demikian rentan tereduksi oleh emosi-emosi agresivitas. Bangsa kita seolah-olah telah menjelma menjadi “homo violens” yang menghalalkan darah sesamanya dalam memanjakan naluri dan hasrat purbanya.

      Sungguh, kita sangat merindukan Indonesia yang multiwajah dan multikultur ditaburi dengan nilai-nilai keramahan, kearifan, dan fatsun kehidupan di berbagai sudut dan lorong kehidupan. Jangan sampai terjadi pesona kekerasan, arogansi kekuasaan, dan emosi-emosi agresivitas purba yang serba naif, makin memperkuat stigma bangsa kita sebagai bangsa bar-bar dan biadab.
Memang bukan hal yang mudah untuk memutus mata rantai kekerasan sebagai ekspresi bangsa yang “murka” akibat pasungan rezim masa lalu yang bertahun-tahun lamanya “memenjarakan” anak-anak bangsa dalam tungku kekuasaan yang dianggap tertutup, tiran, dan tidak adil. Kesenjangan sosial-ekonomi yang begitu lebar, disadari atau tidak, telah membuat kehidupan masyarakat di lapisan akar rumput menjadi gampang putus asa dan rentan terhadap aksi-aksi kekerasan.

      Yah percaya atau tidak percaya seperti itulah wajah jahiliyah moral bangsa kita hari ini, lihatlah bagaimana aksi arogansi dan anarkisme para mahasiswa sang generasi penerus tongkat estafet bangsa, atau bagaimana gaharnya para suporter fanatik sepakbola Indonesia yang begitu sempurna mencederai nilai-nilai sportivitas olahraga dengan tawuran-tawuran massalnya, pun begitu dengan pengkaderan beberapa  institusi pendidikan negara berbasis militer ataupun semi militer, lihat betapa mudahnya selembar nyawa anak-anak manusia melayang akibat sebuah aksi kekerasan atas nama pendidikan dan pelatihan mental.

      Sadar atau tidak sadar negara ini sedang berada di titik nadir peradabannya, sungguh ironis  melihat  bangsa ini begitu miskin akan keteladanan perilaku luhur kaum elite kita yang seharusnya menjadi patron dan sosok anutan sosial yang mengagumkan yang ada justru sebaliknya ketika perilaku korupsi, sikap serakah, dan mau menang sendiri, arogansi kekuasaan, saling serang seperti halnya TELENOVELA perebutan kursi ketua PSSI antara Puang Nurdin Halid dan Karaeng Andi Mallarangeng  justru menjadi tontonan masif di tengah massa yang demikian gampang disaksikan melalui layar kaca. Akar kekerasan yang membelit sendi-sendi kehidupan bangsa tentu saja tidak lahir begitu saja. Sistem pendidikan kita yang belum efektif dalam melahirkan generasi-generasi masa depan yang cerdas sekaligus bermoral yang kemudian “berselingkuh” dengan kultur sosial masyarakat kita yang sedang chaos dan “sakit” setidaknya telah memiliki andil yang cukup besar dalam menciptakan lingkaran kekerasan itu.

       Menurut hemat saya bahwasanya tanah air kita ini memerlukan pendidikan berbasis karakter baik dari segi humanis, sosialis maupun religi atau spritualis. Negara ini begitu merindukan sosok-sosok karakter superhero protagonis yang mampu menjaga kearifan lokal bangsa ini sehingga menjadi panutan dan suri tauladan publik. Superhero yang dapat memberi contoh brilian bagaimana membasmi KKN di negara ini dengan memprodeokan para koruptor kelas kakap sampai kelas teri tanpa tebang pilih, superhero yang dapat memadamkan kebakaran kilang minyak Cilacap tanpa perlu mengorbankan milyaran uang negara, superhero yang bisa memberi wejangan bijak bagaimana menyelesaikan konflik pemilihan ketua PSSI sehingga persebakbolaan bangsa tidak stagnan sekadar di titik euforia "Irfan Bachdim-holic" tanpa adanya prestasi membanggakan, superhero yang memiliki visi, trik dan tips tentang bagaimana membubarkan aksi anarkis mahasiswa dan tawuran massal suporter sepakbola dengan damai, superhero yang mampu mengajarkan bagaimana menangkap 2 selebritis kriminalis Melinda dan Shelly tanpa terendus oleh media massa, dan juga superhero yang memiliki visi intelektualitas dan intelejensi mengungkap misteri teror bom paket buku beberapa pekan silam, pada  intinya bahwa Republik yang kita cinta ini memang sungguh begitu membutuhkan contoh heroisme seorang manusia super yang mampu menyelesaikan semua masalah pelik di negara ini tanpa menimbulkan masalah baru, sehingga kita sebagai warga negara dapat belajar untuk tidak sekedar hanya mampu terus terbuai dalam romantisme sejarah patriotik dan kepahlawanan bangsa di masa lalu tetapi mengembalikan kobaran nyala api kebanggaan nasionalisme kita sebagai abdi sang Merah Putih kawan....


My name is Ryo and Im not a Superhero...


Senin, 04 April 2011

Just Waiting

Detak waktu beranjak
Iringi laraku
Ku menantimu wahai pemikat hati
Sekujur tubuh menanti
Untuk dapat bertemu
Tolonglah hadir aku menantimu
Bila waktu tlah berlalu
Senja dan hatiku kelabu
Bila janji tak lagi berarti
Sayang akankah kau tepati
Menunggu ternyata menyakitkan


 Alunan melodi mendayu-dayu khas Ribas mengiringi semburat temaram malam yang begitu gigil menemani kesendirianku malam ini. "I have nothing to do coz its the lazy time" sodara-sodara..Entah sudah berapa puluh kali tatapan mata ini beralih dari jam dinding, ke jam tangan, terus ke jam di handphone, mempertegas mosi tidak percaya terhadap sang penunjuk waktu,  stereotype... begitu terus berulang-ulang. Karena aku sedang menunggu kawan..Sungguh waktu tersebut ternyata terkadang lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu cepat bagi mereka yang takut, terlalu panjang bagi mereka yang gundah dan terlalu pendek bagi meraka yang bahagia..Tetapi bagi yang mengisi waktu sebaik mungkin, waktu merupakan kunci kehidupan yang sebenarnya. Seperti itulah teorinya, namun sekarang saya sedang tidak tertarik dengan teori tersebut karena saya sedang menunggu..waktu terasa begitu lambat berputar pada saat kita berada di posisi seperti ini, seakan-akan ada medan magnet yang menghambat waktu itu berputar pada sumbunya.

Kalau ada survey tentang pekerjaan yang paling membosankan sekaligus mengesalkan di dunia ini, maka jawabannya adalah "menunggu" . Tanyakan hal ini pada bapak-bapak yang sedang menemani istrinya berbelanja apalagi kalau sang istri adalah seorang shopingholic sejati yang dianugerahi bakat menawar luar biasa atau tanyakan betapa tak enaknya menunggu pada para mahasiswa yang jantungnya tengah berdebar kencang menunggu pengumuman hasil ujian saat dimana nasibnya sangat tergantung pada permutasi huruf atau angka yang akan muncul di kolom samping namanya , atau tanyakan tentang betapa membetekannya menunggu pada tim-tim di Serie A Italia yang harus puas selalu menjadi penonton setia pesta scudetto Inter Milan 7 tahun berturut-turuta, akan halnya bila hal yang sama ditanyakan pada seorang ababil alias ABG labil yang baru saja menyatakan cintanya dan dijawab dengan alasan klasik oleh sang pujaan hati "saya nda bisa menjawabnya sekarang, beri saya beberapa hari untuk berpikir" .. Maka sempurnalah mulai saat itu perasaan sang abg labil diaduk-aduk, diobok-obok sedemikian rupa seperti kocar kacir dan morat maritnya bumbu-bumbu dapur yang berdesak-desakan dan bertumbuk-tumbukkan di dalam blender, waktu sehari baginya seperti setahun, kehilangan gairah makan, gusar, gelisah, gaduh, gundah gulana tapi tidak gundala karena itu superhero sang putra petir. Yah seperti itulah keajaiban dari kata menunggu, saya, kamu, dia dan mereka pasti pernah merasakannya padahal bila dicermati lebih bijak ternyata selalu ada hikmah dari menunggu, setidaknya mengajarkan kita untuk sabar serta lebih menghargai sang waktu sebab sungguh Allah memang tidak pernah menjanjikan bahwa langit itu selalu biru, bunga selalu mekar, dan mentari selalu bersinar tapi ketahuilah bahwa Dia selalu memberi pelangi di setiap badai, senyum di setiap air mata, berkah di setiap cobaan, jawaban di setiap do'a dan keindahan di balik setiap penantian panjang karena hidup bukanlah sebuah tujuan melainkan perjalanan. Jadi jelas ternyata kita lebih mendapat pelajaran hidup ketika berada di posisi menunggu dibanding orang yang ditunggu. Dinamika roda waktu memang selalu angkuh dengan keteraturannya tapi juga bijak dengan pembelajarannya.


Namun pada beberapa kesempatan ada beberapa anomali situasi yang mengharuskan kita memang tidak boleh menunggu dan lebih baik bersegera..lets start its early..
Jangan menunggu bahagia baru tersenyum,
tapi tersenyumlah maka kamu akan bahagia..

Jangan menunggu kaya baru bersedekah,
tapi bersedekahlah maka kamu akan semakin kaya..

Jangan menunggu termotivasi baru bergerak,
tapi bergeraklah maka kamu akan termotivasi..

Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli,
tapi pedulilah dengan orang lain maka kamu akan dipedulikan..

Jangan menunggu orang memahami kamu baru kita memahami dia,
tapi pahamilah orang itu maka orang itu akan memahami kamu..

Jangan menunggu terinspirasi baru menulis,
tapi menulislah maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu..

Jangan menunggu proyek baru bekerja,
tapi berkerjalah maka proyek akan menunggumu..

Jangan menunggu dicintai baru mencintai,
tapi belajarlah mencintai maka kamu akan dicintai..

Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang,
tapi hiduplah dengan tenang Insya Allah bukan sekadar uang yang datang..

Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti,
tapi bergeraklah maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti..

Jangan menunggu sukses baru bersyukur,
tapi bersyukurlah maka kesuksesanmu akan bertambah..

Jangan menunggu bisa baru melakukan,
tapi lakukanlah kamu pasti bisa..
Karena konon katanya seorang pecundang hidup selalu MENUNGGU bukti  sementara  pemenang hidup menjadi bukti...
Oh iya sudah jam 1 sekarang..akhirnya waktu itu telah tiba..saatnya daftar paket hemat nelpon...hehe..Lets killing the night sayam... =)
 
 

Shalat dalam Sajak

  
Indahnya Shalat

Bila Shubuh utuh..
Pagi tumbuh, hati pun teduh..
Pribadi tidak angkuh dan keluarga tak keruh..
Maka damai berlabuh..
Genderang kejayaan Islam pun ditabuh..

Bila Dzuhur teratur..
Diri jujur, hati tidak kufur..
Rasa selalu syukur, amal tidak uzur..
Keluarga akur, maka pribadi jadi makmur..
Kemuliaan pun tumbuh subur..


Bila Ashar kelar..
Jiwa sabar, raga jadi tegar..
Kebahagiaan menyebar..
Simpul senyum melebar..
Aura positif memancar..
Maka rezeki pun lancar..


Bila Maghrib tertib..
Ngaji jadi wajib, wirid pun jadi karib..
Jauh dari aib..
Maka syafaat tidak raib..
Hingga memperbaiki nasib


Bila Isya terus bercahaya..
Iman jadi kaya..
Dihindarkan dari marabahaya..
Ibadah pun layaknya tamasya..
Tak terasa hingga umur separuh baya..
Menjadi muslim sejati nan raya..
Itulah impian saya..
  
\Amin Ya Allah, Amin ya Rahman, Amin ya Rahim….Amin ya Mujibasahillin....



Minggu, 03 April 2011

Kesehatan Gratis


"Orang miskin dilarang sakit"
Pasemon ini pernah booming beberapa tahun lalu dengan niat mulia sekedar ingin menyindir secara halus sekaligus menggugah secuil sisi kemanusiaan dari pemerintahan negeri ini namun rupanya saraf-saraf para pranata pemerintahan ini telah sempurna kebebalannya alias mati rasa. Wajah-wajah sendu para balita mungil yang mengidap gizi buruk dan jeritan tangis para anak-anak bangsa dengan penyakit-penyakit bawaan atau cacat lahir namun tak punya cukup rupiah untuk operasi hanya mendapat picingan sebelah mata dari mereka para rezim yang berkuasa maka jangan heran kalau kita terancam berada dalam gerbang " the lost generation " !!!

Tawaran solutif setengah hati pun diapungkan oleh para pelakon senayan yaitu dengan adanya program "Kesehatan Gratis". Namun kenyataannya secara faktual di lapangan ternyata jauh panggang dari pada api. Pengurusan yang rumit, benturan program antara pihak provinsi dan kabupaten/kota ketika sistem rujukan digunakan,  penyalahgunaan hak program ini oleh orang-orang yang sebenarnya mampu secara materi, keterbatasan item-item kesehatan yang digratiskan , proses yang bertele-tele dan memakan waktu di RS, obat yang didapat generik pula, pelayanan yang didapat pun jauh di bawah standar membuat mereka berapologi bahwa lebih baik berobat kampung atau jalur alternatif sodara-sodara sekalian....Apalagi mengingat program kesehatan gratis ini hanya tekonsentrasi pada wilayah upaya kuratif (pengobatan) dan mengabaikan tatanan preventif atau pencegahan..Yah mereka hanya suka memberi multivitamin dan buah-buahan pada orang sakit agar menjadi sehat tapi tak pernah terpikir untuk memberi multivitamin dan buah-buahan untuk mencegah orang sehat agar tidak sakit... Ironis...

Padahal menurut sosok yang begitu saya idolakan bahwa sebenarnya memanage program kesehatan gratis di suatu itu sangatlah mudah. Dalam bahasa sederhana begini ungkapnya " Kesehatan gratis itu gampang, investasikan atau depositokan di Bank saja sejumlah anggaran yang menjadi porsi untuk penunjang pelayanan kesehatan, dana itu kemudian menjadi dana abadi lalu bekerja sama dengan pihak asuransi terpercaya dalam mengawasi proses dan pelaksanaannya di lapangan..itu saja..kalau memungkinkan bahkan seluruh masyarakat bisa kita asuransikan.."

Kesehatan memang adalah salah satu kebutuhan dasar setiap manusia menurut kriteria Maslow. Yah, setiap aku, kamu, dia dan mereka pasti butuh untuk hidup sehat agar dapat menjalankan seluruh fungsi kehidupan dengan sempurna baik sebagai hamba maupun sebagai khalifah di muka bumi. Nyatanya  jauh sebelum mereka berkicau ria tentang program " Kesehatan Gratis " dan bahkan jauh sebelum Maslow merumuskan tentang kebutuhan dasar manusia tersebut, sadar atau tidak sadar yang Maha Kuasa telah lebih dahulu memberikan kesehatan secara gratis kepada kita semua mahluk ciptaan-Nya terkasih namun sialnya kita manusia malah terkadang tidak menyadari adanya karunia mega anugerah ini, bahkan kita lebih banyak menjajah tubuh ini sedemikian rupa sampai di luar batas kemampuannya, sampai aus, sampai lowbet hanya untuk menguber kenikmatan hedonis duniawi. Mungkin karena idiom yang berkembang dalam masyarakat Indonesia bahwasanya biasanya segala sesuatu yang gratis itu selalu bukanlah barang yang istimewa atau umumnya merupakan barang-barang yang telah mengalami degradasi mutu baik secara kualitas maupun kuantitas, seperti halnya beras raskin atau sumbangan pakaian bekas gratis misalnya. Hal inilah yang membuat manusia pada umumnya tidak pernah menyadari karunia kesehatan tersebut sampai sebuah penyakit menampar dan menyadarkan mereka.

Titah manusia pada umumnya memang baru merasakan arti pentingnya sesuatu setelah kehilangan sesuatu hal tersebut. Kita baru merasakan betapa pentingnya makna kesehatan dalam kehidupan setelah kehilangan kesehatan itu dan mengalami sakit. Jadi memang rasa sakit itu terkadang perlu  yang tidak lain untuk menyadarkan manusia agar lebih bersyukur sodara-sodara sekalian...

Jadi apa yang perlu dibanggakan dari keindahan fisik yang nyaris sempurna bila raga tersebut kehilangan fungsi fisiologisnya. Apa yang bisa dibanggakan dari sepasang mata yang indah bak tatapan elang yang sekali melirik dua sampai tiga lawan jenis terklepak-klepak bila mata itu lalu katarak sebelahnya, apa yang bisa dibanggakan dari sepasang kaki jenjang dan betis gempal padat berisi bila harus lumpuh lunglai di atas kursi roda, apalah gunanya semua keindahan ragawi itu bila Allah SWT mencabut nikmat fungsinya, jawabnya tak ada..karena semuanya menjadi nisbi tak berarti sama sekali. Sebab begitulah hukum alamnya bahwa segala sesuatu yang berbau materi dan fisik adalah fana atau tak abadi. Jadi janganlah terlalu membanggakan kulit yang kuning langsat, bibir merah delima, mata bola anggur, hidung lancip kulit durian, atau pipi bulat tomat mungkin. 

Seiring dengan derap dan dinamika peradaban yang terus melaju menuju pusaran global dan modernisasi sangat jamak kita temui manusia-manusia yang bekerja keras membanting tulang, membanting otak dan otot hanya untuk mencari rupiah demi rupiah hingga mengabaikan kesehatan dan berpuluh-puluh tahun kemudian manusia-manusia yang sama ini pun menjadi sukses bergelimang harta berhasil memuaskan hasrat hedonisnya namun sayangnya beberapa tahun kemudian sekonyong-konyong menghabiskan seluruh harta tersebut hanya untuk sekedar SEHAT...Satire...


So mulai sekarang belajarlah mensyukuri nikmat anugerah ini karena semuanya gratis kawan..Di saat kita miris melihat nyaris tak ada lagi yang gratis di bumi ini di tengah dinamika peradaban yang demikian gegap-gempita menyajikan repertoar-repertoar global yang genuine dan beradab ini kawan..maka Rawatlah baik-baik mega anugerah yang gratis ini dengan sebaik-baiknya..

Otak yang merupakan komputer termutakhir dan terbesar kapasitas memorinya butuh refreshing setelah penat.
Mata yang merupakan kamera hidup yang mampu memotret tanpa film butuh memandang objek jauh minimal setiap 15 menit setelah kita membaca buku, menonton ataupun berada di depan komputer agar visusnya tetap baik.
Telinga yang merupakan stasiun penerima gelombang suara perlu rajin dibersihkan dengan cara yang baik dan benar bukan dengan menggunakan benda-benda tajam seperti kunci atau keris  tapi dengan cottonbudh yang berkepala mini ingat yang mini bukan yang besarnya seperti ibu jari karena itu hanya akan mendorong masuk sekret/kotoran.
Tulang belakang yang beruas kuat namun lentur menjaga jaras-jaras saraf ke berbagai organ dan tungkai juga harus dipelihara dengan cara duduk yang baik dalam posisi vertikal satu garis lurus tidak miring kiri atau kanan semau gue, tidak juga terlalu dimanjakan dengan ranjang atau sofa-sofa empuk karena seluruh beban tubuh berada di ruas tulang belakang bagian bawah ketika kita berubah posisi dari baring ke duduk atau dari duduk ke posisi berdiri akan halnya dengan posisi tubuh ketika mengangkat beban berat sebaiknya dengan berjongkok dahulu lalu mengangkat jangan dengan sambil merunduk karena beban yang diangkat terbagi juga ke ruas tulang belakang bagian bawah pula.
Jantung yang merupakan kuli ajaib yang tak kenal lelah juga butuh istirahat yang cukup agar awet sehingga katup-katup dan otot-ototnya tidak mudah aus maka tidurlah yang cukup setiap harinya kawan..
Hidung yang merupakan Air Conditioner multifungsi otomatis..
Paru-Paru yang merupakan ruang ventilasi dengan loket saluran yang sangat panjang juga harus selalu dijaga dari jahilnya asap-asap rokok tak berprikemanusiaan..
Lidah yang pesilat tak kenal lelah..
Tenggorokan yang merupakan saluran dwi fungsi yaitu bersuara dan menelan..
Lambung yang merupakan bejana lunak berisi asam pekat harus selalu dijaga dengan makan teratur dalam hal kualitas gizi dan frekuensi..
Usus yang merupakan pabrik yang mengurai racun menjadi gizi janganlah terlalu dimanjakan dengan jajanan tidak hygienis dari luar.
Hati yang merupakan pabrik primitif sekaligus super modern yang menjalankan bisa sampai 500 jenis tugas fungsional tubuh juga perlu dijaga dari jahiliyahnya minum beralkohol.
Ginjal yang tersusun atas dua juta alat saring untuk membersihkan darah harus dipelihara fungsinya dengan meminum air putih minimal 8 gelas sehari atau juga jangan suka menunda-nunda untuk buang air kecil sodara-sodara...

Karena kesemua organ di atas membentuk manusia menjadi sebentuk mahlukoktilioner yang ajaib. Sehingga organ-organ di atas memiliki hak untuk dijaga, dipelihara dan dirawat sebab sungguh mereka merupakan titipan Allah SWT pada kita manusia. Maka janganlah sekali-sekali membuat organ-organ tersebut menyesal ditempatkan dalam raga kita ini hingga mereka berdemonstrasi atau bahkan sampai mogok kerja. Ketika terjadi pergeseran episentrum epidemiologi penyakit dari penyakit infeksius ke penyakit degeneratif maka umumnya saat ini penyakit bukanlah sebuah takdir tapi adalah konsekuensi dari pilihan kita..yaitu pilihan kita untuk membiasakan pola hidup tidak sehat. Sehat itu sebenarnya murah dan mudah, sayangnya justru kita manusia sendiri yang membuatnya jadi mahal dan susah..




Sebait Ode Untuknya...


 C A N D U

Kau adalah candu bagiku...

Candu yang seperti muscle relaxan high dose..
Melemaskan semua otot pada tungkai setiap kali kita mencoba menerjemahkan rasa itu...
Candu yang bekerja bak diazepam dosis tinggi..
Mendepresi batang otak menyesakkan napas ini setiap berada di dekatmu...

Candu yang menstimulus semua hormon yang bekerja di sistem lymbic ku...
Stimulus sama yang selalu dapat mensekresi epinefrin dari post ganglionnya..
Senyuman itu lalu memicu adrenalin mendetakkan jantung lebih cepat..
Suara itu mengacaukan sistem proprioseptif dan nosiseptif dengan sempurna.

Menghadirkan affek elasi tak berbatas...
Menimbulkan simpul senyum tak berbias...


Sungguh tak ada keraguan sedikitpun dan sedetikpun tuk menjadi seorang pencandumu sayam...