Selasa, 05 Juni 2012

Atas Nama Waktu dan Newton

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang
Aku tanpamu butiran debu...

(Butiran Debu - Rumor)

Dua bintang terjatuh, ratusan lainnya masih bertahan untuk temani bulan berlabuh di langit malam. Gerimis turun malu-malu membentuk sebuah nada yang terpantulkan atap genting. Rintik hujan mulai menari riang di atas tanah bumi. Bagiku hujan adalah isyarat alam yang paling mengerti akan kesedihan manusia, terasa selalu ada simpati di setiap bulir airnya.

Jam dinding baru mengabarkan pukul 19.15 malam, padahal tadinya serasa sudah berjam-jam aku duduk manis di hadapan laptop ini. Apakah mungkin jarum jam dinding itu sudah mulai malas-malasan untuk bergerak, ataukah angka-angka itu yang telah berbohong, entahlah yang jelas sebelumnya selama ini mereka baik-baik saja berkoordinasi dalam hal mengendalikan sekaligus dikendalikan oleh sesuatu yang ghaib yang terperangkap di dalam jam tersebut bernama "waktu".

Wal Ashr ( Demi Waktu)...
Ghaib dan ajaib, itulah 2 kata yang paling tepat untuk mewakili kehadiran 'waktu" dalam kehidupan manusia, aku selalu kagum pada kemampuan waktu untuk bisa memberikan kehidupan yang berbeda bagi setiap orang, benar bahwa saya merasa sudah berjam-jam mengutak-atik laptop ini, tapi mungkin saja di sudut ruangan lain di sana ada sepasang kekasih yang sedang makan malam bersama, seorang anak yang didongengkan oleh ibunya, atau seorang nenek yang sedang menonton sinetron kesayangannya, mereka semua justru merasa waktu berjalan begitu cepat, padahal waktu yang kami habiskan sama saja. Apakah memang waktu yang merekam ingatan dan kenangan?? Lalu apa hubungannya waktu dan persepsi?? Apakah hidup kita dikendalikan oleh waktu?? ataukah kita yang mengendalikan waktu?? -Ghaib...

Teka-teki waktu ternyata sudah menjadi teka-teka terbesar sejak awal permulaan manusia. Teka-teki yang masih terus menjadi tanda tanya besar sementara sang waktu sendiri terus menerus mengalir tanpa pernah diketahui titik awal dan titik akhirnya. Akan halnya hidup, waktu pun diibaratkan sebagai sebuah alir sungai, kita tak akan pernah bisa menceburi sungai yang sama dalam keadaan yang sama dua kali. Sebabnya sederhana, air sungai terus mengalir dari hulu ke hilir, maka seperti itulah waktu, - Ajaib...


Tiga tahun adalah kata yang pendek untuk diucapkan tetap cukup lama untuk dijalani.
Rindu...adalah kosa kata yang dulu hampir setiap hari kita umbar ketika waktu mengkhianati jarak, akhir-akhir ini kosa kata tersebut benar-benar menunjukkan racun sesungguhnya yang bereaksi di seluruh jalan darahku, terasa merambati seluruh kapiler rasa, seolah semua denyut nadi meneriakkan namamu, engkaupun mulai rutin menghampiriku dalam alam mimpi terindahku, tak ayal apa yang kurasa tentangmu tiba-tiba menjadi berkali-kali lipat lebih kuat, wangi parfummu, rambut indahmu,tatapan sayangmu, dan terutama senyum manismu yang bahkan bisa membuatku melupakan Inter Milan, seluruhnya menghisapku ke dalam lubang hitam kesunyian.. Aku merindukan semuanya Ariana...semua tentangmu...

Rasa rindu yang terawat dengan awet bersama melajunya barisan angka-angka dalam kalender, tentangmu mungkin tak semuanya kuingat tetapi begitu banyak yang kukenang. Kenangan yang tak sanggup kusederhanakan dalam bentuk kata apapun dalam tulisan ini. Setiap kukenang fragmen perpisahan kita, aku pikir aku bukanlah lelaki yang baik seperti yang orang lain katakan sebab aku pernah membuatmu sedih dan terluka, maafkan aku, meskipun terlambat semoga tak sia-sia...Maafkan aku...


Entah bagaimana Ariana, engkau tetap punya posisi istimewa dalam hatiku. Engkau seolah selalu punya ruang tersendiri yang khusus milikmu seorang, yang meskipun begitu jauh berada di dasar palung hatiku terdalam, sejujurnya aku masih rajin menengokmu, berjalan-jalan di sana, berdiam diri untuk waktu yang cukup lama menikmati kenangan kita berdua, ada foto-foto kita di sana, surat-surat cinta kita, keisengan-keisengan kita hingga ciuman dan pelukan pertama kita. Di salah satu bagian kamar ini masih ada lukisan wajahmu, hadiah pertama yang kuterima darimu saat hari ulang tahunku yang ke - 17, sekaligus sekarang menjadi sebuah pintu portal waktu agar aku bisa memasuki salah satu ruangan dalam hatiku yang pernah engkau tinggali untuk waktu yang cukup lama, -kembali mengenangmu. Perlahan mata rinduku mulai menjelma sunyi, tenggelam dalam kealpaan yang panjang akan hadirmu, sebuah kumpulan gelaja spritual yang berada dalam simpul kata...Cinta..yah sesungguhnya aku masih terlalu mencintaimu Ariana...


Malam semakin temaram, hanya ada satu bintang yang bertahan di sana tapi sinarnya sekuat bulan. Ingatan melemparku ke masa SMA, saat aku sedang tergila-gilanya pada 3 hal, sepakbola, Fisika dan kamu Ariana. Aku mengenalmu sejak dulu saat kita masih berada di sekolah dasar, dalam beberapa momen kita juga pernah saling berkomunikasi, namun saat itu aku hanya sekadar mengenalmu sebagai bintang terang yang nampak begitu dekat sekaligus juga terlalu tinggi tuk diraih. Namun kemudian takdir berpihak padaku, di tahun terakhir SMA saat aku sedang jatuh cinta pada Hukum Newtonn, aku pun mulai sadar bahwa segemerlap apapun cahaya bintang ternyata bintang tetaplah struktur kosmik yang tetap bisa terjatuh di malam hari untuk menyapa bumi. Entah siapa yang memulai terlebih dahulu saat itu, chemistry antara kita pun mulai terjalin indah.

Hukum I Newton, Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus, selama tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut atau tidak ada gaya total pada benda tersebut..Inersia...

Ariana...
Sebelum  engkau datang menjajah hatiku, hari-hariku biasa-biasa saja, irama jantungku berdetak sewajarnya dan sekolah tetap membosankan seperti seharusnya sebab itulah aku adalah salah satu siswa penganut paham 'datang paling telat dan pulang paling cepat' di sekolah. Tetapi setelah kau mulai mengetuk pintu hati ini dengan begitu kerasnya, Semuanya berubah! Tiba-tiba aku harus menahan napas saat berpapasan denganmu, waktu seolah melambat berbanding terbalik dengan detak jantungku yang berdegup seperti pacuan kuda. Dan sekolah? aneh sekali, rasanya aku merasa sekolah bagai tempat terindah di dunia, bahkan bila memungkinkan aku ingin sekali jam pelajaran ditambah setiap harinya atau selamanya. Mungkin kau adalah 'gaya total" itu Ariana..'gaya total' bagi laju hidupku yang sebelumnya tenang dan stabil dalam lintasan lurus.


Hukum II Newton, Jika suatu gaya total bekerja pada benda, maka benda akan mengalami percepatan, di mana arah percepatan sama dengan gaya total yang bekerja padanya.

Ariana...
Aku yakin engkau tahu dan paham betul tentang takikardi. Namun pernahkah engkau mendengar takikardi romantis? tak perlu bingung dan sia-sia untuk membuka kamus karena itu adalah frase kata ciptaanku. Percepatan irama jantung, aku mengalami itu setiap kali berdekatan denganmu ketika itu Ariana, seperti ada mahluk aneh di dada sebelah kiri ini yang menghantam jantungku dengan  palu godamnya, loop doop loop doop seperti itu bunyinya..terjadi pula peningkatan suhu tubuh secara simultan, aku pun keringatan, diperparah dengan gejala peningkatan gerak tik involunter yang patologis dari otot-otot ekstremitas, singkatnya aku gemetaran. Sementara di sisi lain aku merasakan adanya semangat baru yang menjalar dalam rutinitas hidupku, aku mulai suka bernyanyi, mencocok-cocokkan kisah kedekatan kita dengan lirik lagu, syahdunya...aku semakin rajin belajar karena ingin menonjol di kelas, adrenalinku terpacu lebih deras saat bermain bola, dan malam harinya aku semakin intens menghubungimu lewat telefon. Aku pun semakin yakin kau adalah "gaya total" bagi hidupku.


Hukum III Newton, Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua memberikan gaya kepada benda yang pertama, kedua gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah....F aksi = - F reaksi

Ariana...
Aku melihat kita berjodoh menurut Hukum III Newton ini, aku berkulit hitam, kau putih. Aku pendiam, kau suka bicara. Aku suka Fisika dan Bahasa Indonesia, kau suka Biologi dan Bahasa Inggris. Aku pemalu, kau periang. Aku mudah marah, kau penyabar. Aku sembrono, kau teliti. Aku pemalas, kau rajin. Aku terburu-buru, kau matang penuh perencanaan. Kita saling berlawanan tapi sekaligus saling menggenapkan, inilah yang membuat gerak jadi sempurna membuat cinta kita jadi begitu indah.
Bagiku seperti itulah seharusnya chemistry, ia tak menghilangkan konsep hidup yang memang terdiri dari tarik menarik antara nilai-nilai yang berbeda satu sama lainnya, positif-negatif, hitam-putih, baik-buruk, dan seterusnya. Ia justru membebaskan nilai-nilai itu untuk saling bertemu dan saling melengkapi, menggenapkan satu sama lainnya...



Ariana...
Saat itu aku hanya berpikir sebagai laki-laki biasa yang menemukan sebagian dirinya dalam dirimu, bagiku kaulah yang menyempurnakan hidupku. Seperti seriusnya aku dalam melahap soal-soal Fisika, akupun serius tentang cinta. Jauh setelah kita melewati ratusan hari bersama aku pun mulai sadar bahwa kaulah satu-satunya wanita yang paling setia dan sabar pada semua tentang diriku, seorang pendengar yang tulus dan pemberi nasehat yang bijak, sebuah kemampuan ajaib yang tak sanggup kupelajari hingga kini dan keistimewaanmu yang belum pernah kutemukan lagi pada perempuan selain dirimu.

Ariana...
Atas nama waktu dan Hukum I,II,III Newton sungguh aku merindukanmu....

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar